Siapa Sinterklas itu? Mengapa ia sampai menjadi simbol dan bagian dari perayaan Natal? Laman National Geographic pernah membahas mengenai sejarah dan keberadaan Sinterklas di masa lalu, tentu berdasarkan bukti-bukti sains. Faktanya, Sinterklas merupakan tokoh yang dulunya benar-benar ada, lho.
Sejarah Sinterklas tak bisa lepas dari Saint Nicholas atau Santo Nikolas, seorang uskup ternama dari Myra yang pernah dipenjara di bawah kediktatoran pemerintahan Kaisar Dioklesianus, seorang raja yang memerintah Romawi pada era 300-an Masehi. Nah, sebetulnya Sinterklas tidak hanya identik pada Natal 25 Desember saja karena perayaan khusus untuk mengenang Santo Nikolas justru jatuh pada tanggal 6 Desember.
Uniknya, ahli sejarah yang dibantu pakar forensik, pernah menggambar ulang seperti apa wajah dari Santo Nikolas itu, tentu saja penelitian juga dibantu menggunakan sistem komputerisasi digital modern. Secara umum, tentu wajah dan perawakan Santo Nikolas sedikit berbeda jika dibandingkan dengan Sinterklas modern. Namun, kebaikan hati dan sikap lembutnya telah menjadi simbol sesungguhnya dari makna Sinterklas dalam Natal itu sendiri.
Santo Nikolas dilahirkan pada 15 Maret 270 dan wafat pada 6 Desember 343. Pada saat pemerintahan Romawi kuno, Santo Nikolas pernah dipenjara karena membela agama Kristen secara frontal dari penindasan yang dilakukan oleh Kekaisaran Romawi. Ketika itu, banyak pendeta yang dipaksa meninggalkan agamanya dan bahkan banyak pembakaran kitab suci yang dilakukan oleh pasukan Romawi kuno.
Baru pada era Kaisar Konstantin atau Konstantinus Agung, agama Kristen dibebaskan untuk disebarkan secara terbuka di Eropa. Bahkan, melalui periode Konstantinus itu pula Romawi perlahan menjadi kekaisaran yang menganut agama Kristen sebagai dasar agama negara.
Seorang sejarawan dari Universitas Manitoba, Garry Bowler pernah menulis sebuah buku sejarah berjudul Santa Claus: A Biography, di mana menurut sejarah, Santo Nikolas memang terkenal dengan sikapnya yang lembut terhadap orang-orang yang tertindas. Bahkan, konon Nikolas juga sering memberikan hadiah dan doa kepada orang-orang miskin yang ada di kotanya.