Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi hutan Waipoua yang menyala di malam hari bak galaksi
Ilustrasi hutan Waipoua yang menyala di malam hari bak galaksi (flickr.com/Dash Huang)

Intinya sih...

  • Hutan Waipoua di Northland, Selandia Baru, adalah salah satu hutan yang mampu membuatmu merasa seperti berjalan di bawah galaksi terbalik.

  • Glowworms (Arachnocampa luminosa) memancarkan cahaya biru-kehijauan yang lembut di area lembap hutan Waipoua.

  • Waipoua adalah tempat tinggal Tāne Mahuta, pohon kauri terbesar di dunia dengan usia sekitar 1.250 sampai 2.500 tahun.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Ada banyak hutan magis di dunia, tapi hanya sedikit yang mampu membuatmu merasa seperti berjalan di bawah galaksi terbalik. Hutan Waipoua di Northland, Selandia Baru, adalah salah satunya. Saat malam turun dan kabut bergerak di antara batang-batang kauri raksasa, hutan ini berubah menjadi dunia lain—tenang, misterius, dan penuh titik-titik cahaya biru menghanyutkan.

Fenomena cahaya itu bukan halusinasi. Bukan juga trik wisata. Itu adalah keajaiban biologis murni dari makhluk kecil bernama glowworms yang memancarkan cahaya alami (bioluminesens). Banyak peneliti menyebutnya sebagai salah satu ‘pemandangan alam paling surealis di dunia’. Tak heran kalau Waipoua selalu masuk daftar ‘must-visit natural wonders’ menurut lembaga konservasi Selandia Baru (DOC-NZ). Mari kita berkunjung virtual lebih dulu ke hutan Waipoua Selandia Baru!

1. Hutan yang menyala biru bak galaksi karena glowworms

Ilustrasi hutan Waipoua yang menyala karena cacing glowworms (flickr.com/Dash Huang)

Glowworms (Arachnocampa luminosa) memancarkan cahaya biru-kehijauan yang lembut di area lembap hutan Waipoua. Menurut laman resmi DOC-NZ, cahaya itu digunakan sebagai perangkap cahaya untuk menarik serangga kecil Saat kamu berjalan di malam hari, ribuan titik cahaya itu membentuk pola acak seperti gugus bintang.

Para ilmuwan dari University of Otago menjelaskan bahwa cahaya glowworms dihasilkan oleh reaksi enzim luciferase dengan oksigen—sama seperti kunang-kunang, tetapi warnanya lebih biru. Fenomena ini paling kuat terlihat di area dengan tebing basah, akar menggantung, dan dedaunan rimbun.

Karena efek visualnya yang seperti ruang angkasa, wisatawan sering menyebutnya ‘galaksi terbalik’. Bahkan beberapa operator tur menyarankan pengunjung mematikan lampu senter sejenak untuk melihat ‘langit bintang’ tumbuh dari tanah.

2. Rumah bagi pohon kauri raksasa yang dipuja suku Māori

Ilustrasi pohon yang dipuja suku Maori menyala karena glowworms (commons.wikimedia.org/Alan Rockefeller)

Waipoua adalah tempat tinggal Tāne Mahuta, pohon kauri terbesar di dunia. Bahkan tingginya bisa mencapai 51,2 meter dengan usia sekitar 1.250 sampai 2.500 tahun. Dengan usia ribuan tahun, tak heran jika pohon ini diyakini sebagai manifestasi dewa hutan dalam kosmologi Māori.

Selain itu, para ahli botani dari New Zealand Journal of Forestry Science menyebut pohon kauri sebagai ‘salah satu spesies pohon tertua dan paling tahan hidup di dunia’. Hal ini dikarenakan kayunya sangat keras dan tahan pembusukan. Tak heran kalau pohon ini sampai disebut sebagai ‘Lord of the Forest’.

Berdiri di depan Tāne Mahuta rasanya seperti berdiri di hadapan penjaga waktu. Batangnya yang masif dan tenang membuat banyak pengunjung menangis karena saking terharunya—ini bukan pohon biasa, tapi jejak hidup peradaban ribuan tahun.

