Commelina communis (commons.wikimedia.org/Maina Tudu)
Meski punya warna indah, banyak orang menganggap Commelina communis sebagai gulma. Alasannya sederhana: ia tumbuh liar di pekarangan, sawah, hingga pinggir jalan tanpa perlu dirawat. Orang lebih sering mencabutnya daripada memelihara karena dianggap mengganggu tanaman utama. Padahal, tumbuhan kecil ini menyimpan potensi yang sama sekali tidak bisa diremehkan.
Dalam pengobatan tradisional Tiongkok, misalnya, Commelina communis digunakan untuk meredakan sakit tenggorokan atau radang amandel. Di India dan Tiongkok tanaman ini bahkan dijadikan sayuran sekaligus pakan ternak. Di Hawai, masyarakat memanfaatkannya untuk mengobati luka dalam, sementara di Papua Nugini pucuk mudanya bisa langsung dimakan sebagai sayur segar.
Penelitian medis modern bahkan menemukan bahwa beberapa bahan aktif yang diisolasi dari Commelina memiliki efek anti-hiperglikemik, antiobesitas, terapeutik pada influenza, serta mampu menghambat pertumbuhan beberapa bakteri patogen. Fakta ini menunjukkan bahwa potensi Commelina communis tidak hanya relevan bagi tradisi, tetapi juga mendapat pengakuan dari dunia ilmiah. Jadi, sebelum mencabutnya begitu saja, mungkin ada baiknya kita melihat Commelina communis dengan cara yang berbeda.