Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Feathertail Glider
Feathertail glider (inaturalist.org/Greg Tasney)

Intinya sih...

  • Feathertail Glider adalah hewan endemik Australia

  • Mereka suka makan serbuk sari dan nektar

  • Feathertail Glider memiliki sistem perkawinan poliandri

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Marsupial asal Australia satu ini punya banyak nama. Tidak hanya dikenal sebagai feathertail glider, mereka juga dinamai sebagai flying mouse, pygmy feathertail glider, pygmy glider, pygmy gliding possum, pygmy phalanger dan flying phalanger. Spesies ini berada dalam famili Acrobatidae dan memiliki nama ilmiah Acrobates pygmaeus.

Ukuran tubuhnya sangat kecil, hanya sepanjang 6,5-8 sentimeter dengan berat 12 gram. Sangat mungil, bukan? Agar lebih mudah membedakannya dari spesies lain. Perhatikan bulu tubuhnya yang pendek dan warnanya cenderung cokelat keabu-abuan. Penasaran bagaimana hewan sekecil ini bertahan hidup selama 4-7 tahun di alam liar? Yuk, baca penjelasan berikut!

1. Hewan endemik Australia

Feathertail glider (commons.wikimedia.org/Queensland Government)

Sebagai hewan endemik Australia, penyebarannya banyak ditemukan di bagian timur dan tenggara benua tersebut. Sebarannya cukup luas, mulai dari Cape York (Queensland) hingga bagian tenggara Australia Selatan. Tidak hanya itu, feathertail glider juga cukup adaptif dan bisa menghuni berbagai habitat, lho.

Animalia menginformasikan bahwa feathertail glider menghuni hutan terbuka, hutan sklerofil hingga kawasan yang tidak memiliki banyak pepohonan. Habitat yang paling disukainya berupa hutan basah dan hutan muda. Jika beruntung, kamu bahkan bisa menemukannya berkeliaran di dekat pinggiran kota.

2. Sangat suka makan serbuk sari dan nektar

Feathertail glider (commons.wikimedia.org/maxark)

Sebagai hewan yang menghabiskan banyak waktu di atas pepohonan, menu makan feathertail glider cukup beragam. Mereka mengonsumsi serangga, getah tanaman, serbuk sari. madu embun, nektar dan biji-bijian. Lidahnya yang panjang dimanfaatkannya untuk menjilati serbuk sari sebagai sumber utama proteinnya.

Berdasarkan informasi dari Wildlife Preservation Society of Queensland, feathertail glider juga memakan serbuk sari yang menempel pada bulunya setelah bersentuhan dengan bunga, lho. Seperti tidak ingin menyia-nyiakan makanan saja!

3. Pemanjat yang andal

Feathertail glider (inaturalist.org/Luise Manning)

Batang eukaliptus yang sering dijadikannya sebagai tempat tinggal sebenarnya sangat licin. Tapi, si mungil ini bisa mengatasinya dengan mudah. Mereka punya adaptasi khusus, struktur halus di kulit kakinya yang bekerja seperti 'alat pengisap mini'. Bahkan dalam percobaan, glider satu ini memanjat secara vertikal.

Melansir iNaturalist, feathertail glider tidak hanya pandai memanjat. Mereka juga lincah meluncur dari pohon satu ke pohon lainnya. Sekali meluncur bisa sejauh 28 meter, lho. Spesies ini termasuk hewan noktural, jadi pergerakannya kebanyakan terjadi di malam hari. Perilaku meluncurnya bisa dilakukan sebanyak 3-5 kali per jam sepanjang malam.

4. Mereka memasuki kondisi torpor saat cuaca dingin

Feathertail glider (inaturalist.org/Greg Tasney)

Kerasnya kehidupan di alam liar membuat feathertail glider harus punya banyak adaptasi. Salah satu caranya adalah memasuki kondisi torpor saat cuaca dingin. Itu bisa dilakukannya kapan saja sepanjang tahun. Torpor mirip seperti hibernasi, tapi waktunya lebih singkat. Dalam kondisi tersebut, tubuhnya bisa bertahan beberapa hari dengan suhu tubuh turun drastis hingga 2 derajat celcius.

Bahkan oksigen yang diperlukannya hanya 1 persen dari kondisi normalnya. Jika kamu melihat feathertail glider menggulung tubuhnya seperti bola, membungkus diri dengan ekornya dan melipat telinganya rata, maka mereka sedang memasuki kondisi torpor. Jika memungkinkan, spesies ini akan berkumpul bersama (biasanya hingga lima ekor) untuk berbagi panas tubuh dan menghemat energi.

5. Sistem perkawinan feathertail glider

Feathertail glider (inaturalist.org/Greg Tasney)

Jika betina bisa kawin dengan lebih dari satu jantan, maka sistem perkawinannya adalah poliandri. Populasi yang hidup di bagian tenggara Australia mulai kawin dari bulan Juli hingga Januari. Betina mengandung selama 65-100 hari sebelum melahirkan 3-4 anak. Anak-anaknya akan tetap berada di kantong induknya selama 60-65 hari sebelum dipindahkan ke sarang.

Membesarkan anak bukanlah tugas yang mudah! Hanya saja, betina sepertinya sangat suka kawin. Mereka bisa mengalami kondisi yang disebut sebagai embryonic diapuase, apa itu? Setelah melahirkan, betina bisa kawin lagi! Embrio baru akan 'tidur' sementara dan mulai berkembang setelah anak sebelumnya keluar dari kantong. Menarik, bukan?

Satu lagi hewan endemik Australia yang kamu ketahui. Feathertail glider suka makan nektar dan serbuk sari, karenanya mereka punya peran penting sebagai penyerbuk di habitatnya. Populasinya juga tersebar luas dan saat ini masih diklasifikasikan sebagai least concern oleh IUCN.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team