Terasering Honghe Hani (instagram.com/amazing_yunnan)
Terasering Honghe Hani merupakan salah satu contoh terbaik kearifan petani Cina. Desa yang terletak di lereng gunung, penuh dengan hutan yang rimbun tidak menghalangi masyarakat Suku Hani untuk merawat terasering yang mereka buat berabad-abad yang lalu. Terasering ini mendapatkan air dari hutan melalui jaringan irigasi yang selanjutnya mengalir ke lembah sungai. Air tersebut dapat menguap dan membentuk awan di puncak bukit sehingga terbentuklah embun dan terkumpulnya air. Fenomena tersebut menghasilkan anak sungai di hutan. Masyarakat Suku Hani mengalokasikan air di anak sungai agar terdistribusi ke jaringan irigasi menggunakan alat bernama muke atau shike.
Masyarakat Suku Hani dapat memanfaatkan dan mengelola sumber daya air lokal dengan cara yang sederhana, unik, dan efisien. Pengelolaan air tersebut menjamin keberlanjutan operasi sistem pertanian sawah di terasering Honghe Hani. Dari terasering tersebut, petani disana berhasil menghasilkan beragam varietas padi lokal hingga 195 varietas. Tidak hanya padi, mereka juga berhasil memanen seledri air, pisang, kedelai, dan tanaman lainnya. Tidak hanya keterampilan dalam mengolah air, Suku Hani juga pandai dalam menjaga nutrisi tanah yang digunakan. Mereka menggunakan 2 jenis metode pemupukan. Pertama, mereka akan menggali tanah untuk menyimpan kotoran sapi atau kuda yang selanjutnya diberi air dan dialirkan ke terasering. Pemupukan kedua memanfaatkan hujan yang terjadi pada bulan Juni atau juli untuk mengalirkan pupuk kandang ke terasering. Mahakarya Terasering Honghe Hani tentunya tidak lepas dari alam yang memberkati tanah dan masyarakat yang menghargai serta melindungi anugerah yang baik ini.