Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Scarce Swallowtail
Scarce Swallowtail (inaturalist.org/mnb_)

Intinya sih...

  • Pola sayapnya sangat khas dan mudah dikenaliScarce Swallowtail memiliki tampilan yang sangat ikonik. Sayap depannya berwarna putih kekuningan dengan enam garis hitam besar seperti harimau, sementara sayap belakangnya memiliki bercak biru berbentuk setengah bulan dan sebuah bercak oranye yang kontras.

  • Ukurannya cukup besar dan terbang seperti burungLebar sayapnya dapat mencapai 6 sampai 8 cm, bahkan hingga 85 mm pada beberapa individu. Bukan hanya besar, gerakan terbangnya juga sangat kuat dan mulus, membuatnya sekilas tampak seperti seekor burung kecil.

  • Namanya cukup sering disalahpahamiNama Scarce Swallowtail berasal dari

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Scarce Swallowtail adalah salah satu kupu-kupu yang penampilannya langsung menarik perhatian siapa pun yang melihatnya. Sayapnya yang lebar, pola garis layaknya harimau, serta gerakan terbang yang elegan membuat spesies ini kerap meninggalkan kesan mendalam, bahkan bagi orang yang bukan pengamat serangga. Meski namanya mengandung kata scarce atau 'langka', kupu-kupu ini justru cukup mudah dijumpai di berbagai kawasan Eropa Selatan. Keindahan dan karakter uniknya membuat banyak pencinta alam maupun wisatawan penasaran untuk mengenalnya lebih dekat.

Kupu-kupu dengan nama ilmiah Iphiclides podalirius ini menyimpan banyak hal menarik yang layak untuk diulas, mulai dari perilaku terbangnya yang memukau hingga kisah di balik penamaannya. Berikut lima fakta paling menarik tentang kupu-kupu spektakuler ini!

1. Pola sayapnya sangat khas dan mudah dikenali

Scarce Swallowtail (inaturalist.org/agosti)

Scarce Swallowtail memiliki tampilan yang sangat ikonik. Sayap depannya berwarna putih kekuningan dengan enam garis hitam besar seperti harimau, sementara sayap belakangnya memiliki bercak biru berbentuk setengah bulan dan sebuah bercak oranye yang kontras. Dua 'ekor' panjang pada sayap belakang menjadi ciri yang langsung menarik perhatian. Baik jantan maupun betina hanya memiliki sedikit perbedaan ukuran.

Ciri ini juga membantu membedakannya dari Old World Swallowtail yang memiliki corak lebih kotak-kotak dan ekor lebih pendek. Bahkan dari kejauhan, pola garis-garisnya membuat spesies ini mudah dikenali, sehingga jarang tertukar dengan kupu-kupu lain di Eropa.

2. Ukurannya cukup besar dan terbang seperti burung

Scarce Swallowtail (inaturalist.org/stekkelpak)

Salah satu daya tarik utama Scarce Swallowtail adalah ukurannya yang mencolok. Lebar sayapnya dapat mencapai 6 sampai 8 cm, bahkan hingga 85 mm pada beberapa individu. Bukan hanya besar, gerakan terbangnya juga sangat kuat dan mulus, membuatnya sekilas tampak seperti seekor burung kecil.

Melansir euroButterflies, kupu-kupu ini memanfaatkan angin naik saat terbang di daerah berbukit. Menggunakan sayap segitiga besarnya, ia dapat “melayang” dalam waktu lama tanpa mengepakkan sayap. Pemandangan ini sering membuat pengamat terpukau karena terlihat begitu elegan. Tidak heran spesies ini sering disebut sebagai salah satu kupu-kupu paling megah di Eropa.

3. Namanya cukup sering disalahpahami

Scarce Swallowtail (inaturalist.org/stephen6309)

Scarce Swallowtail sering membuat banyak orang salah paham. Melansir Butterflies of France, nama yang diberikan beberapa ratus tahun lalu oleh para pecinta kupu-kupu di Inggris ini berasal dari konteks sejarah, bukan dari kondisi sebarannya saat ini. Pada masa itu, spesies ini memang sangat jarang terlihat di Inggris, sehingga diberi nama 'scarce' yang berarti 'langka'.

Namun, di banyak wilayah Eropa Selatan seperti Kreta dan Kefalonia, kupu-kupu ini justru sangat umum. Bahkan, pengamat kupu-kupu modern sering menyebut bahwa spesies ini jauh lebih mudah ditemukan dibanding Old World Swallowtail, kerabat dekatnya. Hal ini menjadi contoh unik bagaimana sebuah nama ilmiah atau umum bisa bertahan ratusan tahun, meskipun tidak lagi mencerminkan kondisi aktual di alam.

4. Pola makan dan wilayah persebaran

Scarce Swallowtail (inaturalist.org/jeanpaulboerekamps)

Scarce Swallowtail dapat ditemukan di berbagai habitat di alam liar, mulai dari hutan yang masih terjaga, padang semak luas, hingga kebun buah dan area perkotaan. Bahkan, spesies ini kerap terlihat mengisap nektar di taman-taman rumah.
Ulatnya bergantung pada tanaman dari famili Rosaceae, terutama pohon almond, serta plum, pir, blackthorn, dan beberapa jenis hawthorn.

Kedekatannya dengan tanaman budidaya membuat kupu-kupu ini sering ditemukan di kebun, ladang, atau jalur alam yang ditumbuhi pohon buah liar.
Betina biasanya terbang perlahan mengitari pohon buah untuk mencari tempat meletakkan telur, dan pada momen seperti ini, pengamat dapat mendekat cukup dekat tanpa mengganggunya.

5. Memiliki dua generasi dengan perbedaan warna yang mencolok

Scarce Swallowtail (inaturalist.org/llreletll)

Salah satu fakta menarik lainnya adalah variasi warna antar generasi. Scarce swallowtail memiliki dua generasi setiap tahun, terbang dari akhir musim dingin hingga awal musim gugur. Mengutip Island Wildlife, generasi pertama biasanya memiliki warna kuning yang lebih kuat, sedangkan generasi kedua cenderung lebih pucat, bahkan hampir putih. Selain itu, generasi kedua biasanya berukuran lebih besar dan muncul sekitar bulan Juli. Fenomena perbedaan warna antar-generasi ini menjadi salah satu alasan spesies ini menarik untuk diamati berulang kali.

Scarce swallowtail merupakan kupu-kupu yang bukan hanya indah, tetapi juga penuh dengan keunikan, dari sejarah penamaannya hingga perilaku terbangnya yang menyerupai burung, setiap aspek dari spesies ini menyimpan daya tarik tersendiri. Meski populasinya masih stabil di beberapa wilayah, beberapa laporan menunjukkan adanya penurunan di beberapa daerah, sehingga pelestariannya tetap penting untuk diperhatikan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team