Bikin Kanada Terpukau, Kebaya Melenggang Anggun di Toronto

- KJRI Toronto menggelar promosi wastra busana The Elegance of Kebaya: Heritage in Style dengan desain dari Hengki Kawilarang dan Coreta Louise.
- Acara mempersembahkan 32 koleksi kebaya dalam tiga sesi pertunjukan, menampilkan kebaya nasional, Kebaya Noni, dan rancangan Hengki Kawilarang.
- Promosi wastra kebaya bertujuan memperkuat hubungan lintas budaya dan memperingati kebaya sebagai Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan UNESCO.
Jakarta, IDN Times - Konsulat Jenderal RI (KJRI) di Toronto menyelenggarakan promosi wastra busana bertajuk The Elegance of Kebaya: Heritage in Style. Tamu undangan yang hadir terpukau dengan keanggunan kebaya yang didesain dua perancang busana terkemuka Indonesia, Hengki Kawilarang dan Coreta Louise.
Sekitar 80 tamu undangan hadir yang terdiri dari para Konsul Jenderal negara sahabat, anggota Consular Corps Association in Toronto (CCAT), anggota Consular Spouse Association in Toronto (CSAT), Konsul Kehormatan, pelaku bisnis, pejabat pemerintahan Kanada, serta masyarakat Indonesia dan Kanada secara umum.
1. Kebaya Noni asal Sulawesi Utara ditampilkan diaspora Indonesia

Peragaan busana kebaya ini dibagi ke dalam tiga sesi pertunjukan. Untuk sesi pertama yang mempersembahkan koleksi kebaya nasional dengan brand Agni.
Sesi kedua menghadirkan koleksi Kebaya Noni yang berasal dari Minahasa, Sulawesi Utara, dan sesi ketiga yang menghadirkan kebaya rancangan Hengki Kawilarang. Sebanyak 32 koleksi kebaya ditampilkan dengan anggun oleh peragawati yang terdiri dari diaspora Indonesia, mahasiswi dan sahabat yang mencintai serta mendukung budaya Indonesia.
Coreta Louise dan Hengki Kawilarang menyatakan acara ini bertujuan tidak hanya untuk mempromosikan kebaya dan warisan budaya Indonesia, melainkan juga untuk memperkuat hubungan lintas budaya, dan menyoroti dedikasi Indonesia dalam melestarikan wastra tradisionalnya.
2. Kebaya cerminan warisan budaya kaya sejarah

Dalam sambutan pembukaannya, Konsul Jenderal RI di Toronto, Dyah Lestari Asmarani menyatakan kebaya bukan hanya sebuah pakaian, melainkan sebuah cerminan warisan budaya yang kaya akan sejarah.
"Kebaya bukan hanya sebuah simbol keanggunan, melainkan juga ketangguhan perempuan Indonesia," kata Dyah, dalam keterangan pers yang diterima IDN Times, Minggu (2/3/2025).
3. Kebaya adalah representatif Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan UNESCO

Promosi wastra kebaya ini merupakan upaya KJRI Toronto untuk turut merayakan dan mempromosikan Kebaya yang masuk daftar representatif Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan UNESCO pada 4 Desember 2024. Nominasi kebaya diajukan Indonesia bersama dengan 4 negara ASEAN lainnya, yaitu Brunei Darussalam, Singapura, Malaysia, dan Thailand.
Selain tiga sesi pertunjukan kebaya, acara “The Elegance of Kebaya: Heritage in Style” juga menampilkan sesi interaktif dengan tamu undangan, yaitu tutorial memakai kain batik yang menjadi padu padan kebaya dengan model tamu yaitu istri dari Konsul Kehormatan Slovakia. Di awal acara juga ditampilkan video mengenai kebaya, serta pertunjukan tari Legong Lasem yang dibawakan oleh Keiko Ninomiya.



















