Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Hewan Beracun
Lionfish (commons.wikimedia.org/Christian Mehlführer)

Intinya sih...

  • Burung Pitohui memiliki warna bulu oranye dan hitam sebagai tanda peringatan, mengandung racun batrachotoxin yang dapat menyebabkan sensasi kesemutan dan efek mati rasa.

  • Katak Panah Beracun memiliki warna tubuh mencolok yang menunjukkan bahwa katak tersebut beracun dan berbahaya untuk dimakan, mengandung racun batrachotoxin yang dapat menyebabkan kejang dan gangguan sistem saraf.

  • Ular Karang memiliki pola cincin berwarna merah, hitam, dan kuning sebagai tanda peringatan, memiliki bisa beracun neurotoksin yang dapat menyebabkan kelumpuhan dan gagal napas total.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pernahkah kamu menjumpai spesies hewan dengan warna-warni tubuh mereka yang mencolok hingga membuat terpesona karena keindahannya? Faktanya tidak semua keindahan yang diperlihatkan oleh para hewan hanya untuk estetika atau menarik perhatian lawan jenis saja, lho. Beberapa spesies dengan warna tubuh mencolok merupakan bentuk strategi bertahan hidup di habitat alam liar. 

Bentuk adaptasi ini biasa disebut dengan Aposematisme yang merupakan tanda peringatan dari hewan beracun, dapat berupa warna tubuh terang, suara, bau yang menyengat untuk mencegah predator memangsa mereka. Ciri khas morfologi yang dimiliki tersebut dapat memberikan sinyal peringatan bagi predator untuk segera menghindar. Nah, berikut ini 5 hewan beracun dengan warna tubuh yang terang dan mencolok yang dapat digunakan sebagai tanda peringatan untuk segera menjauhi mereka!

1. Burung Pitohui

Pitohui dichrous (commons.wikimedia.org/Benjamin Freeman)

Burung pitohui dengan nama ilmiah Pitohui dichrous adalah burung endemik asal Papua. Terlihat menawan dengan warna bulu oranye dan hitam serta paruhnya yang kuat, ternyata warna mencolok pada burung ini sebagai tanda peringatan, lho. Dilansir Aquarium of Pacific, burung pitohui juga mengeluarkan bau yang kuat dan unik yang digunakan untuk memperingatkan predator.

Diet makanan mereka salah satunya adalah kumbang Choresine yang mengandung racun batrachotoxin dan sumber toksin homoBTX. Senyawa racun ini dapat menempel di kulit dan bulu burung serta terkonsentrasi di bulu dada, perut, dan kaki. Seseorang yang melakukan kontak dengan burung ini, dapat merasakan sensasi kesemutan dan efek mati rasa yang berkepanjangan, bersin, serta mata perih dan berair. Spesies burung pitohui yang paling berbahaya dan harus dihindari karena kandungan racunnya paling tinggi adalah Pitohui dichrous (Hooded Pitohui).

2. Katak Panah Beracun

Dendrobates tinctorius azureus (commons.wikimedia.org/H. Zell)

Katak panah beracun adalah sebutan untuk sekelompok katak dengan warna-warni tubuhnya yang menarik. Berasal dari Amerika Tengah dan Selatan, kelompok katak ini masuk dalam genus Phyllobates. Jenis katak ini biasanya memiliki warna tubuh kuning, merah, biru, hijau, emas, tembaga, dan hitam, serta beberapa dalam kombinasi pola yang unik. Warna-warna ini dikenal sebagai aposematisme yang menunjukkan bahwa katak tersebut beracun dan berbahaya untuk dimakan.

Dilansir Medical Toxicology, racun paling berbahaya yang dikeluarkan katak panah beracun adalah batrachotoxin yang merupakan neurotoksin kuat. Racun ini tidak diproduksi oleh katak itu sendiri, tetapi berasal dari makanan mereka, seperti semut beracun dan kumbang melyrid yang hidup di alam liar. Predator yang memakan katak ini akan merasakan kejang dan gangguan sistem saraf, seperti kontraksi otot, air liur, dan bahkan kematian. Racun alkaloid yang dikeluarkan melalui kulit katak dapat menyebabkan mati rasa, kesemutan, dan iritasi saat bersentuhan.

