Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
White-tailed Prairie Dog
White-tailed Prairie Dog (inaturalist.org/pholroyd)

Intinya sih...

  • Pola hibernasi White-tailed Prairie Dog sangat teratur, memasuki kondisi dormansi hingga akhir Februari atau pertengahan Maret, dan kembali dimulai pada akhir Oktober atau awal November.

  • White-tailed Prairie Dog memiliki sistem komunikasi kompleks dengan 'gonggongan' dan bahasa tubuh yang penting untuk kelangsungan hidup koloni mereka.

  • Hewan ini adalah herbivora oportunis yang menyimpan energi untuk siklus hidup musiman, serta aktivitas menggalinya membawa manfaat ekologis bagi lingkungan sekitarnya.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di balik luasnya padang rumput kering dataran tinggi di Amerika Serikat bagian barat, ada satu hewan yang ukurannya tak lebih besar dari seekor kelinci kecil, yaitu White-tailed Prairie Dog. Meski namanya mengandung kata 'dog' atau 'anjing', hewan ini sama sekali bukan anjing, melainkan rodensia dari keluarga tupai tanah (ground squirrel) yang hidup berkoloni dan menggali liang. Tubuhnya kekar, ekornya pendek dengan ujung berwarna putih khas, dan perilakunya mirip marmot atau tupai tanah lainnya yang aktif di siang hari.

Mereka hidup dalam kelompok besar, saling berkomunikasi lewat berbagai jenis 'gonggongan', dan menjalani siklus hidup yang sangat teratur mengikuti perubahan musim yang ekstrem. Hal ini membuat spesies ini menjadi salah satu penghuni padang rumput yang paling menarik untuk dipelajari. Berikut lima fakta paling menarik dari hewan pengerat dengan nama Cynomys leucurus ini yang akan membuatmu melihat hewan ini dengan cara berbeda.

1. Pola hibernasinya sangat teratur

White-tailed Prairie Dog (inaturalist.org/pholroyd)

Salah satu fakta paling unik tentang White-tailed Prairie Dog adalah pola hibernasinya yang sangat teratur dan panjang. Mereka menghabiskan seluruh musim dingin di bawah tanah, memasuki kondisi dormansi hingga akhir Februari atau pertengahan Maret. Menariknya, melansir Wyoming Field Guide jantan dewasa selalu menjadi individu pertama yang keluar dari liang, disusul betina sekitar dua hingga tiga minggu kemudian.

Begitu bangun, mereka langsung bersiap untuk musim kawin, kemudian menghabiskan musim semi, musim panas, dan awal musim gugur dengan makan sebanyak mungkin. Semua energi itu mereka simpan untuk bertahan selama hibernasi yang kembali dimulai pada akhir Oktober atau awal November. Siklus ini membuat hidup mereka sangat bergantung pada musim, seolah mereka adalah jam biologis yang sangat presisi di tengah padang rumput.

2. Komunikasi kompleks dengan 'gonggongan' dan bahasa tubuh

White-tailed Prairie Dog (inaturalist.org/pholroyd)

White-tailed Prairie Dog memiliki sistem komunikasi yang cukup kompleks. Mereka dikenal karena suara khas yang menyerupai gonggongan, yang menjadi dasar penamaan 'prairie dog'. Melansir Animal Diversity Web, spesies ini hanya memiliki sekitar lima jenis vokalisasi utama, berbeda dari spesies prairie dog lain yang memiliki puluhan jenis panggilan.

Ada 'repetitious bark' untuk memperingatkan bahaya, 'laughing bark' untuk memperkuat ikatan kelompok, 'snarl' dan 'growl' sebagai tanda ancaman, serta 'scream' saat mengalami stres atau ketakutan. Tidak hanya itu, bahasa tubuh mereka juga sangat penting. Saat satu individu mendadak berdiri tegak dan mengamati sekitar, seluruh kelompok akan melakukan hal yang sama.

Mereka bahkan menggunakan gundukan tanah di sekitar liang sebagai menara pantau alami untuk menyaksikan predator, saling berkomunikasi, dan memastikan seluruh koloni tetap waspada.

3. Punya kehidupan sosial yang menarik

White-tailed Prairie Dog (inaturalist.org/pholroyd)

White-tailed Prairie Dog hidup dalam koloni besar yang struktur sosial di dalamnya terbagi menjadi klan-klan kecil. Anggota tiap kelompok sering mencari makan di lokasi yang sama, terutama ketika sumber makanan sedang melimpah. Anak-anaknya cenderung tinggal dekat liang tempat mereka lahir dan banyak menghabiskan waktu untuk bermain bersama.

Mengutip Animal Diversity Web, tidak seperti beberapa spesies lain, anak White-tailed Prairie Dog justru sering bermain dan berinteraksi dengan anak dari kelompok lain, bahkan masuk ke liang milik kelompok tetangga. Di sisi lain, pejantan dewasa cenderung menyendiri, jarang berinteraksi dengan anak, dan lebih sering berkeliaran jauh dari klan terutama saat musim kawin.

4. Herbivora oportunis yang menyimpan energi untuk siklus hidup musiman

White-tailed Prairie Dog (inaturalist.org/dvollmar)

Meski tergolong herbivor, White-tailed Prairie Dog adalah pemakan oportunis yang dietnya berubah sesuai musim. Menurut Animal Diversity Web, saat keluar dari hibernasi di awal musim semi, mereka memakan sagebrush dan saltbush, dua tumbuhan yang tetap bertahan di musim dingin. Ketika tanaman lain mulai tumbuh, mereka beralih ke rumput-rumputan, bunga liar seperti dandelion, hingga biji-bijian yang matang.

Mereka jarang minum secara langsung karena sebagian besar kebutuhan air dipenuhi dari makanan tumbuhan yang mereka konsumsi. Selama musim panas dan musim gugur, mereka makan dalam jumlah besar sebagai persiapan menghadapi musim dingin yang panjang. Anak-anak yang baru keluar dari liang pun langsung mengonsumsi makanan yang sama dengan individu dewasa, melatih mereka untuk mampu bertahan hidup di lingkungan yang keras.

Menariknya, hewan ini juga tercatat memakan serangga dan bahkan bangkai jika tersedia. Ini menunjukkan bahwa mereka cukup fleksibel dalam memenuhi kebutuhan energi, terutama di habitat kering tempat mereka hidup.

5. Aktivitas menggalinya membawa manfaat ekologis

White-tailed Prairie Dog (inaturalist.org/dvollmar)

Walaupun sering dianggap hama, White-tailed Prairie Dog sebenarnya memiliki peran ekologis yang besar. Melansir Animal Diversity Web, aktivitas menggali mereka membantu menggemburkan dan mencampur tanah, membuatnya lebih subur dan lebih mudah ditembus air. Proses ini menciptakan area padang rumput yang justru lebih produktif, sehingga kerap menjadi tempat favorit penggembalaan hewan ternak.

Bahkan, predator seperti Black-footed Ferret sangat bergantung pada mereka, baik sebagai sumber makanan utama maupun sebagai penyedia liang untuk tempat berlindung. Di beberapa taman nasional, keberadaan koloni prairie dog dianggap sebagai indikator kesehatan ekosistem, karena ketika mereka berkurang, rantai makanan padang rumput dapat terganggu drastis.

White-tailed Prairie Dog membuktikan bahwa hewan kecil pun tidak hanya memiliki keunikan dan kemampuan yang luar biasa dalam beradaptasi terhadap lingkungan, tetapi juga dapat memberikan dampak besar bagi kelestarian alam.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team