3. Fragmen terakhir hutan purba dari zaman Gondwana

Ilustrasi hutan Waipoua yang jadi fragmen terakhir hutan purba (flickr.com/Dash Huang)

Waipoua adalah salah satu sisa terakhir dari hutan kauri purba yang dulu menyelimuti seluruh Northland. Menurut peneliti paleobotani yang melaporkan melalui Te Ara Encyclopedia of New Zealand, struktur hutan ini masih mempertahankan karakteristik vegetasi Gondwana yang berusia lebih dari 150 juta tahun.

Inilah sebabnya Waipoua sering disebut ‘portal waktu ekologis’. Banyak tumbuhan bawahnya merupakan spesies endemik yang tidak ditemukan di tempat lain di dunia. Bahkan formasi tanah, lumut, dan kelembapannya masih mencerminkan kondisi hutan kuno sebelum manusia tiba di pulau tersebut.

Karena keunikannya, UNESCO World Heritage Centre bahkan memasukkan region Northland sebagai kandidat kawasan konservasi global untuk warisan geologi purba.

4. Habitat burung langka, seperti kiwi, kōkako, dan kākāriki

Ilustrasi hutan Waipoua yang jadi surga bagi para satwa (flickr.com/Dash Huang)

Waipoua adalah surga bagi burung-burung endemik Selandia Baru. Bahkan, hutan ini menampung North Island brown kiwi, kākā (parrot hutan besar), dan kākāriki (small green parakeet) yang terancam punah.

Salah satu yang paling unik adalah kōkako Northland, burung penyanyi dengan suara panjang, bergema, dan sedikit ‘mistis’. Penelitian dari Massey University menunjukkan bahwa vokal kōkako memiliki pola resonansi yang tidak dimiliki spesies lain—sering dibandingkan dengan ‘nyanyian seruling dari dunia lain’.

Di malam hari, kamu bisa mendengar seruan kiwi liar yang mencari makan. Mengunjungi Waipoua bukan cuma trekking, tapi pengalaman akustik yang spiritual.

5. Sangat dilindungi karena ancaman penyakit kauri dieback

Ilustrasi hutan Waipoua yang sangat dilindungi karena ancaman penyakit (inaturalist.org/Dougal Townsend)

Keindahan Waipoua tidak datang tanpa ancaman. Penyakit kauri dieback, disebabkan jamur Phytophthora agathidicida, menyebar lewat tanah dan dapat membunuh pohon kauri raksasa dalam hitungan tahun. Menurut Whangarei Online, satu butir lumpur kecil saja bisa membawa spora mematikan ini.

Karena itu, pengunjung wajib melewati stasiun sterilisasi sepatu sebelum memasuki jalur trekking. Pemerintah Selandia Baru bahkan menutup beberapa trail untuk mencegah penyebaran.

Peneliti dari University of Auckland menyebut kauri dieback sebagai ‘ancaman terbesar bagi ekosistem purba Selandia Baru dalam 100 tahun terakhir’. Ini membuat Waipoua menjadi salah satu kawasan hutan yang paling dijaga di dunia.

Waipoua bukan sekadar hutan. Ia adalah gabungan antara mistisisme Māori, cahaya glowworms yang surealis, dan pohon-pohon kuno yang mengingatkan kita bahwa bumi jauh lebih tua daripada peradaban manusia.

Namun keajaiban ini juga rentan. Penyakit kauri dieback menunjukkan bahwa satu gangguan kecil saja bisa mengubah wajah hutan yang telah bertahan ribuan tahun. Karena itu, Waipoua bukan cuma destinasi—ia adalah pengingat tentang rapuhnya dunia yang kita cintai.

Dan ketika kita berjalan di bawah 'galaksi terbalik' itu, kita akan tahu—ada beberapa keindahan di bumi yang terasa lebih seperti mimpi daripada kenyataan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team