ilustrasi jalan raya di Ouagadougou (commons.wikimedia.org/Helge Fahrnberger)
Dari era kolonial hingga pasca-kemerdekaan, Burkina Faso tetap mempertahankan Bahasa Prancis sebagai bahasa resmi tunggal. Hal ini cukup praktis karena Bahasa Prancis sebagai jembatan komunikasi antar etnis agar taka da suku yang merasa bahasa mereka dianaktirikan.
Bahasa Prancis juga memudahkan diplomasi dengan negara-negara lain, terutama negara-negara francophone. Namun, hingga Desember 2023, pemerintah Burkina Faso secara resmi mengubah konstitusi yang merupakan bagian dari Gerakan dekolonisasi. Status Bahasa Prancis kini diturunkan menjadi bahasa kerja, artinya bahasa tetap digunakan dalam administrasi, dokumen formal, dan pendidikan. Namun, Bahasa Prancis gak lagi memegang gelar resmi sebagai bahasa nasional.
Sebagai gantinya, bahasa-bahasa lokal kini diangkat sebagai bahasa nasional. Seperti Bahasa Moore dari Ouagadougou, Bahasa Dioula, dan Bahasa Fulfulde. Langkah ini diambil untuk memperkuat kedaulatan nasional dan identitas budaya.