Ilustrasi sleeping ute mountain di Colorado (flickr.com/wilson goodrich)
Gunung ini tampak seperti pria tertidur dengan tangan terlipat di dada, terlihat jelas dari profil samping. Menurut Utah Education Network formasi ini memiliki makna spiritual mendalam bagi suku Ute yang melihatnya sebagai simbol perlindungan leluhur.
Secara ilmiah, Sleeping Ute terbentuk dari intrusi magma yang mengangkat lapisan tanah dan menciptakan punggungan memanjang. University Press of Colorado melalui laman Hayden’s Landscapes Revisited telah memaparkan bahwa kontur ini kemudian dipahat lebih lanjut oleh angin dan air selama jutaan tahun, membentuk garis-garis yang menyerupai dada dan wajah.
Selain itu, perspektif visual sangat menentukan. Dari beberapa sudut, gunung tampak biasa saja, tetapi dari titik-titik tertentu ia berubah menjadi siluet manusia yang sempurna. Fenomena ini sering disebut forced pareidolia karena sangat bergantung pada sudut pandang pengamat—disadur dari buku bertajuk The Routledge Handbook of the Bioarchaeology of Human Conflict: ‘Traumatized Bodies’ from Early Prehistory to the Present.
Gunung-gunung berwajah ini menunjukkan bahwa bumi adalah seniman yang bekerja tanpa pernah berniat menciptakan karya seni. Erosi, retakan batu, cahaya matahari, dan sudut pandang manusia bersatu membentuk wajah-wajah raksasa yang mengundang rasa takjub. Alam tidak pernah berhenti memberi kejutan—dan setiap bentuknya selalu membuka ruang bagi imajinasi kita untuk menafsir.
Pada akhirnya, fenomena ini menyatukan sains dan kepekaan manusia. Kita memandang batu, tetapi melihat wajah; kita melihat tebing, tetapi menemukan cerita. Itulah keindahan pareidolia alam, ia membuat dunia tampak lebih hidup, lebih personal, dan lebih penuh misteri.