Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Lobster Norwegia, Krustasea Ramping dari Atlantik

Lobster norwegia (commons.wikimedia.org/Vassil)
Lobster norwegia (commons.wikimedia.org/Vassil)
Intinya sih...
  • Lobster norwegia memiliki tubuh ramping dan berukuran kecil, dengan panjang maksimal 25 cm serta warna jingga muda dan putih.
  • Penyebaran lobster norwegia mencakup wilayah Eropa dan Perairan Mediterrania, sering ditemukan di perairan dangkal hingga 600 meter, serta suka hidup di dasar laut berpasir.
  • Lobster norwegia merupakan predator aktif yang memakan ikan, cacing, sisa-sisa hewan lain, dan sering memangsa ubur-ubur sebagai pengontrol populasi. Juga menjadi komoditas pangan populer di Eropa.

Lobster menyandang gelar sebagai salah satu krustasea paling terkenal di dunia. Saking terkenalnya, kerabat dekat udang ini sering dijual, dimakan, dan dipelihara. Tak cuma itu, spesies lobster di dunia juga ada banyak dan salah satunya adalah Nephrops norvegicus atau lobser norwegia. Sayangnya, lobster norwegia tidak seterkenal lobster lain seperti lobster eropa atau amerika.

Tentunya hal tersebut sangat menyedihkan, padahal lobster norwegia tak kalah unik dari lobster lain, lho. Contohnya, ia memiliki tubuh yang lebih ramping dari lobster lain. Soal penyebaran, lobster norwegia juga tidak memiliki penyebaran yang luas. Kemudian, ia punya peran penting di alam sebagai predator yang mengontrol populasi hewan lain. Nah, agar pengetahuanmu bertambah kali ini kita akan membahas semua hal unik tersebut!

1. Memiliki badan yang lebih ramping dari lobster lain

Lobster norwegia (commons.wikimedia.org/Arnstein Rønning)
Lobster norwegia (commons.wikimedia.org/Arnstein Rønning)

Biasanya lobster memiliki badan yang besar dan gemuk. Namun, hal tersebut tidak berlaku bagi lobster norwegia karena badannya cenderung kecil dan ramping, mirip seperti udang, jelas artikel di jurnal Lobsters: Biology, Management, Aquaculture and Fisheries. Lebih lanjut, ia merupakan spesies berukuran sedang dengan panjang maksimal yang hanya sekitar 25 centimeter.

Soal warna, lobster norwegia memiliki tubuh berwarna jingga muda dan putih. Matanya hitam, kakinya ramping, dan capitnya memanjang. Uniknya, para ahli menganggap kalau hewan ini memiliki mata yang berbentuk seperti ginjal. Alhasil, nama genusnya, yaitu Nephrops diambil dari bahasa Yunani, yaitu nephros dan ὄψ yang jika diartikan berarti mata berbentuk ginjal.

2. Bisa ditemukan di Samudra Atlantik

Lobster norwegia (commons.wikimedia.org/Olivier Dugornay)
Lobster norwegia (commons.wikimedia.org/Olivier Dugornay)

Dilansir GBIF, lobster norwegia bisa ditemukan di Samudra Atlantik yang dingin. Dalam hal ini, penyebarannya mencakup dua wilayah, yaitu Eropa dan Perairan Mediterrania. Secara spesifik, lobster norwegia memiliki sekitar 30 populasi yang tercpecah di berbagai daerah. Secara umum, ia sering ditemukan di perairan dangkal sekitar 20 sampai 600 meter. Namun, di beberapa kesempatan hewan ini juga mampu menyelam hingga kedalaman 800 meter. Terakhir, krustasea ini sangat suka menghuni area karang, bebatuan, dan dasar laut berpasir.

3. Merupakan salah satu predator utama ubur-ubur

Lobster norwegia (commons.wikimedia.org/Melimama)
Lobster norwegia (commons.wikimedia.org/Melimama)

Seperti spesies lain, lobster norwegia merupakan predator yang bisa memakan berbagai jenis hewan. Dalam hal ini, ia sering terlihat memakan ikan dan cacing. Saat berburu, lobster norwegia akan memanfaatkan capitnya yang panjang, kuat, tajam, dan fleksibel. Ia termasuk predator yang aktif, artinya hewan ini akan berburu dengan cara berjalan dan berkelana. Lobster ini bukan termasuk predator penyergap yang hanya menunggu makanan.

Selain berburu secara aktif, kadang lobster norwegia juga akan memakan sisa-sisa hewan lain. Nah, secara khusus ia sangat sering memangsa dan memakan bangkai ubur-ubur, jelas artikel di jurnal Limnology and Oceanography. Tentunya hal ini cukup unik karena jarang terlihat pada losbter lain. Karena sering memakan ubur-ubur, alhasil lobster norwegia bertugas sebagai pengontrol populasi hewan tersebut.

4. Bagian ekornya merupakan makanan yang sangat digemari

Lobster norwegia (commons.wikimedia.org/Renhour48)
Lobster norwegia (commons.wikimedia.org/Renhour48)

Laman Sealifebase menjelaskan kalau lobster norwegia sering ditangkap dan dikonsumsi oleh manusia. Sama seperti lobster lain, lobster norwegia merupakan komoditas pangan yang penting dan populer. Tak tanggung-tanggung, bahkan sekitar 60,000 ton lobster norwegia bisa dijual dan diekspor tiap tahunnya. Karena hal tersebut, lobster ini mampu memutar ekonomi masyarakat Eropa secara konstan.

Bagian favorit yang sering dimakan dari lobster ini adalah bagian ekornya. Di Eropa, ekor lobster ini sering disebut sebagai scampi atau langoustine. Terkadang, hewan ini juga sering dihidangkan di perayaan spesial, khususnya di Portugal dan Spanyol. Uniknya, harga lobster ini lebih murah dari lobster lain sehingga semua kalangan masyarakat bisa membeli dan menikmati kelezatan dagingnya.

5. Jadi inang bagi berbagai jenis parasit

Lobster norwegia (commons.wikimedia.org/Vassil)
Lobster norwegia (commons.wikimedia.org/Vassil)

Layaknya hewan liar, lobster norwegia tak luput dari serangan parasit yang berbahaya, jelas iNaturalist. Barnacle, sessile, decapoda, dan protozoa merupakan beberapa parasit yang kerap menjadikan lobster ini sebagai inangnya. Parasit-parasit tersebut bisa menempel di berbagai bagian tubuh, mulai dari mulut, ekor, kaki, sampai eksoskeleton di bagian badan. Jika dihinggapi parasit, lobster norwegia bisa sakit, ciri fisiknya berubah, warna tubuhnya berubah, dan akhirnya meregang nyawa.

Lobster norwegia memang tidak terlalu terkenal dan memiliki bentuk tubuh yang agak berbeda dari lobster lain. Namun setelah diulik maka dapat terlihat kalau hewan ini tak kalah unik dari lobster lain. Keunikannya juga tercermin dari berbagai aspek. Lebih lanjut, keunikan-keunikan tersebut menjadikan hewan ini sebagai salah satu krustasea yang cukup eksostis. Karenanya, kita tak boleh meremehkan hewan ini hanya karena ia berbeda dari hewan sejenis.

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us