Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fenomena Alam yang Mirip Pelangi tapi Bukan Pelangi

Potret fenomena alam (pixabay.com/ninaboots)
Potret fenomena alam (pixabay.com/ninaboots)
Intinya sih...
  • Halo matahari: Lingkaran cahaya di sekitar matahari karena sinar matahari menembus kristal es di awan cirus, bisa muncul tanpa hujan.
  • Awan pelangi (Iridescent clouds): Warna-warni halus di awan karena cahaya matahari dibiaskan oleh tetesan air atau kristal es kecil, sering muncul di awan tipis dekat matahari.
  • Pelangi api (Fire rainbow): Fenomena optik saat cahaya matahari terkena kristal es di awan sirus, warnanya cerah dan melebar, lebih sering muncul di daerah lintang tinggi pas musim panas.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Langit tak pernah kehabisan cara buat bikin kita kagum. Salah satu yang paling gampang bikin orang berhenti dan mendongak tentu saja pelangi. Tapi ternyata, pelangi bukan satu-satunya lukisan warna-warni yang bisa muncul di langit.

Ada beberapa fenomena alam lain yang sekilas mirip pelangi, tapi punya proses dan bentuk yang berbeda. Beberapa bahkan lebih langka, jadi nggak bisa dilihat sembarangan. Warna-warninya pun tak kalah cantik dan kerap membuat orang salah mengira.

Nah, berikut ini lima fenomena langit yang tampak seperti pelangi, tapi sebenarnya bukan. Simak sampai habis ya, siapa tahu kamu pernah melihat salah satunya tanpa sadar!

1. Halo matahari

Potret halo matahari (pixabay.com/mirian357)
Potret halo matahari (pixabay.com/mirian357)

Pernah lihat matahari dikelilingi lingkaran besar kayak cincin? Nah, itu namanya halo matahari. Fenomena ini muncul karena sinar matahari menembus kristal es berbentuk heksagonal yang ada di awan cirus (biasanya awan cirrostratus), terus dibiaskan membentuk lingkaran cahaya. Warnanya tidak terlalu mencolok, tapi tetap kelihatan jelas apalagi pas langit lagi cerah.

Beda dari pelangi yang butuh hujan, halo ini bisa muncul tanpa perlu ada rintik air. Biasanya muncul di sekitar matahari atau bulan, tergantung sumber cahayanya. Kalau kamu lihat lingkaran cahaya besar di siang bolong, itu bukan efek kamera, tapi memang benar fenomena halo.

2. Awan pelangi (Iridescent clouds)

Potret awan pelangi (pixabay.com/ossrfinancials)
Potret awan pelangi (pixabay.com/ossrfinancials)

Awan pelangi terlihat seperti awan yang baru pulang dari salon—berwarna-warni halus dan cantik. Warna ini muncul karena cahaya matahari dibiaskan oleh tetesan air atau kristal es kecil di awan, terutama ketika partikel-partikelnya berukuran seragam. Bentuk warnanya kadang cuma sepotong, kadang menyebar seperti pelangi tipis. Sekilas mirip efek editan, padahal asli dari alam.

Fenomena ini paling sering muncul di awan tipis yang dekat dengan matahari. Jadi, kalau kamu lihat awan yang mirip pelangi pastel, itu bisa jadi awan pelangi. Biasanya munculnya sebentar, jadi harus sigap kalau mau foto. Jarang banget orang sadar akan keberadaan fenomena ini, padahal keindahannya luar biasa.

3. Pelangi api (Fire rainbow)

Potret pelangi api (pixabay.com/leoleobobeo)
Potret pelangi api (pixabay.com/leoleobobeo)

Nama boleh pelangi api, tapi jangan dibayangkan ada api beneran ya. Ini adalah fenomena optik yang muncul saat cahaya matahari terkena kristal es di awan sirus. Warnanya cerah dan menyala mirip lidah api, makanya dikasih nama “fire rainbow”. Bentuknya melebar, bukan melengkung kayak pelangi biasa.

Tapi pelangi api ini nggak bisa muncul sembarangan—mataharinya harus cukup tinggi di langit, minimal 58 derajat dari horizon. Makanya, dia lebih sering muncul di daerah lintang tinggi pas musim panas. Kalau kamu kebetulan lihat satu, artinya kamu beruntung banget. Karena selain langka, tampilannya juga benar-benar mencolok.

4. Pelangi bulan (Moonbow)

Potret pelangi bulan (pexels.com/Isabelli Pontes)
Potret pelangi bulan (pexels.com/Isabelli Pontes)

Kalau biasanya pelangi muncul di siang hari, moonbow munculnya justru malam-malam. Fenomena ini terjadi saat cahaya bulan cukup terang dan memantul ke tetesan air di udara, biasanya setelah hujan. Tapi karena cahaya bulan lebih redup dari matahari, warnanya tidak secerah pelangi biasa. Kebanyakan orang cuma melihatnya putih atau keperakan.

Untuk bisa lihat moonbow, kamu butuh kondisi yang pas: bulan purnama atau mendekati, langit gelap, dan ada kelembapan di udara. Biasanya muncul di area pegunungan atau dekat air terjun. Nggak gampang menemukan moonbow, tapi kalau dapat, rasanya kayak dapat bonus spesial dari malam. Moonbow sangat estetik untuk difoto, walaupun sering kelihatan samar di kamera.

5. Circumzenithal arc

Potret circumzenithal arc (pixabay.com/JacekAbramowicz)
Potret circumzenithal arc (pixabay.com/JacekAbramowicz)

Circumzenithal arc adalah fenomena yang sering dijuluki “senyum langit”. Bentuknya seperti pelangi yang terbalik, muncul sangat tinggi di atas matahari. Ini terjadi saat cahaya matahari dibiaskan oleh kristal es di awan, tapi dari sudut yang sangat spesifik. Hasilnya? Busur warna-warni yang kelihatan seperti senyuman langit.

Meski warnanya mirip pelangi, posisi dan bentuknya bikin dia mudah dibedakan. Pelangi biasa muncul di bawah matahari, sedangkan circumzenithal arc muncul jauh di atasnya. Tapi karena posisinya tinggi banget, banyak orang yang tidak menyadari dia ada. Padahal, pas muncul, tampilannya bisa lebih cerah dari pelangi biasa.

Langit itu bukan cuma biru atau mendung—tapi juga penuh kejutan. Dari halo sampai circumzenithal arc, tiap fenomena ini punya keunikannya sendiri meski sekilas mirip pelangi. Mereka semua muncul karena permainan cahaya, es, dan sudut pandang.

Dengan tahu bedanya, kamu jadi bisa lebih menghargai tiap momen langit yang jarang terjadi. Jadi, lain kali kamu melihat warna-warni yang tidak biasa di langit, coba amati lebih dekat. Bisa jadi itu bukan pelangi biasa, melainkan salah satu keajaiban langka yang nggak muncul setiap hari.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us