Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kota Taranto di Italia
kota Taranto di Italia (commons.wikimedia.org/S.losavio2)

Intinya sih...

  • Taranto adalah kota pelabuhan di Italia Selatan yang unik karena letaknya berada di antara dua perairan: laut terbuka dan teluk tenang.

  • Kota ini memiliki warisan yunani kuno dan pusat magna graecia, serta peran maritim yang bersejarah dan modern.

  • Taranto juga menawarkan pesona laut dan kuliner laut yang kuat, menjadi destinasi relaksasi, kuliner, dan petualangan laut.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Taranto adalah kota pelabuhan di Italia Selatan yang unik karena letaknya berada di antara dua perairan: laut terbuka dan teluk tenang—sebuah kombinasi yang jarang dijumpai. Kota ini menyatu antara laut, sejarah, dan kehidupan urban, menciptakan karakter khas yang berbeda dari kota pesisir biasa. Sepanjang sejarahnya, Taranto menjadi saksi perjalanan panjang peradaban, dari zaman kuno sampai era modern.

Sebagai pusat pelabuhan, militer perdagangan, dan budaya, Taranto telah melewati banyak fase—dari koloni Yunani, kekuasaan Romawi, hingga zaman modern industri. Keunikannya sebagai kota dua laut memberikan nilai geografis, ekologis, dan historis yang kaya. Berikut 5 fakta menarik yang membuat Taranto begitu istimewa.

1. Taranto kota dua laut (mar grande dan mar piccolo)

kota taranto di antara dua perairan, mar grande & mar piccolo (commons.wikimedia.org/Astronaut photo from ISS)

Taranto dijuluki City of Two Seas karena kota ini dibentuk antara dua perairan besar: Mar Grande (laut besar) dan Mar Piccolo (laut kecil/laguna). Dilansir DEIMS-SDR, Mar Grande menghadap ke Teluk Taranto dan Laut Lonia menjadi jalur pelabuhan komersial dan militer utama, sedangkan Mar Piccolo adalah laguna semitertutup yang lebih tenang, cocok budidaya laut seperti kerang dan kehidupan pesisir tradisional.

Konfigurasi geografis ini memberi karakter unik: dari satu sisi kota kamu bisa menyaksikan laut lepas dengan kapal besar dan aktivitas pelabuhan, dari sisi lain teluk tenang dengan perahu kecil, tambak kerang, dan perkampungan nelayan. Mengunjungi jembatan atau kanal penghubung antara dua laut ini seperti berjalan di antara dua dunia yang berbeda, laut terbuka dan laguna yang hangat.

2. Warisan yunani kuno dan pusat magna graecia

museum arkeologi di Taranto (commons.wikimedia.org/Fabien Bièvre-Perrin)

Taranto berdiri sejak sekitar tahun 706 SM sebagai koloni Yunani kuno dengan nama Taras, didirikan oleh orang-Sparta; kota ini menjadi salah satu pusat penting di kawasan Magna Graecia (Italia Yunani). Dilansir The Thinking Traveller, keberadaan artefak, reruntuhan, dan situs arkeologi yang kini disimpan di museum dan situs kota lama (old town), menjadi saksi percampuran budaya Yunani, Romawi, dan peradaban Mediterania lainnya.

Karena akar sejarahnya yang kuno, Taranto tidak hanya menarik bagi pecinta laut, tapi juga bagi pecinta sejarah dan arkeologi. Jalan-jalan di kota tua, reruntuhan kuno, dan museum memberi pengalaman unik menelusuri jejak peradaban kuno di Eropa Selatan.

3. Pelabuhan dan peran maritim yang bersejarah dan modern

pelabuhan Taranto (commons.wikimedia.org/Benjamin Smith)

Letak strategis di ikon laut membuat Taranto sejak dulu menjadi pelabuhan penting, baik untuk komersial, militer maupun perdagangan maritim. Saat ini, pelabuhan di Mar Grande tetap aktif sebagai pelabuhan niaga dan basis angkatan laut, menjaga tradisi maritim kota selama berabad-abad. GLOCALGEMS menyebutkan bahwa kekayaan laut dan laguna memungkinkan budidaya laut tradisional, terutama kerang dan kerang hijau di Mar Piccolo, yang menjadi bagian dari gastronomi lokal dan identitas budaya pesisir.

Dengan kombinasi laut lepas, laguna tenang, pelabuhan aktif, dan tradisi laut, Taranto memungkinkan kegiatan maritim, perikanan, kelautan, dan wisata laut secara bersamaan, memberikan nilai ekonomi dan budaya yang tinggi.

4. Kota lama dan arsitektur klasik dari berbagai era

jembatan ayun di Taranto (commons.wikimedia.org/Bernard Gagnon)

Di jantung Taranto terdapat kota lama (historic old town) dengan jalan berbatu, kanal, jembatan, dan bangunan bersejarah, jejak dari dari zaman Yunani, Romawi, Bizantium, hingga era modern. Salah satu ikon adalah Ponte Girevole, jembatan ayun modern yang menghubungkan pulau kota tua dengan daratan utama, mengitari kanal yang memisahkan dua laut.

Kombinasi kanal, laut, benteng, jembatan, dan arsitektur klasik menjadikan Taranto unik sebagai kota laut, bukan hanya kota pelabuhan industri, tapi juga tempat di mana sejarah hidup berdampingan dengan kehidupan kontemporer.

5. Pesona laut dan kuliner laut

kota Taranto di Italia (commons.wikimedia.org/Berthold Werner)

Karena posisi antara dua laut, Taranto punya tradisi kuliner laut yang kuat terutama kerang dan hasil laut dari laguna Mar Piccolo. Dilansir GLOCALGEMS, banyak restoran dan trattoria di tepi laut menyajikan masakan laut segar, menjadi daya tarik wisata kuliner bagi pengunjung. Berjalan menyusuri tepi laut di senja hari, melihat kapal, angin laut, jembatan yang terbuka, dan bangunan tua, memberi pengalaman yang memadukan sejarah, alam, dan budaya laut dalam satu tempat.

Bagi pelancong modern, Taranto bukan hanya tujuan sejarah atau maritim, tapi juga destinasi relaksasi, kuliner, dan petualangan laut—sebuah kota dengan banyak sisi untuk dijelajahi.

Taranto adalah bukti nyata bahwa lokasi, laut, dan sejarah bisa berpadu menjadi sebuah kota dengan karakter sangat khas—kota dua laut, pelabuhan kuno dan modern, kota laut yang juga kota sejarah. Dari bangunan kuno, pelabuhan sibuk, kanal yang menghubungkan dua laut, hingga cita rasa laut di meja makan, Taranto menawarkan pengalaman yang kaya dan berbeda. Jika kamu mencari perpaduan antara sejarah, laut, budaya, dan kehidupan laut, Taranto layak menjadi destinasi impian.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team