3. Ular Karang (Colar Snake)

Aquatic coral snake (commons.wikimedia.org/Bernarddupont)

Ular karang termasuk dalam famili Elapidae. Ciri morfologi mereka berupa adanya pola cincin berwarna merah, hitam, dan kuning (atau putih) yang membentang di sekujur tubuhnya. Faktanya, di alam liar warna mencolok yang dimiliki oleh ular karang sering ditiru oleh beberapa ular tak beracun disebut dengan mimikri Batesian, seperti yang ada pada ular susu dan ular raja untuk menghindari predator.

Dilansir Poison Control, ular karang memiliki bisa beracun neurotoksin yang dapat mengganggu kerja impuls saraf dan menyebabkan kelumpuhan. Tak hanya itu, gigitan ular karang berpotensi menyebabkan gagal napas total yang apabila tidak segera ditangani dapat menyebabkan kematian. Setidaknya di alam liar ular karang termasuk dalam hewan yang lebih suka menyendiri dan jarang menggigit, kecuali merasa terprovokasi atau terancam oleh predator atau manusia.

4. Monarch Butterfly

Monarch Butterfly (commons.wikimedia.org/Charles J. Sharp)

Monarch Butterfly atau kupu-kupu raja memiliki nama ilmiah Danaus plexippus merupakan jenis kupu-kupu yang suka bermigrasi hingga ribuan kilometer setiap tahunnya. Mereka mengitari Amerika Utara dengan kepakan sayap mereka yang indah, berwarna oranye terang dengan pola hitam dan putih. Siapa sangka, ternyata keindahan mereka adalah sebuah tanda peringatan adanya racun dalam tubuh mereka.

Kupu-kupu raja menyimpan racun yang disebut cardenolides atau glikosida kardenolida yang diperolehnya dari tumbuhan yang dimakannya, seperti milkweed. Beberapa jenis milkweed memiliki kadar glikosida kardenolida yang tinggi. Efek toksin yang dialami oleh predator yang tak sengaja memakan kupu-kupu jenis ini bergantung pula pada jumlah toksin yang terakumulasi saat dimakan.

5. Lionfish

Lionfish (commons.wikimedia.org/Christian Mehlführer)

Jika kamu pernah bermain game online feeding frenzy, kamu mungkin tak asing dengan spesies ikan satu ini yang kerap muncul. Lionfish atau ikan singa masuk dalam genus Pterois dan dapat hidup di hampir semua jenis habitat laut, seperti dasar laut yang keras, bakau, almun, dan karang. Lionfish memiliki pola tubuh yang unik berupa garis-garis coklat atau merah marun yang khas, serta garis putih yang menutupi keseluruhan tubuhnya.

Dilansir National Ocean Service, kelenjar racun Lionfish terletak di dalam dua alur tulang belakang. Racun ini adalah kombinasi protein, toksin neuromuskular, dan neurotransmiter yang disebut asetilkolin. Duri sirip Lionfish yang mengandung racun apabila tertusuk dapat menyebabkan rasa sakit, gangguan pernapasan, kelumpuhan, edema (pembengkakan) yang cepat, dan pendarahan subkutan. Dalam beberapa kasus, pembengkakan dapat menjadi sangat parah sehingga aliran darah terganggu yang dapat menyebabkan nekrosis jaringan (kematian jaringan) yang biasanya terjadi pada ujung jari.

Nah, itu dia 5 hewan beracun dengan warna tubuh mencolok yang patut kamu hindari. Keberadaan hewan-hewan ini di alam menunjukkan evolusi dalam strategi bertahan hidup yang luar biasa. Lewat memahami ciri morfologi mereka, kita sebagai manusia dapat lebih waspada dan membiarkan hewan ini hidup tenang di habitat alamnya, dengan begitu keseimbangan ekosistem juga dapat tetap terjaga.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team