4 Kadal dari Genus Basiliscus, Penghuni Amerika Selatan dan Tengah

Seumur hidupmu, kamu pasti pernah melihat kadal, kan? Mereka merupakan reptil dari ordo Squamata yang memiliki empat kaki, ekor panjang, dan kulit bersisik. Diperkirakan, terdapat lebih dari 5.500 spesies kadal yang tersebar di seluruh dunia.
Kadal diciptakan dengan ukuran yang berbeda-beda. Yang terbesar adalah komodo (Varanus komodoensis), yang dapat tumbuh hingga 3,13 meter dengan berat 166 kilogram. Sebaliknya, yang terkecil adalah nano chameleon (Brookesia nana), yang panjangnya tidak lebih dari tiga sentimeter.
Kali ini, kita akan mengenal lebih dekat basilisk (kadal dari genus Basiliscus). Penghuni Benua Amerika bagian Selatan dan Tengah ini terdiri dari empat spesies. Kira-kira, apa yang membuat mereka berbeda dibanding kadal lain?
1. Basiliscus basiliscus

Pertama adalah Basiliscus basiliscus atau common basilisk, yang juga disebut sebagai Jesus Christ lizard. Ini karena mereka bisa berlari di atas permukaan air, mirip seperti Yesus di Alkitab. Sebenarnya, semua anggota genus Basiliscus dapat melakukannya, bukan cuma Basiliscus basiliscus.
Rahasianya adalah kaki belakang yang besar dan bisa menahan berat tubuhnya di atas air untuk sementara. Kadal yang berada di fase juvenile (belum mencapai kematangan seksual) dapat berlari di atas air sejauh 10–20 meter, sedangkan kadal dewasa hanya bisa melakukannya beberapa meter saja karena tubuhnya terlalu berat. Lalu, mereka akan melanjutkan perjalanan dengan berenang.
Hewan yang panjangnya 76 sentimeter dengan bobot 135–194 gram ini mempunyai tonjolan di belakang kepala, punggung, dan ekornya, membuatnya terlihat seperti dinosaurus. Kamu bisa menjumpainya di Nikaragua, Kolombia, Panama, Venezuela, dan Kosta Rika. Pemakan kumbang, capung, bunga, burung, ular, ikan, dan telur hewan lain ini berstatus risiko rendah (least concern).
2. Basiliscus vittatus

Berikutnya, Basiliscus vittatus, tetapi masyarakat umum lebih mengenalnya sebagai brown basilisk atau striped basilisk. Mereka merupakan penghuni Meksiko, Amerika Serikat, Guatemala, Panama, Kosta Rika, Honduras, El Salvador, Nikaragua, Kolombia, dan Belize. Temukan mereka di dekat sumber air yang dikelilingi vegetasi lebat.
Panjangnya kurang lebih 61 sentimeter dengan berat 200–600 gram. Dalam setahun, mereka dapat bertelur sebanyak 5–8 kali, masing-masing berjumlah 2–18 butir. Telurnya menetas tiga bulan kemudian dan langsung hidup mandiri tanpa bantuan induknya.
3. Basiliscus plumifrons

Basiliscus plumifrons mempunyai banyak sekali julukan, seperti plumed basilisk, green basilisk, dan double crested basilisk. Di antara semua anggota genus Basiliscus, spesies ini adalah yang terbesar, dengan panjang 91 sentimeter. Mereka tinggal di Honduras, Panama, Nikaragua, dan Kosta Rika.
Apabila spesies sebelumnya dapat hidup hingga 7–8 tahun, maka berbeda dengan Basiliscus plumifrons. Umurnya lebih panjang, yaitu 8–12 tahun. Makanannya juga lebih variatif, terdiri dari serangga, laba-laba, tikus, amfibi, ikan, udang, burung kecil, ular kecil yang tidak berbisa, buah-buahan, biji-bijian, bunga, sampai dedaunan. Yap, mereka bukanlah picky eater!
4. Basiliscus galeritus

Terakhir adalah Basiliscus galeritus alias western basilisk. Dalam Bahasa Latin, “galeritus” artinya “mengenakan tudung” (merujuk pada jambul kepalanya). Mereka dilaporkan terlihat di hutan Ekuador, Panama, dan Kolombia, pada ketinggian 0–1.600 meter di atas permukaan laut.
Seberapa besar hewan ini? Dari moncong hingga ekor, panjangnya 77,5 sentimeter untuk kadal jantan dan 63,5 sentimeter untuk kadal betina. Jumlah telurnya berkisar antara 3–15 butir, yang diletakkan di dalam pasir di sepanjang sungai atau pantai. Sayangnya, telurnya kerap diburu oleh warga lokal karena dianggap lezat.
Kadal dari genus Basiliscus memang unik, sehingga banyak yang menjadikannya hewan peliharaan. Syukurlah, mereka semua dikategorikan sebagai spesies yang paling tidak mengkhawatirkan. Semoga selamanya tetap seperti itu!