Di balik lebatnya hutan tropis Sri Lanka, ada satu burung yang langsung mencuri perhatian dengan penampilannya yang nyentrik, yaitu Red-faced Malkoha (Phaenicophaeus pyrrhocephalus). Sesuai namanya, burung ini memiliki wajah merah terang yang kontras dengan tubuh hijau metalik dan ekor panjang yang elegan. Bukan hanya cantik, Red-faced Malkoha juga termasuk burung endemik Sri Lanka, sehingga tidak bisa ditemukan secara alami di tempat lain di dunia. Dengan perilaku unik dan status konservasi yang cukup mengkhawatirkan, burung ini menyimpan banyak hal menarik yang layak untuk diulas. Berikut lima fakta menarik dari burung Red-faced Malkoha!
5 Fakta Unik Red Faced Malkoha, si Pemalu yang Amat Lincah

Intinya sih...
Red-faced Malkoha hanya dapat ditemukan di Sri Lanka, terutama di zona basah bagian barat daya pulau dengan habitat yang lebat dan minim gangguan.
Burung ini memiliki penampilan khas dengan wajah merah terang yang kontras dengan tubuh hijau metalik dan ekor panjang yang elegan.
Red-faced Malkoha merupakan pemakan segala atau omnivora, mencari makan dengan kelompok campuran spesies lain, dan memiliki status rentan akibat hilangnya dan degradasi habitat.
1. Hanya Ada di Sri Lanka
Red-faced Malkoha merupakan salah satu hewan endemik asal Sri Lanka, yang dapat ditemukan di hutan Wasgomua, Yala, Udawalawa, Galoya, hingga Lahugala. Mereka sangat menyukai zona basah bagian barat daya pulau, yang di mana tempat tersebut memiliki semak belukar yang lebat, pepohonan yang tinggi, dan minim gangguan. Selain di zona basah, mereka juga hidup di zona kering di Sri Lanka utara dan timur, akan tetapi yang hidup di zona ini cukup sedikit dibandingkan dengan zona basah. Mereka diketahui menyukai tajuk dedaunan dan semak, dan terkadang mereka juga sering mampir turun ke lantai hutan. Dilansir dari Oriental Bird Club, mereka lebih menyukai semak belukar, dan bahkan mereka dapat berkembang biak di bagian bawah hutan.
2. Wajah Merah yang Khas
Yang menonjol dari burung ini adalah penampilannya dengan kombinasi warna yang sangat ikonik. Bagaimana tidak, pada bagian atas tubuh mereka berwarna hitam dengan semburat hijau metalik dan biru metalik jika bulunya terkena cahaya matahari. Kemudian bulu di bagian mahkota, tengkuk, hingga dagu, terdapat bintik-bintik putih yang cukup mencolok. Sementara pada bagian tenggorokan hingga dada berwarna hitam, dan selebihnya dari dada ke bawah berwarna putih. Selain itu, ekor mereka memiliki warna yang tidak kalah cantiknya, warna bulu ekornya kombinasi antara hitam dan putih, dan sama seperi bulu di punggungnya, pada ekornya pun terdapat kilasan warna hijau metalik atau biru metalik di bulu hitamnya. Namun, yang membuat ia ikonik adalah wajahnya yang memiliki bulu pendek berwarna merah, yang terlihat cukup mencolok dari sebagian besar bulunya.
Memiliki ukuran tubuh sekitar 46 cm, dan belum diketahui tentang massanya. Mereka juga menunjukkan dimorfisme seksual, yang dimana pada burung berjenis jantan memiliki iris mata berwarna cokelat, sementara burung berjenis betina memiliki iris berwarna putih krem. Selain itu, dari ukuran tubuh juga bisa menjadi pembeda antara jantan dan betina, yang mana betina memiliki ukuran lebih besar dibandingkan dengan jantan.
3. Mencari Makan dengan Kelompok Campuran
Burung ini merupakan pemakan segala atau disebut juga omnivora. Mereka memakan buah-buahan, serangga, hingga hewan-hewan kecil. Buah-buahan yang mereka makan biasanya adalah buah beri, sementara serangga antara lain ulat, belalang, dan juga jangkrik. Selain buah dan serangga, mereka juga diketahui memakan hewan-hewan kecil, seperti kadal dan katak. Namun, diketahui juga bahwa mereka lebih banyak mengonsumsi serangga daripada buah beri. Pada saat mencari makan biasanya mereka akan bergabung dengan kelompok campuran spesies lain. Fenomena ini biasanya terdiri dari gabungan individu-individu dari spesies berbeda. Hal ini bisa saja sebuah strategi untuk menghindari risiko dari serangan predator.
4. Pemalu tapi Sangat Lincah
Mereka menghuni kanopi hutan yang tinggi. Walaupun tinggal di kanopi hutan yang tinggi, mereka diketahui tidak bisa terbang tinggi karena memiliki sayap yang pendek, sehingga mereka lebih menyukai melompat dari dahan ke dahan atau terbang kecil hingga mencapai puncak pohon. Mereka juga dikenal sangat aktif dan lincah. Meskipun begitu, mereka kerap dianggap pemalu dan misterius.
5. Berstatus yang Sangat Mengkhawatirkan
Sayangnya, kini burung ini telah berstatus rentan atau Vulnerable oleh IUCN dan masuk dalam The IUCN’s Red List of Threatened Species. Dilansir dari DataZone by BirdLife, spesies ini tergolong rentan karena populasinya kecil dan menurun akibat hilangnya dan degradasi habitat. Di habitatnya, terutama di zona basah, terus terfragmentasi akibat penebangan, pengumpulan kayu bakar, dijadikan lahan pertanian, perkebunan, penambangan, pemukiman, hingga kebakaran hutan yang terjadi. Karena hidup di kanopi hutan yang tinggi, mereka juga cukup terdampak akibat penebangan pohon selektif. Selain terancam akibat habitatnya yang rusak, perburuan liar pun menjadi suatu ancaman bagi kehidupan mereka. Namun, perburuan bukan ancaman yang besar dan serius.
Upaya konservasi telah dilakukan. Burung ini dilindungi oleh hukum Sri Lanka dan juga pemerintah Sri Lanka telah sepakat untuk melindungi kawasan hutan zona basah dari ancaman kerusakan. Selain itu, burung ini juga telah dilestarikan di kawasan lindung di Sri Lanka.
Keberadaan Red-faced Malkoha adalah salah satu bukti betapa kayanya keanekaragaman hayati di Sri Lanka. Dari kepalanya yang merah mencolok hingga kebiasaan hidupnya di hutan tropis, burung ini benar-benar menghadirkan pesona tersendiri. Namun, ancaman hilangnya habitat membuat populasinya semakin rentan. Menjaga kelestarian Red-faced Malkoha berarti juga menjaga warisan alam unik yang dimiliki Sri Lanka agar tetap bisa dinikmati oleh generasi mendatang.