Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Elang (commons.wikimedia.org/Quartl)
Elang (commons.wikimedia.org/Quartl)

Intinya sih...

  • Populasi elang menurun karena perburuan liar, alih fungsi lahan, dan penebangan liar.
  • Perburuan liar dilakukan dengan berbagai cara dan sulit dihentikan, mengancam kelestarian elang.
  • Hewan invasif dan industrialisasi juga menyebabkan penurunan populasi elang secara tidak langsung.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Burung elang merupakan penguasai langit yang sudah hidup bumi sejak ribuan tahun yang lalu. Burung ini juga memiliki peran penting sebagai pengendali hama dan pengendali tikus di hutan, kebun, sawah, dan pemukiman. Sayangnya semakin ke sini populasi elang semakin menurun. Saking menurunnya beberapa elang sampai masuk ke daftar hewan dilindungi dan berstatus sebagai hewan terancam punah.

Hal tersebut juga bukan tanpa alasan karena menurunnya populasi elang disebabkan oleh banyak faktor, seperti penebangan liar, perburuan liar, kedatangan hewan invasif, industrialisasi, dan alih fungsi lahan. Tentunya kelima hal tersebut tak bisa terus dibiarkan karena bisa memusnahkan elang dalam waktu dekat.

Nah, karenanya kita akan membahas kelima faktor tersebut di artikel ini. Pembahasaannya akan beberapa aspek, seperti dampak, penanganan, dan mengapa hal-hal tersebut bisa terjadi.

1. Perburuan liar

Ilustrasi perburuan liar (commons.wikimedia.org/BLM Nevada)

Perburuan liar, perburuan ilegal, atau poaching jadi masalah terbesar jika menyangkut penurunan populasi elang. Hal tersebut dapat terjadi karena perburuan liar merupakan kegiatan manusia yang dilakukan dengan sengaja dan berdasarkan permintaan. Sebagai contoh, jika ada orang yang hendak membeli elang secara ilegal maka pemburu akan terus memburu elang tanpa peduli dengan kelesatriannya. Karena hal tersebut sampai saat ini perburuan liar tidak bisa dihentikan mau itu di benua Amerika, Afrika, atau Asia.

Perburuan liar juga dilakukan dengan berbagai cara, seperti menembak, meracuni, sampai menjebak elang dengan jebakan, jelas Bird Alliance of Oregon. Sebenarnya berbagai negara sudah memiliki regulasi dan peraturan tentang perburuan liar. Tapi tetap saja ada banyak oknum yang melanggar peraturan-peraturan tersebut. Misalpun ada satu pemburu yang tertangkap pemburu lain akan kembali muncul layaknya rumput yang terus tumbuh. Hal ini tentunya tidak bisa dibiarkan dan harus dibasmi secepat mungkin.

2. Alih fungsi lahan

Habitat elang banyak yang beralih fungsi menjadi sawah (commons.wikimedia.org/Cocakolam)

Dilansir askBAMLand, land converstion atau alih fungsi lahan adalah kegiatan mengubah klasifikasi suatu lahan atau tanah. Sebagai contoh, awalnya suatu lahan merupakan hutan atau savana, kemudian lahan tersebut diubah dan dialihfungsikan menjadi kebun, sawah, atau pemukiman. Sekilas alih fungsi lahan memang punya dampak positif bagi kehidupan manusia. Namun jika dilakukan secara masif dan tidak terkendali hal ini bisa merusak ekosistem dan membuat populasi elang terancam.

Bayangkan saja, awalnya suatu lahan dihuni oleh tikus, ular, dan kadal yang jadi makanan utama elang. Kemudian setelah dialhfungsikan hewan-hewan tersebut mati atau pindah ke tempat lain. Alhasil elang yang tadinya berkumpul di daerah tersebut juga musnah atau berpindah. Tak hanya itu, elang yang awalnya bersarang di pohon-pohon juga harus pergi ke tempat lain karena pohon-pohon tersebut ditebang untuk dijadikan pemukiman. Alih fungsi lahan memang bermanfaat bagi manusia, tapi dalam melakukannya kita harus menimbang efeknya bagi ekosistem, alam liar, dan kelestarian satwa.

