5 Fakta Unik Elang Bersayap Merah, Punya Presentase Hidup yang Kecil

Burung elang adalah salah satu burung predator paling terkenal dan ia juga dibagi menjadi beberapa spesies. Nah, diantara banyaknya spesies elang, Buteo lineatus atau elang bersayap merah jadi salah satu yang menarik untuk dibahas. Bentang sayapnya memang hanya sekitar 1 meter dan ukurannya tidak sebesar elang lain. Namun ukuran kecil tersebut memberikan keuntungan karena membuat hewan ini mampu bergerak dengan lebih gesit dan lincah.
Dibalik tubuhnya yang kecil ia juga mampu menjelajah dengan jauh. Tak tanggung-tanggung, satu individu punya wilayah jelajah seluas lebih dari 1 kilometer, lho. Seperti elang lain ia juga termasuk predator ulung dan bisa memakan apapun, mulai dari mamalia, reptil, seranga, sampai burung lain yang lebih kecil. Sayangnya pamor elang ini kalah dari kerabat-kerabatnya yang lebih besar. Karena itu kali ini kita akan membahas fakta unik tentang elang bersayap merah supaya pamornya bisa naik!
1. Bentang sayapnya hanya sekitar 1,2 meter

Jika dibandingkan dengan elang lain, elang bersayap merah bukanlah spesies elang dengan ukuran yang terlalu besar. Ia merupakan elang berukuran sedang dengan bentang sayap yang berkisar antara 90 centimeter sampai 1,27 meter, jelas iNaturalist. Bobotnya sendiri ada di kisaran 550 sampai 700 gram. Sementara itu, panjang tubuhnya ada di angka 38 sampai 61 centimeter. Namun walau terbilang kecil ia masih punya ciri khas elang, seperti sayap yang lebar, kuku yang tajam, dan paruh melengkung yang kuat.
Seperti namanya, burung yang punya gerakan gesit ini memiliki sayap berwarna merah atau kecokelatan. Variasi warnanya juga beragam, mulai dari jingga, kemerahan, cokelat tua, cokelat muda, sampai putih kekuningan. Matanya sendiri besar, kakinya berwarna kuning, dan paruhnya kuat yang mana bisa digunakan untuk mengoyak daging mangsa. Terakhir, tubuh hewan ini diselimuti beberapa corak, seperti corak garis, tutul, dan bercak.
2. Sering mengawasi mangsanya dari puncak pohon

Dilansir Animal Diversity Web, elang bersayap merah bukanlan predator yang akan mengejar mangsanya dengan membati buta. Sebaliknya, ia lebih suka menunggu dan mengawasi mangsanya dari atas pohon atau puncak pohon. Sembari bertengger, ia akan mengawasi mangsa yang berkeliaran di daerah sekitar. Jika ia sudah menemukan target yang hendak dimakan barulah burung ini akan meluncur dari ketinggian dan segera menerkam mangsanya dengan cakar dan paruh tajam yang ia miliki.
Dengan bulunya yang berwarna cokelat dan tubuhnya yang kecil burung ini juga bisa berkamuflase dengan baik di atas pohon. Alhasil mangsa-mangsanya tak akan sadar kalau mereka sedang diawasi sepanjang saat. Mangsanya sendiri terdiri dari beberapa jenis mamalia, namun tupai dan kelinci jadi makanan utama hewan ini. Dalam banyak kesempatan burung ini juga tak akan langsung memakan buruannya. Tak jarang ia akan menyimpan buruannya di sarang dan baru memakannya beberapa saat kemudian.
3. Presetase kehidupannya hanya sekitar 30 persen

Sebenarnya elang ini punya usia yang lama, yaitu mencapai 20 tahun. Sayangnya kebanyakan individu tidak punya kesempatan hidup yang sama dan kebanyakan mati pada tahun pertama kehidupan. Tak hanya itu, keberhasilan kehidupan dan reproduksi burung ini juga terbilang kecil. Bayangkan saja, setiap tahunnya anakan elang bersayap merah hanya punya presentase kehidupan sebesar 30 persen, jelas artikel di jurnal Journal of Raptor Research.
Tentunya hal tersebut sangat mengkhawatikan dan dapat terjadi karena berbagai faktor. Pertama, kematian dapat terjadi karena faktor alami, seperti bencana alam, predasi dari hewan lain, kerusakan habitat, dan penyakit. Kedua, kematian juga bisa terjadi karena ulah manusia, seperti perburuan liar, alih fungsi lahan, dan industrialisasi. Saat ini populasi elang bersayap merah memang masih melimpah. Namun kita tetap harus menjaganya, jika tidak dijaga bisa saja hewan eksotis ini punah dalam kurun waktu ratusan atau puluhan tahun ke depan.
4. Biasanya akan bertelur dan bersarang di daerah yang dekat dengan air

Laman Animalia menjelaskan kalau elang bersayap merah suka membangun sarang di area berkayu yang dekat dengan air. Sebagai contoh, burung ini akan membuat sarang di hutan dan berdekatan dengan sungai atau danau. Hal tersebut juga bukan tanpa alasan dan kemungkinan dilakukan supaya sarangnya dekat dengan sumber makanan dan air. Alhasil, saat hendak berburu indukan burung ini tak perlu pergi terlalu jauh.
Hewan ini juga termasuk hewan yang setia, bahkan ia tak akan berganti pasangan selama hidupnya. Musim kawin elang bersayap merah sendiri berlangsung selama tiga bulan, yaitu sekitar bulan April sampai Juli. Burung ini juga punya kebiasaan seperti manusia, yaitu sering tinggal di satu tempat yang sama. Dalam hal ini, elang bersayap merah sering menggunakan satu sarang secara berkali-kali setiap tahunnya. Ia hanya akan membangun dan berganti sarang jika sarang lamanya sudah rusak atau tidak layak huni.
5. Wilayah jelajahnya bisa mencapai 1,2 kilometer persegi

Dilansir GBIF, elang bersayap merah sangat mudah ditemukan di wilayah Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada. Populasinya juga terbagi jadi dua kelompok, yaitu populasi barat dan populasi timur yang mana keduanya punya kebiasaan yang berbeda. Dalam hal ini, populasi timur merupakan hewan migrasi sementara populasi barat termasuk hewan yang menetap dan tidak melakukan migrasi. Migrasi burung ini juga tak terlalu jauh karena jarak tempuh migrasinya hanya sekitar 300 sampai 1,500 kilometer.
Tak hanya itu, walau punya ukuran kecil nyatanya burung ini merupakan penjelajah yang cukup kuat, lho. Hal tersebut dibuktikan dari sebuah penelitian yang mengungkap fakta kalau wilayah jelajah dan wilayah kekuasaan burung ini umumnya punya luas sekitar 1,2 kilometer persegi. Elang bersayap merah juga punya kemampuan adaptasi yang baik dan dibuktikan dari kemampuannya untuk hidup di wilayah yang sudah dimodifikasi oleh manusia, seperti kebun, taman, atau area petanian.
Di balik ukurannya yang kecil, ternyata elang bersayap merah merupakan pasangan yang sangat setia. Saking setianya ia sampai tak mau berganti pasangan selama hidup dan sering menggunakan satu sarang selama bertahun-tahun. Wilayah jelajahnya juga luas, bahkan sampai 1,2 kilometer persegi. Hal tersebut terhitung luas bagi burung elang berukuran kecil. Sayangnya, hewan ini punya presetase kehidupan yang kecil. Karenanya kita harus menjaga dan melestarikan burung eksotis ini.