Ilustrasi collembola dari Rapa Nui yang terkenal sebagai serangga pelompat mikro (commons.wikimedia.org/Syrio)
Selain isopoda, Rapa Nui juga menjadi rumah bagi beberapa spesies Collembola (serangga pelompat mikro) yang belum ditemukan di tempat lain. Menurut riset Zootaxa, ada setidaknya lima spesies baru yang diidentifikasi dari gua-gua pulau ini, semuanya endemik dan memiliki morfologi khas gua seperti tubuh tanpa warna dan antena panjang.
Mereka hidup dari jamur mikroskopis dan bahan organik yang menetes dari atap gua, membentuk rantai makanan mikro yang penting bagi ekosistem bawah tanah. Karena ukurannya kurang dari 2 milimeter, kehadiran mereka baru terungkap berkat penelitian dengan mikroskop resolusi tinggi.
Studi ini membuktikan bahwa bahkan di tempat sekecil Rapa Nui, kehidupan terus berevolusi diam-diam di bawah kaki manusia. Dunia bawah tanahnya sama mempesonanya dengan wajah batu Moai di permukaan.
Banyak orang mengenal Rapa Nui sebagai pulau yang sunyi dan terisolasi, namun bagi para ilmuwan, ia adalah laboratorium evolusi yang hidup. Gurita, ikan, hingga serangga gua di sini membuktikan bahwa bahkan di tanah yang tampak tandus, alam masih menyimpan kehidupan yang penuh keajaiban.
Seperti Moai yang diam menatap laut, makhluk-makhluk kecil ini seolah menjadi penjaga sunyi bagi sejarah biologis pulau tersebut. Di tengah ancaman perubahan iklim dan eksploitasi pariwisata, mengenali dan melindungi mereka adalah cara manusia menghormati rahasia alam—dan mungkin, memahami sedikit dari misteri Rapa Nui itu sendiri.