5 Fakta Udang Mantis, si Petinju Lautan dengan Penglihatan Spektakuler

Intinya sih...
Udang mantis memiliki penampilan fisik yang menarik dengan berbagai macam warna dan ukuran. Habitatnya berasal dari perairan tropis dan subtropis di seluruh dunia.
Udang mantis memiliki cara berburu yang unik, terbagi menjadi "penombak" dan "penghancur". Makanannya juga bervariasi tergantung jenisnya.
Udang mantis adalah hewan yang sangat cerdas dengan penglihatan spektakuler, mata mereka memiliki kemampuan untuk mendeteksi cahaya ultraviolet dan inframerah.
Dikenal karena pukulannya yang sangat kuat, seekor udang yang berada di penangkaran mampu memecahkan kaca akuarium. Yups, kamu gak salah dengar! Namanya adalah udang mantis.
Meskipun namanya udang mantis atau udang sentadu, namun mereka bukanlah udang sungguhan, melainkan sekelompok Crustacea laut dalam ordo Stomatopoda yang masih berkerabat dengan lobster dan kepiting. Mereka sudah ada sejak 400 juta tahun yang lalu dan merupakan salah satu hewan tertua di Bumi dengan lebih dari 450 spesies di seluruh dunia. Udang mantis juga dikenal sebagai “petinju” karena memiliki ciri khas berupa anggota tubuh yang sangat kuat dan bisa memukul dengan kecepatan tinggi.
Selain itu, hewan unik ini juga memiliki banyak fakta menarik yang sayang sekali jika dilewatkan. Seperti lima fakta udang mantis berikut ini!
1. Penampilan fisik
Udang mantis memiliki penampilan fisik yang menarik dengan berbagai macam warna dan ukuran. Panjang tubuh udang mantis dewasa rata-rata sekitar 10 cm, bahkan beberapa diantaranya dapat tumbuh hingga sekitar 30 cm. Dilansir World Atlas, salah satu yang pernah ditangkap di Amerika Serikat memegang rekor sebagai udang mantis terbesar di dunia dengan panjang tubuh mencapai 46 cm. Cangkang atau karapas udang mantis hanya menutupi kepala dan toraks atasnya.
Berdasarkan cara berburu, udang mantis dibagi menjadi dua jenis, yaitu “penombak” dan “penghancur”. Udang mantis penombak memiliki kaki depan seperti tombak yang sangat tajam untuk menusuk mangsa atau predator. Sedangkan udang mantis penghancur memiliki kaki depan yang kuat seperti tongkat pemukul untuk menghantam mangsa atau predator.
2. Habitat dan pola makan
Udang mantis berasal dari perairan tropis dan subtropis di seluruh dunia, terutama di samudra Pasifik dan Hindia. Mereka dapat ditemukan di liang di dasar laut yang mengelilingi terumbu karang. Liang ini mereka gali menggunakan lengannya yang kuat.
Makanan udang mantis juga berbeda-beda, tergantung cara mereka berburu. Udang mantis penombak lebih menyukai mangsa yang lunak seperti ikan, cacing, dan cumi-cumi. Sedangkan udang mantis penghancur biasanya berburu mangsa yang keras dan bercangkang seperti siput, kepiting, dan kerang.
3. Si cerdas dengan penglihatan spektakuler
Udang mantis adalah salah satu hewan yang sangat cerdas. Dilansir National Geographic, setelah satu bulan bertarung dengan lawannya, mereka masih dapat mengingat siapa pemenangnya. Selain itu, mereka juga memiliki penglihatan yang luar biasa, jauh melampaui penglihatan manusia, bahkan dianggap yang paling rumit dari semua hewan.
Mata udang mantis memiliki tiga titik fokus yang memungkinkan mereka dapat melihat kedalaman dengan baik, bahkan hanya dengan satu mata. Dengan 12 fotoreseptor alias sel yang dapat mendeteksi cahaya, mereka dapat melihat berbagai spektrum cahaya, termasuk ultraviolet dan inframerah, serta cahaya terpolarisasi, yaitu cahaya yang bergerak dalam bentuk spiral. Lebih menakjubkan lagi, mata udang mantis dapat mendeteksi sel kanker dan neuron. Para peneliti menduga kemampuan luar biasa ini mereka gunakan untuk berkomunikasi dengan sesama spesies, menarik pasangan, dan mempertahankan wilayahnya.
4. Reproduksi
Saat mencari pasangan untuk kawin, udang mantis akan meninggalkan sarangnya dengan berjalan zig-zag di atas pasir. Spesies udang mantis diketahui bersifat monogami yang membentuk ikatan pasangan seumur hidup selama 20 tahun, meskipun ada juga yang kawin dengan berbagai pasangan selama hidupnya. Bahkan, dilansir Great Barrier Reef Foundation, udang mantis dapat kawin sebanyak 30 kali.
Saat udang mantis betina bertelur, mereka akan menyimpan telur tersebut di bawah perutnya dan membawanya ke dalam liang untuk dirawat hingga menetas. Udang jantan dan betina akan bersama-sama merawat telurnya, namun ada juga beberapa spesies udang mantis di mana udang jantan bertanggung jawab untuk berburu mangsa sementara betina menjaga telurnya. Setelah menetas, larva udang mantis akan hidup sebagai plankton selama tiga bulan sebelum menjadi dewasa.
5. Perilaku
Meskipun kecil, udang mantis adalah predator yang dapat menyerang mangsa yang lebih besar dari dirinya. Dilansir National Geographic, udang mantis akan “mengunci” lengannya yang seperti palu di bawah kepala mereka saat tidak digunakan dan struktur ini bekerja seperti pegas untuk menyimpan lebih banyak energi. Saat pengunci dilepaskan, terjadi pelepasan energi dengan pukulan yang sangat kuat dan cepat sekitar 75 kaki per detik atau lebih dari 80 km/jam ke arah mangsanya. Dampak pukulan ini menyebabkan kavitasi, yaitu pembentukan gelembung-gelembung kecil yang pecah saat tekanan air kembali normal dan menghasilkan kekuatan tambahan untuk meningkatkan serangan.
Teknik ini juga digunakan oleh udang mantis untuk mempertahankan diri dari predator. mereka akan mengintimidasi predator dengan teknik “meral spread”, yaitu berdiri dengan kaki belakang, membusungkan dada, dan merentangkan lengannya. Jika predator tidak terpengaruh, udang mantis akan bersiap untuk menyerang.
Ancaman sesungguhnya bagi udang mantis kemungkinan berasal dari pencemaran yang menyebabkan suhu air laut meningkat dan kerusakan habitat. Padahal, keberadaan mereka membantu keseimbangan ekosistem terumbu karang. Namun, berdasarkan Status Daftar Merah IUCN, udang mantis terdaftar sebagai spesies yang paling tidak mengkhawatirkan. Jumlahnya diperkirakan melimpah dan sering dijadikan masakan lezat di banyak negara seluruh dunia. Berkat keunikannya, udang mantis juga menjadi salah satu subjek penelitian menarik bagi para ilmuwan. Luar biasa, bukan?