Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Old World Swallowtail
Old World Swallowtail (inaturalist.org/bobhunter2)

Intinya sih...

  • Old World Swallowtail adalah salah satu kupu-kupu terbesar di Eropa dan mudah diidentifikasi

  • Subspesies britannicus hanya hidup di rawa basah dan bergantung pada milk-parsley

  • Mengelabui pemangsa dengan ilusi kepala palsu, jantan melakukan “Hilltopping” untuk mencari pasangan, dan perilaku makannya berubah seiring pertumbuhan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kupu-kupu identik dengan keindahannya, salah satunya Old World Swallowtail. Spesies ini merupakan salah satu kupu-kupu besar yang mudah dikenali berkat tampilannya yang mencolok. Sayap kuning cerah dengan urat hitam tegas, deretan bintik biru, serta satu mata palsu berwarna merah di bagian belakang menjadikannya salah satu spesies paling ikonik di kawasan beriklim sedang. Dua ekor memanjang pada sayap belakang semakin menambah keunikan rupa sekaligus berperan penting dalam mekanisme pertahanannya.

Kupu-kupu ini dapat ditemukan di berbagai habitat terbuka, mulai dari padang rumput, kebun, lereng bukit, hingga tepian hutan. Persebarannya pun sangat luas, membentang dari sebagian besar Eropa, Afrika Utara, Asia Barat, hingga mencapai Jepang. Namun, beberapa ras lokal, seperti britannicus di Inggris menunjukkan preferensi habitat yang jauh lebih khusus, menandai betapa adaptif namun sekaligus sensitifnya spesies ini terhadap kondisi lingkungan.

Spesies dengan nama ilmiah Papilio machaon ini bukan hanya memikat dengan keindahan visualnya, tetapi juga perilaku, dan kemampuan bertahan hidup yang menarik untuk kita simak melalui lima fakta dari Old World Swallowtail berikut ini.

1. Salah satu kupu-kupu terbesar di Eropa dan mudah diidentifikasi

Old World Swallowtail (inaturalist.org/kemper)

Memiliki bentang sayap mencapai 65 hingga 95 mm, Old World Swallowtail termasuk salah satu kupu-kupu terbesar di benua Eropa, bahkan menjadi salah satu yang terbesar di Finlandia. Ukurannya yang besar, warna kuning cerah, bercak hitam kontras, serta ekor panjang di sayap belakang membuatnya hampir mustahil tertukar dengan spesies lain, kecuali Scarce Swallowtail, yang memiliki bentuk mirip namun bergaris seperti harimau.

Individu betina biasanya lebih besar daripada jantan, dan dalam beberapa populasi tertentu, betina bahkan dapat memiliki sayap depan yang panjangnya melebihi 8,8 cm. Keanggunan ini menjadikan mereka salah satu favorit kolektor dan pengamat kupu-kupu, meski beberapa subspesies kini dilindungi secara penuh di negara seperti Inggris.

2. Subspesies britannicus hanya hidup di rawa basah dan bergantung pada milk-parsley

Old World Swallowtail (inaturalist.org/maxverheij)

Di antara seluruh variasi Old World Swallowtail, ras Inggris britannicus menjadi yang paling unik sekaligus paling terbatas penyebarannya. Berbeda dari populasi Papilio machaon lain yang dapat hidup di berbagai habitat terbuka, ras ini justru merupakan spesialis rawa basah. Melansir Butterfly Conservation, britannicus hanya berkembang di fen terbuka yang ditumbuhi milk-parsley, yakni satu-satunya tanaman inang yang mereka gunakan untuk meletakkan telur dan menjadi sumber pakan larva. Persebaran ras britannicus sangat sempit, sebab mereka hanya ditemukan di Norfolk Broads, wilayah rawa luas di Inggris timur yang mampu menyediakan kondisi habitat sesuai kebutuhan spesifik mereka.

