Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bunglon, salah satu kadal lokal yang bisa dijumpai di sekitar rumah (commons.wikimedia.org/Leonardus Adi Saktyari)

Intinya sih...

  • Kadal kebun adalah spesies kadal paling umum di Indonesia, tidak berbahaya bagi manusia, dan dapat hidup di berbagai tempat dari pedesaan hingga perkotaan.
  • Kadal rumput memiliki kemampuan berkamuflase dengan warna hijau dan cokelatnya, membantu membasmi serangga, dan bisa berkomunikasi dengan sesamanya.
  • Bunglon, biawak air asia, dan cecak juga merupakan spesies kadal lokal asli Indonesia yang sering ditemukan di sekitar rumah, memiliki karakteristik unik masing-masing, serta memberikan manfaat bagi lingkungan sekitarnya.

Kadal menjadi salah satu reptil yang paling dekat dengan manusia dan paling sering dijumpai. Saking seringnya, bahkan hewan bersisik ini tak jarang berkelana, berjemur, atau mencari makan di sekitar rumah. Di banyak kesempatan, kadal memang tidak mengganggu manusia. Tapi, terkadang manusia merasa jijik dan tidak terlalu suka dengan kehadiran hewan ini.

Nah, sebagai negara tropis tentunya terdapat banyak spesies kadal lokal di Indonesia. Mereka adalah spesies kadal asli Nusantara yang sudah hidup sejak jutaan tahun yang lalu di Indonesia. Populasi kadal di Indonesia juga sangat melimpah, bahkan mereka bisa dengan mudah kamu jumpai. Lebih lanjut, kali ini kita akan mengenal beberapa jenis kadal lokal asli Indonesia yang sering menampakan diri di sekitar rumah. Cermati dengan seksama agar kamu tak kaget saat menjumpai kadal di rumah!

1. Kadal kebun

Kadal kebun (commons.wikimedia.org/Faza Rahma)

Eutropis multifasciata atau kadal kebun merupakan kadal yang paling umum ditemukan di semak-semak atau bebatuan sekitar rumah. Biasanya, ia sering terlihat berjemur, berkelana, atau mencari serangga di sekitar rumah. Badannya gemuk, tubuhnya berwarna cokelat keemasan, dan panjangnya mencapai 35 centimeter, jelas Ecologyasia. Di Indonesia sendiri penyebaran kadal kebun cukup luas karean mencakup wilayah Pulau Jawa, Kalimantan, dan Sumatra.

Kadal kebun juga tidak berbahaya, bahkan ia tidak sanggup menggigit manusia. Jika didekati, kadal ini akan langsung kabur atau masuk ke dalam lubang. Ketahanan tubuhnya juga sangat baik. Tercatat, hewan ini bisa hidup di semak-semak, area lembap, pedesaan, sampai perkotaan yang padat.

2. Kadal rumput

Kadal rumput (commons.wikimedia.org/Samuel GUIRAUDOU)

Seperti namanya, hewan dengan nama ilmiah Takydromus sexlineatus ini sering ditemukan di rumput dan semak-semak. Dengan warna hijau dan cokelatnya yang mencolok, kadal rumput bisa berkamuflase dengan baik dibalik hijaunya rerumputan. Selain warnanya, kadal rumput juga mudah dikenali dari corak garis di tubuhnya. Selain itu, tubuhnya ramping, kakinya kecil, dan ekornya sangat panjang. Alhasil, hewan ini kerap disangka sebagai ular dan tak jarang dimusnahkan oleh manusia.

Padahal, kadal sepanjang 30 centimeter ini sama sekali tidak berbahaya bagi manusia. Saat didekati, ia akan kabur ke sela-sela rumput. Sebaliknya, kadal ini malah membantu membasmi serangga kecil yang mengganggu seperti lalat dan belatung, jelas Thai National Parks. Kadal rumput juga bisa berkomunikasi dengan sesamanya yang mana hal tersebut dilakukan dengan menggerakan kaki depan.

3. Bunglon

Bunglon (commons.wikimedia.org/Pavel Kirillov)

Dilansir Animalia, terdapat banyak spesies bunglon di Indonesia seperti Bronchocela jubata (bunglon surai), Bronchocela cristatella (bunglon hijau), dan Gonocephalus chamaeleontinus (bunglon hutan). Bunglon sendiri merupakan hewan arboreal dan karenanya mereka sering terlihat di pepohonan. Tapi, tubuhnya yang berwarna hijau membuat hewan ini agak sulit diidentifikasi.

Bunglon juga tidak berbahaya, namun gigitan dari individu dewasa bisa melukai manusia. Ukuran bunglon cukup beragam, yaitu berkisar antara 20 sampai 50 centimeter. Hewan ini juga unik karena beberapa spesies bisa mengubah warnanya saat merasa terancam. Terakhir, bunglon juga populer di kalangan pecinta reptil. Alhasil, reptil ini sering ditangkap, dijual, dan dipelihara.

4. Biawak

Biawak (commons.wikimedia.org/Tisha Mukherjee)

Varanus salvator atau biawak air asia merupakan salah satu spesies biawak yang paling sering ditemukan di sekitar rumah. Ia bisa dijumpai di berbagai tempat, mulai dari semak-semak, bebatuan, selokan, genangan air, sungai kecil, di atas pohon, sampai di plafon rumah. Ukuran biawak juga besar, bahkan bisa mencapai 3 meter, jelas Animal Diversity Web. Oleh sebab itu, kadal berbisa ini cukup ditakuti oleh banyak orang.

Jika ada biawak di sekitar rumah, kamu tak usah mengganggunya. Nyatanya, biawak berfungsi sebagai pengontrol populasi tikus dan ular berbisa yang bisa merugikan manusia. Nah, jika ada biawak yang masuk ke rumah barulah kamu bisa mengusirnya. Tapi jika ukurannya cukup besar kamu tak boleh menanganinya sendirian. Dalam hal ini, biawak punya bisa, gigi yang tajam, rahang kuat, dan cakar runcing yang bisa merobek kulit dan daging manusia.

5. Cecak

Cecak (commons.wikimedia.org/Basile Morin)

Penyebutan cecak atau gecko merujuk pada kadal-kadal yang berasal dari famili Geckonidae. Di Indonesia sendiri, ada dua spesies yang sangat terkenal, yaitu Gekko gecko (tokek) dan Hemidactylus (cecak rumah). Cecak sangat mudah dikenali, entah dari kebiasaan atau ciri fisiknya. Pertama, cecak mampu mengeluarkan suara khas yang keras saat malam hari, jelas lama iNaturalist. Hewan ini juga sering merayap dan menempel di pepohonan, kaca, pintu, dan dinding rumah.

Tentunya, cecak sama sekali tidak berbahaya dan justru hewan ini membantu mengurangi populasi nyamuk dan lalat. Tapi terkadang ia cukup mengagetkan karena sering jatuh ke lantai atau ke kepala. Selain itu, cecak juga sering diburu, entah untuk dijual, dipelihara, atau dijadikan makanan hewan peliharaan. Jika dibandingkan kadal lain, cecak juga merupakan kadal yang paling terkenal.

Walau sering terlihat di sekitar rumah, namun kamu tak boleh mengusir kadal secara sembarangan. Jika kadal hanya berkelana, bersantai di atas pohon, atau berjemur maka kamu harus membiarkannya. Nyatanya, kadal tidak mengganggu manusia dan justru membantu manusia membasmi hama dan hewan pengganggu. Daripada mengusir kadal, lebih baik kita mencoba hidup berdampingan dengan mereka.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team