Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi hewan endemik Burkina Faso yang khas dan jarang diketahui (inaturalist.org/Bernard DUPONT)

Intinya sih...

  • Warthog burkina, babi hutan Afrika yang tahan terhadap kekeringan

  • Subpopulasi dari babi hutan Afrika di sabana dan wilayah kering Burkina Faso

  • Berkembang biak di sekitar wilayah Taman Nasional Arly dan W

  • Monyet hijau burkina, penghuni hutan tepi sabana yang cerdik

  • Sering dijumpai di barat daya Burkina Faso

  • Menunjukkan pola komunikasi vokal unik dan berperan penting dalam ekologi lokal

  • Bulbul burkina, penyanyi sabana yang eksotis nan setia

Burkina Faso mungkin lebih dikenal sebagai negara sabana kering di Afrika Barat, tapi jangan salah! Di balik hamparan padang rumput dan gurun semi-aridnya, negara ini menyimpan ragam hewan khas yang menarik perhatian para biolog dan pecinta alam liar. Meski sebagian besar belum terlalu populer, hewan-hewan ini memiliki ciri khas yang membedakannya dari spesies lain di kawasan Afrika.

Keanekaragaman fauna di Burkina Faso dipengaruhi oleh posisi geografisnya yang berada di zona transisi antara wilayah Sahel dan Sudanian savanna. Dengan tekanan perubahan iklim dan aktivitas manusia yang meningkat, mengenal dan menjaga fauna khas ini menjadi langkah penting untuk konservasi. Yuk, kenali hewan-hewan unik yang hidup dan berkembang di negeri ini!

1. Warthog burkina, babi hutan Afrika yang tahan terhadap kekeringan

Ilustrasi babi hutan khas Burkina yang tahan terhadap kekeringan (inaturalist.org/Mark Sikking)

Warthog burkina (Phacochoerus africanus) adalah subpopulasi dari babi hutan Afrika yang ditemukan terutama di sabana dan wilayah kering Burkina Faso. Mereka memiliki tubuh besar dan kekar, taring melengkung ke atas, serta rambut-rambut kaku di punggung yang menyerupai jengger. Hewan ini sangat tahan terhadap lingkungan panas dan kekurangan air, menjadikannya spesies yang tangguh di habitat semi-gurun.

Menurut laporan dari African Wildlife Foundation, warthog jenis ini berkembang biak di sekitar wilayah Taman Nasional Arly dan W. Mereka sangat adaptif dan mampu menggali tanah untuk mencari akar-akaran serta sumber air tersembunyi. Kebiasaan ini membuatnya tetap bertahan bahkan saat musim kering panjang melanda kawasan tersebut.

Meskipun bukan endemik mutlak (karena juga ditemukan di negara tetangga), warthog burkina memperlihatkan pola perilaku dan ukuran tubuh yang agak berbeda dengan populasi dari kawasan Afrika Tengah. Variasi lokal ini membuat mereka menarik untuk penelitian biologi evolusioner dan konservasi mikrohabitat.

2. Monyet hijau burkina, penghuni hutan tepi sabana yang cerdik

Ilustrasi monyet hijau burkina yang cerdas (inaturalist.org/Michael Barth)

Monyet hijau (Chlorocebus sabaeus), yang juga dikenal sebagai green monkey, sering dijumpai di wilayah barat daya Burkina Faso, khususnya di kawasan Bobo-Dioulasso dan sekitaran hutan riparian. Warna bulunya kehijauan dengan wajah hitam kontras membuatnya mudah dikenali. Spesies ini tergolong cerdas dan sangat sosial, hidup dalam kelompok besar hingga 30 ekor.

Dilansir dari Primate Info Net University of Wisconsin, monyet hijau di Burkina Faso menunjukkan pola komunikasi vokal yang unik dibandingkan dengan populasi di Senegal atau Pantai Gading. Para ahli primatologi mencatat adanya variasi dialek suara yang bisa menunjukkan adaptasi lokal terhadap predator dan kondisi ekosistem sekitar.

Selain menarik dari sisi perilaku, monyet hijau juga berperan penting dalam ekologi lokal. Mereka menyebarkan biji dari buah-buahan yang mereka makan dan menjadi indikator penting dari kualitas hutan yang tersisa di Burkina Faso. Sayangnya, ancaman perburuan dan hilangnya habitat terus menekan populasi mereka.