Mengutip Euro Butterflies, ciri fisik yang membedakan ras ini adalah bentuk sayap depan yang lebih sempit dibandingkan populasi Eropa lain. Para ahli berspekulasi bahwa bentuk sayap tersebut mungkin berfungsi mencegah britannicus bermigrasi keluar dari wilayah berkembang biaknya, terutama karena area di luar Norfolk Broads umumnya tidak menyediakan habitat yang cocok.

Ketergantungan terhadap ekosistem fen yang sangat khusus inilah yang menjadikan britannicus salah satu ras kupu-kupu paling lokal dan rentan di Inggris, sekaligus contoh menarik tentang bagaimana adaptasi dapat mengikat suatu populasi pada lingkungan tertentu.

3. Mengelabui pemangsa dengan ilusi kepala palsu

Old World Swallowtail (inaturalist.org/mnt99york)

Jika dilihat sekilas, Old World Swallowtail tampak seperti kupu-kupu cantik biasa. Namun, siapa sangka keindahan visual mereka bisa menipu predator? Pada bagian belakang sayapnya terdapat deretan bintik biru dan satu mata palsu berwarna merah, dilengkapi dua ekor memanjang yang menyerupai antena. Pola ini menciptakan ilusi seolah kepala kupu-kupu berada di bagian belakang sayap.

Saat burung pemangsa menyerang, mereka kerap tertipu dan mematuk bagian ekor atau bintik merah tersebut, bukan kepala yang sebenarnya. Serangan pun meleset, dan kupu-kupu dapat terbang menyelamatkan diri.

4. Jantan melakukan “Hilltopping” untuk mencari pasangan

Old World Swallowtail (inaturalist.org/reuvenm)

Melansir Animal Diversity Web, salah satu perilaku paling menarik dari Old World Swallowtail adalah kebiasaan jantannya melakukan hilltopping, yaitu terbang menuju titik tertinggi di suatu lanskap, seperti bukit, tebing, atau puncak lereng untuk menunggu kedatangan betina. Alih-alih berkeliling mencari pasangan secara acak, mereka memilih lokasi yang secara alami menjadi 'pertemuan arus udara' bagi kupu-kupu betina yang sedang terbang di daerah tersebut.

Saat berada di puncak, jantan biasanya melayang-layang sambil menjaga wilayah kecil. Begitu melihat betina melintas, mereka langsung terbang mendekat dan mencoba melakukan pendekatan. Strategi ini sangat efisien karena memaksimalkan peluang bertemu pasangan di lanskap luas, terutama di habitat terbuka dan berbukit.

5. Perilaku makannya berubah seiring pertumbuhan

Old World Swallowtail (inaturalist.org/iain_robson)

Old World Swallowtail memiliki kebiasaan makan yang berubah sesuai tahap hidupnya. Saat masih menjadi larva, mereka bergantung pada tanaman dari keluarga Apiaceae seperti fennel, wortel liar, hingga milk-parsley. Larva muda biasanya memakan daun terlebih dahulu, tetapi setelah tubuhnya membesar, mereka mulai memilih bunga tanaman inangnya yang lebih kaya nutrisi.

Ketika bertransformasi menjadi kupu-kupu dewasa, pola makannya berubah total. Imago tak lagi mengonsumsi daun, melainkan mengisap nektar dari beragam bunga. Menariknya, saat sedang mengisap nektar, Old World Swallowtail selalu mengepakkan sayapnya terus-menerus. Mengutip Butterflies of Crete, gerakan ini bertujuan untuk membantu menjaga keseimbangan tubuh agar tidak membebani bunga yang rapuh, sekaligus memungkinkan mereka tetap siap terbang cepat apabila ada ancaman mendadak.

Old World Swallowtai tidak hanya memiliki pesona visual yang memikat dengan warna kuning cerah dan ekor panjang yang khas, tetapi juga memiliki perilaku dan kemampuan bertahan hidup yang membuatnya menjadi salah satu kupu-kupu paling menarik untuk diamati.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team