Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Pigbutt Worm, Cacing Laut Dalam yang Mirip Pantat Babi

Pigbutt Worm
pigbutt worm (dok. Monterey Bay Aquarium Research Institute/Karen Osborn)
Intinya sih...
  • Tubuh pigbutt worm bersegmen, membulat seperti balon, dan mampu mengapung di kolom air.
  • Pigbutt worm memancarkan cahaya biru dan lendir hijau untuk perlindungan diri dari predator di laut dalam.
  • Cacing ini menangkap makanan dengan jaring lendir transparan dan tetap berbentuk larva meski sudah dewasa secara seksual.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kedalaman laut selalu saja menghadirkan makhluk aneh yang berhasil mencuri perhatian para ilmuwan. Salah satunya pigbutt worm atau Chaetopterus pugaporcinus, spesies cacing laut dalam yang ditemukan oleh tim Monterey Bay Aquarium Research Institute pada 2001.

Julukan “pigbutt” ini berasal dari nama Latinnya, yakni puga (pantat), porcus (babi), dan inus (mirip), sebab tubuh cacing ini benar-benar menyerupai pantat babi yang mengapung di laut gelap. Selain pigbutt worm, spesies ini juga diberi panggilan flying buttocks atau "pantat terbang".

Berbeda dari kebanyakan cacing laut yang hidup menetap di dasar samudra, pigbutt worm justru melayang bebas di kolom air dan beradaptasi dengan cara yang unik. Berikut lima fakta ilmiah tentang bagaimana makhluk mungil ini bertahan hidup di lingkungan laut dalam yang keras dan nyaris tanpa cahaya.

1. Tubuh tersegmentasi dengan bagian tengah membulat seperti balon

Pigbutt Worm
pigbutt worm (dok. Monterey Bay Aquarium Research Institute/Karen Osborn)

Pigbutt worm memiliki struktur tubuh bersegmen yang berbeda dari cacing laut lain dalam famili Chaetopteridae. Penelitian dalam The Biological Bulletin tahun 2007 mencatat bahwa tubuh cacing ini menampilkan kombinasi ciri larva dan dewasa secara konsisten pada semua ukuran individu. Adaptasi ini menjadikannya mampu hidup bebas di air tanpa perlu tabung pelindung seperti kerabat dekatnya.

Sementara itu, bagian tengah tubuh pigbutt worm mengembang menyerupai dua pipi, menciptakan bentuk mirip pantat babi ketika dilihat dari samping. Struktur membulat tersebut berfungsi menjaga daya apung supaya tubuh tetap stabil di kolom air. Dengan ukuran mencapai 2,1 sentimeter, pigbutt worm tergolong besar dibandingkan larva cacing laut lain yang umumnya hanya berukuran beberapa milimeter.

2. Memancarkan cahaya biru dan lendir hijau untuk perlindungan diri

Pigbutt Worm
pigbutt worm (dok. Monterey Bay Aquarium Research Institute)

Pigbutt worm mampu menghasilkan cahaya biru terang dari jaringan tubuhnya melalui proses bioluminesensi. Kilatan biru ini muncul sesaat setelah tubuhnya tersentuh kemudian meredup dalam beberapa detik. Para peneliti menduga bahwa pancaran biru tersebut berfungsi mengejutkan predator dan membantu cacing ini melarikan diri di kegelapan laut dalam.

Selain cahaya biru, cacing ini juga dapat mengeluarkan lendir bersinar hijau saat merasa terganggu. Cahaya hijau ini berasal dari alur di punggung yang disebut mid-dorsal ciliated groove, tempat pigbutt worm melepaskan partikel bercahaya ke sekitarnya. Kombinasi dua sumber cahaya tersebut menciptakan sistem pertahanan berlapis yang efektif melindungi spesies ini dari ancaman di laut dalam.