3. Bulbul burkina, penyanyi sabana yang eksotis nan setia

Ilustrasi bulbul Burkina yang eksotis nan setia (inaturalist.org/rguinnes)

Burung bulbul umum (Pycnonotus barbatus) memang tersebar luas di Afrika, tetapi subpopulasi di Burkina Faso menunjukkan karakteristik unik dalam suara dan warna. Beberapa peneliti mengelompokkan mereka sebagai subspesies burkinaensis karena vokalisasi yang lebih panjang dan berirama rendah. Suara khasnya bahkan menjadi bagian dari suasana pagi hari di desa-desa sabana.

Menurut studi iNaturalist, burung ini sangat adaptif terhadap lingkungan pertanian dan tepi hutan. Mereka kerap ditemukan bersarang di atap rumah jerami atau semak berduri dekat ladang. Bulbul burkina dikenal sebagai spesies semi-endemik karena cenderung menetap di kawasan yang terbatas dan tidak bermigrasi jauh.

Keunikan vokalnya menarik perhatian ornithologist untuk melakukan pemetaan sonik terhadap burung sabana. Selain itu, burung ini menjadi simbol penting bagi penduduk lokal karena diyakini membawa pertanda datangnya musim hujan atau panen. Kepercayaan ini turut menjaga keberlangsungan hidup mereka di tengah perubahan lanskap.

4. Kadal togo di selatan Burkina, reptil mungil dengan kilau metalik

Ilustrasi kadal togo di selatan Burkina yang punya kilau metalik (inaturalist.org/toby)

Panaspis togoensis, atau kadal togo, tersebar secara terbatas di Afrika Barat, termasuk Burkina Faso bagian selatan. Reptil ini memiliki sisik mengilap berwarna hijau zamrud atau biru metalik saat terkena sinar matahari. Ukurannya kecil, hanya sekitar 10–15 cm, tetapi sangat gesit dan sulit ditangkap.

Dalam jurnal Amphibian and Reptile Conservation, kadal ini disebut sangat tergantung pada kelembapan lokal dan sering ditemukan di celah-celah batu, bawah kayu lapuk, atau sekitar sungai musiman. Perubahan curah hujan dan konversi lahan menjadi ancaman serius terhadap keberadaan spesies ini di Burkina Faso.

Uniknya, kadal ini menjadi perhatian warga lokal karena diyakini membawa "keberuntungan hujan" jika terlihat pada awal musim tanam. Walau terdengar mitologis, keyakinan tersebut bisa jadi mendorong konservasi budaya terhadap spesies kecil tapi penting ini.

5. Ular pasir sahel, si licin yang tak berbisa tapi luar biasa cepatnya!

Ilustrasi ular pasir sahel yang tak berbisa tapi kecepatannya luar biasa (inaturalist.org/barnabas55597)

Psammophis lineolatus adalah ular cepat yang umum ditemukan di gurun dan sabana Burkina Faso. Subpopulasi di wilayah ini kadang disebut burkinensis karena memiliki corak garis yang lebih gelap dan tajam. Meskipun tampak mengancam, ular ini tidak berbisa dan lebih sering berburu serangga dan kadal kecil daripada mengganggu manusia.

Referensi dari The Reptile Database mengungkapkan bahwa spesies ini merupakan contoh adaptasi ekstrem terhadap suhu tinggi dan pasir panas. Ia mampu bergerak dengan lincah bahkan di tengah siang bolong. Ular ini sangat sensitif terhadap getaran tanah dan bisa bereaksi dalam hitungan detik.

Sayangnya, ketidaktahuan masyarakat menyebabkan ular ini sering dibunuh karena disangka berbisa. Padahal mereka memiliki peran penting dalam mengendalikan populasi hama pertanian dan menjaga keseimbangan ekosistem sabana Burkina Faso.

Banyak spesies yang tidak tampak di peta besar konservasi justru memiliki peran sangat vital di level lokal. Hewan-hewan khas Burkina Faso, meskipun tidak spektakuler seperti singa atau gajah, adalah pengatur ritme kehidupan ekosistem sabana yang keras dan menantang.

Dengan makin banyaknya ancaman perubahan iklim, alih fungsi lahan, dan perburuan liar, spesies-spesies ini membutuhkan perhatian yang lebih serius. Langkah kecil seperti edukasi lokal, penelitian mikrohabitat, dan pelestarian berbasis komunitas bisa menjadi fondasi penting menjaga kekayaan fauna Burkina Faso yang nyaris terlupakan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team