Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
salamander buta texas
salamander buta texas (commons.wikimedia.org/Ryan Hagerty/USFWS)

Intinya sih...

  • Caecilian buta mhadei merupakan hewan dengan penyebaran yang sempit di wilayah Western Ghats, India. Populasinya terus menurun akibat kerusakan habitat.

  • Olm merupakan salamander berukuran besar yang hidup di dalam gua bawah tanah di wilayah Eropa. Kemampuan matanya menurun drastis sehingga ia tak bisa melihat.

  • Salamander buta texas merupakan satwa endemik Negara Bagian Texas, Amerika serikat. Ia hidup di perairan di dalam gua dan tidak memiliki mata, namun memiliki dua titik kecil yang seharusnya berkembang menjadi mata.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jika membahas amfibi, pasti kamu akan membayangkan kodok atau katak. Nah, kedua hewan tersebut tak jauh berbeda dari hewan lain, yaitu memiliki empat kaki, gerakannya lincah, dan punya mata yang cukup besar. Uniknya, gak semua amfibi memiliki mata dan bisa melihat, lho. Justru, ada beberapa spesies amfibi yang unik karena tak bisa melihat dan tidak memiliki mata sejak lahir.

Contohnya, olm merupakan spesies salamander berukuran besar yang tidak memiliki mata. Kemudian, salamander buta texas merupakan spesies salamander gua endemik Amerika yang hidup di dalam gua dan kehilangan matanya. Gak cuma itu, beberapa spesies caecilian juga kehilangan kemampuan penglihatan. Nah, mari kita bahas semua amfibi tersebut agar wawasan kamu makin luas.

1. Caecilian buta mhadei

caecilian buta mhadei (commons.wikimedia.org/Mvshreeram)

Gegeneophis mhadeiensis atau caecilian buta mhadei merupakan hewan dengan penyebaran yang sempit. Dilansir AmphibiaWeb, ia hanya bisa ditemukan di wilayah Western Ghats, India. Saat ini, populasinya juga terus menurun akibat kerusakan habitat sehingga caecilian buta mhadei menjadi hewan terancam punah. Warnanya gelap, panjang maksimalnya 20 centimeter, dan gerakannya lambat.

Sebenarnya, hewan ini kecil ini memiliki mata, namun matanya sangat kecil, berlokasi di bawah tulang, dan tertutup oleh kulit. Oleh sebab itu, matanya gak bisa digunakan dan membuat caecilian buta mhadei tidak bisa melihat. Di habitat aslinya, amfibi ini sering terlihat di hutan, semak-semak, dan area lembap. Sebagai caecilian, hewan ini termasuk predator dan sering memakan invertebrata.

2. Olm

olm (inaturalist.org/Sebastian Voitel)

Hewan dengan nama ilmiah Proteus anguinus ini merupakan salamander berukuran besar. Dilansir Animal Diversity Web, olm bisa tumbuh hingga mencapai panjang 30 centimeter. Uniknya, badannya berwarna putih kemerahan, ramping, kakinya kecil dan pendek, kepalanya datar dan ujungnya mengotak, dan hewan ini masih memiliki insang eksternal.

Nah, insang tersebut digunakan untuk bernafas di dalam air. Pasalnya, olm merupakan spesies salamander yang secara penuh hidup di dalam air. Soal penyebaran, olm bisa dijumpai di gua-gua bawah tanah yang ada di wilayah Eropa. Karena hidup di dalam gua, kemampuan matanya menurun drastis dan akhirnya ia tak bisa melihat. Uniknya, indra pendengaran dan penciumannya sangat tajam.

3. Salamander buta texas

salamander buta texas (commons.wikimedia.org/Ryan Hagerty/USFWS)

Seperti namanya, Eurycea rathbuni atau salamander buta texas merupakan satwa endemik Negara Bagian Texas, Amerika serikat. Secara spesifik, ia bisa dijumpai di beberapa tempat, seperti Purgatory Creek system dan San Marcos Fault. Lebih lanjut, ia merupakan spesies yang hidup di perairan di dalam gua yang kedalamannya mencapai 58 meter. Terakhir, kehidupannya sangat optimal di suhu sekitar 21- 22 °C.

Dilansir Texas Parks & Wildlife, salamander buta texas tidak memiliki mata, namun ia memiliki dua titik kecil yang seharusnya berkembang menjadi mata. Jadi, bisa disimpulkan kalau matanya tidak berkembang secara sempurna dan akhirnya ia tak bisa melihat. Kemungkinan, hal tersebut dapat terjadi karena hewan ini hidup di dalam gua. Perlahan, matanya menghilang karena sudah tak dibutuhkan.

4. Salamander buta georgia

salamander buta georgia (researchgate.net/Danté B. Fenolio, Matthew L. Niemiller, Michael G. Levy, dan Benjamin Martinez)

Dilansir iNaturalist, Haideotriton wallacei atau salamander buta georgia menghuni wilayah Amerika Serikat bagian tenggara. Tak cuma di Georgia, hewan ini juga bisa ditemukan di wilayah Florida. Seperti spesies salamander lain di daftar ini, salamander buta georgia merupakan hewan yang hidup di dalam gua. Sayangnya, beberapa gua yang menjadi habitatnya sudah hancur.

Alhasil, populasi salamander buta georgia semakin terancam, bahkan sekarang hewan ini masuk ke kategori vulnerable atau rentan. Artinya, ia rentan punah dalam waktu dekat. Tak seperti hewan lain, upaya konservasi terhadap hewan ini cukup sulit. Pasalnya, para ahli belum tahu banyak tentang seluk-peluk hewan ini, entah itu tentang kebiasaan, fisiologi, atau reproduksinya.

5. Caecilian pink buta

caecilian pink buta (calphotos.berkeley.edu/K.P. Dinesh)

Berbagai sumber menerangkan kalau Gegeneophis carnosus atau caecilian pink buta sebenarnya memiliki mata. Hanya saja, matanya sangat kecil, tidak berfungsi, dan alhasil hewan ini gak bisa melihat. Jadi, untuk berjalan, beraktivitas, dan mencari makanan caecilian pink buta mengandalkan indra lain seperti indra penciuman dan perasa. Soal penyebaran, hewan ini bisa ditemukan di daerah Kerala, India. Hewan ini memang mirip cacing, namun giginya runcing dan tajam. Nah, gigi tersebut sangat efektif untuk menangkap cacing, serangga, dan caecilian lain yang lebih kecil.

Walau tidak bisa melihat sejak lahir, namun semua amfibi tersebut tetap bisa hidup. Pasalnya, mereka memiliki kemampuan bertahan hidup yang baik dan memiliki indra lain yang membantu kehidupan mereka. Maka dari itu, kehilangan mata tak menjadi penghalang. Justru, ketidakhadiran mata dan ketidakmampuan melihat merupakan adaptasi dan keuntungan tersendiri bagi hewan-hewan tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team