3. Menangkap makanan menggunakan jaring lendir transparan

Pigbutt Worm
pigbutt worm (dok. Monterey Bay Aquarium Research Institute/Karen Osborn)

Pigbutt worm hidup di kedalaman 820 hingga 2.200 meter, terutama di zona 900 hingga 1.200 meter. Pada lapisan laut yang gelap ini, makanan sangat langka sehingga ia mengembangkan strategi makan yang unik. National Geographic melaporkan bahwa cacing ini mengeluarkan jaring lendir bening untuk menangkap salju laut, hujan bahan organik yang melayang dari perairan atas ke laut dalam.

Dilansir MBARI, jaring lendir tersebut berfungsi seperti perangkap halus untuk mengumpulkan partikel makanan mikroskopis. Setelah cukup banyak menempel, pigbutt worm menelan jaring itu beserta isinya sebagai sumber energi. Mekanisme ini juga membantu proses penyerapan karbon di laut dalam sekaligus menjaga efisiensi energi dalam lingkungan ekstrem yang miskin nutrisi.

4. Tetap berbentuk larva meski sudah dewasa secara seksual

Pigbutt Worm
pigbutt worm (dok. Monterey Bay Aquarium Research Institute)

Pigbutt worm memiliki keunikan biologis yang jarang ditemukan pada hewan laut dalam. Penelitian dalam jurnal Integrative and Comparative Biology tahun 2007 menunjukkan bahwa spesies ini memiliki kombinasi ciri larva dan dewasa, sebuah kondisi yang dalam biologi dikenal sebagai neoteni atau paedomorfosis. Artinya, hewan ini sudah mencapai tahap reproduktif, tetapi ia tetap mempertahankan bentuk larva sepanjang hidupnya.

Selain itu, studi dalam The Biological Bulletin melansir bahwa bagian depan tubuh pigbutt worm cenderung pipih, sementara rambut-rambut kecilnya tidak berkembang sempurna seperti cacing laut lain. Para ilmuwan juga belum menemukan organ reproduksi yang jelas pada cacing ini sehingga tahap kehidupannya masih diperdebatkan. Fenomena serupa dapat ditemukan pada axolotl, salamander Meksiko yang tetap memiliki insang eksternal kendati telah dewasa.

5. Hanya ditemukan di Teluk Monterey dan Kepulauan Channel

Pigbutt Worm
pigbutt worm (dok. Monterey Bay Aquarium Research Institute/Karen Osborn)

Sejak perdana ditemukan pada 2001, pigbutt worm hanya teramati di perairan California bagian tengah hingga selatan, khususnya di Teluk Monterey dan sekitar Kepulauan Channel. Peneliti dari Monterey Bay Aquarium Research Institute menjelaskan bahwa distribusi terbatas ini menunjukkan sifat endemis, yakni hanya hidup alami di satu wilayah tertentu. Kondisi ini menandakan bahwa pigbutt worm menempati ceruk ekologi yang sangat spesifik di laut dalam.

Dilansir MBARI, keterbatasan wilayah sebaran tersebut dipengaruhi oleh kombinasi arus laut, suhu, dan ketersediaan salju laut yang sesuai dengan kebutuhan hidupnya. Lantaran belum pernah ditemukan di wilayah lain, spesies ini menjadi indikator penting dalam penelitian adaptasi hewan pelagis terhadap lingkungan ekstrem. Endemisme ini juga menegaskan pentingnya pelestarian ekosistem Teluk Monterey bagi keberlanjutan kehidupan laut dalam.

Chaetopterus pugaporcinus membuktikan bahwasanya laut dalam masih menyimpan keajaiban biologis yang belum terungkap sepenuhnya. Keberadaannya menjadi pengingat bahwa planet ini masih dipenuhi misteri yang menunggu untuk ditemukan dan dipelajari.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

5 Hewan dengan Cakar Terbesar, Panjang Cakarnya Mencapai 22 Centimeter

16 Okt 2025, 21:29 WIBScience