3. Penebangan liar

Penebangan liar (commons.wikimedia.org/Anonymous)

Laman Food and Agriculture Organization menjelaskan kalau penebangan liar adalah kegiatan memanen, menebang, atau mendistribusikan kayu secara ilegal tanpa memerhatikan peraturan dan hukum yang ada. Kegiatan ini marak terjadi, khususnya di negara berkembang yang memiliki banyak hutan. Biasanya para penebang liar akan menebang pohon-pohon di hutan secara masif dan dalam jangka waktu yang lama. Nah, kayu-kayu yang didapatkan akan dijual dan didistrubusikan secara ilegal untuk berbagai kebutuhan, seperti kebutuhan industri, kerajinan, dan sebagainya.

Tentunya kegiatan ini sangat berbahaya karena membuat hutan gundul secara perlahan. Akhirnya, elang-elang yang hidup di hutan kehilangan habitat dan rumah mereka. Karena hal tersebut, mau tidak mau elang harus menjauh dan pergi ke tempat yang lebih aman seperti pegunungan yang tinggi. Itupun tidak menjamin keselamatan mereka karena bisa saja para penebang liar akan menebang kayu di pegunungan jika stok kayu di hutan mulai menipis.

4. Munculnya hewan invasif

Kucing feral merupakan hewan invasif yang mengancam populasi elang (commons.wikimedia.org/torne)

Elang memang bisa kabur dari berbagai predator dengan kemampuan terbangnya yang luar biasa. Namun ada kalanya burung predator ini tidak berkutik di hadapan hewan invasif. Salah satu hewan invasif paling berbahaya adalah Felis catus atau kucing domestik. Saking berbahayanya, mamalia kecil tersebut mampu membunuh miliaran ekor burung setiap tahunnya di Amerika Serikat, jelas Audobon. Nah, burung-burung yang dibunuh kucing mencakup beberapa jenis dan salah satunya adalah elang.

Tapi tak hanya kucing, di belahan dunia lain juga ada hewan invasif lain, seperti ular, bekicot, sampai serangga. Terkadang hewan invasif tak hanya membunuh atau memburu elang secara langsung, namun mereka juga bisa menyebarkan penyakit atau patogen berbahaya. Dalam satu atau dua tahun efek dari hewan invasif memang tak akan terlihat. Nah, efeknya baru akan muncul pada belasan, puluhan, atau ratusan tahun kemudian. Alhasil hewan invasif sangat berbahaya karena mempu membunuh elang entah secara langsung atau tidak langsung.

5. Industrialisasi

Industrialisasi mengancam populasi elang (commons.wikimedia.org/chensiyuan)

Sebenarnya industrialisasi adalah hal yang sangat bermanfaat bagi manusia karena mendorong modernisasi dan memudahkan kehidupan. Sayangnya di banyak kasus industrialisasi tidak dibarengi dengan peremajaan alam dan pelestarian satwa yang serius. Alhasil industrialisasi memberikan efek negatif pada populasi satwa, jelas Sciencing. Lahan yang rusak, air yang tercemar, asap yang mencemari oksigen, sampai tanah yang kering merupakan beberapa efek dari industrialisasi.

Secara langsung industrialiasi juga membuat populasi elang terus menurun karena banyak hal. Pertama, sungai yang jadi sumber air elang menjadi kotor dan tidak bisa digunakan. Hutan yang dulunya lebat perlahan juga mulai mengering sehingga elang tidak bisa membuat sarang. Tak hanya itu, mangsa-mangsa elang seperti tikus dan ular juga mulai mati yang akhirnya membuat elang kehabisan pasokan makanan. Karenanya industrialiasi yang baik harus menimbang berbagai aspek supaya tidak mengancam eksistensi elang.

Setelah diulik ternyata eksistensi dan populasi elang sangat terancam akibat ulah manusia itu sendiri. Industrialisasi adalah kegiatan yang terjadi karena kehendak manusia untuk memodernisasi diri. Alih fungsi lahan juga kegiatan yang dilakukan manusia untuk membuat pemukiman atau lahan pertanian. Perburuan liar dan penebangan liar juga sama saja, keduanya dilakukan karena keserakahan dan ketidakpedulian manusia. Karena hal itu, semuanya tidak bisa dibiarkan karena jika terus berlanjut akan berdampak buruk pada populasi elang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team