Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi hujan meteor andromedid yang misterius
Ilustrasi hujan meteor andromedid yang misterius (flickr.com/Northern_Nights)

Intinya sih...

  • Andromedid pernah menjadi badai meteor dahsyat pada 1885, dengan intensitas mencapai 6.000 meteor per jam dan kecerahan yang memukau.

  • Andromedid berasal dari komet 3D/Biela yang hancur, sehingga distribusi partikelnya tidak stabil dan acak.

  • Kemunculan Andromedid misterius karena sering hilang dan tiba-tiba muncul lagi, serta meteornya bergerak lambat dan sangat indah.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jika kebanyakan hujan meteor mudah diprediksi kapan munculnya, Andromedid justru terkenal sebagai ‘fenomena kosmik penuh drama’ yang punya kebiasaan aneh, yakni hilang begitu saja selama puluhan tahun, lalu tiba-tiba kembali dengan pancaran cahaya yang memukau. Astronom menyebutnya salah satu hujan meteor paling unik karena tingkah lakunya yang tak mengikuti pola normal.

Yang membuat Andromedid semakin menarik adalah kenyataan bahwa hujan meteor ini berasal dari komet yang pernah hancur berkeping-keping. Pecahan kosmis itu membentuk awan partikel yang tak stabil, sehingga hujan meteornya menjadi tidak konsisten. Inilah alasan mengapa setiap kemunculan Andromedid terasa seperti kedatangan tamu lama yang tidak pernah memberi kabar tapi tiba-tiba hadir membawa pertunjukan. Yuk, kita kenalan dengan fakta-fakta menarik Andromedid di bawah!

1. Pernah menjadi badai meteor dahsyat pada 1885

Ilustrasi andromedid yang pernah jadi meteor dahsyat tahun 1885 (flickr.com/Eliot Herman)

Pada tahun 1885, Andromedid menorehkan sejarah sebagai salah satu badai meteor terhebat sepanjang pencatatan astronomi. Data yang dihimpun dari British Astronomical Association menyebutkan bahwa intensitasnya mencapai 6.000 meteor per jam, jumlah yang menyaingi badai Leonid terbesar. Referensi ini sering dicatat dalam arsip astronomi klasik dan dikonfirmasi oleh publikasi NASA yang mengulas sejarah hujan meteor ekstrem.

Kehebatannya saat itu bukan hanya pada kuantitas, melainkan juga kecerahan meteor-meteornya. Banyak saksi mata pada era tersebut melaporkan meteor yang tampak seperti bola api kecil yang melayang perlahan di langit malam. Dalam catatan Proceedings of the Meteroids Conference, fenomena itu disebut sebagai 'The Great Andromedid Storm of 1885'.

Yang membuatnya lebih menarik adalah kenyataan bahwa badai sehebat itu tak pernah terulang dengan skala yang sama. Setelah 1885, aktivitas Andromedid merosot drastis dan hampir menghilang total dari pengamatan visual selama lebih dari satu abad.

2. Berasal dari komet yang hancur yaitu 3D/Biela

Ilustrasi andromedid yang berasal dari komet yang hancur (flickr.com/Northern_Nights)

Sumber Andromedid adalah komet 3D/Biela yang tercatat mengalami kehancuran antara tahun 1840-an hingga 1850-an. Menurut Jet Propulsion Laboratory NASA, komet ini mulai pecah menjadi dua fragmen sebelum akhirnya menghilang sepenuhnya. Pecahannya inilah yang kemudian membentuk awan debu kosmik penyebab hujan meteor.

Komet yang hancur inilah yang membuat Andromedid berbeda dari hujan meteor lain. Umumnya, hujan meteor berasal dari komet aktif yang secara teratur melepas partikel debu setiap kali mendekati matahari. Namun Andromedid berasal dari komet yang ‘telah wafat’, sehingga distribusi partikelnya tidak stabil dan acak.

Penelitian dari Monthly Notices of the Royal Astronomical Society, menjelaskan bahwa pecahan komet Biela tersebar dalam orbit yang terus berubah akibat interaksi gravitasi dengan Jupiter. Inilah yang membuat Andromedid sangat sulit diprediksi dibandingkan hujan meteor lain.

3. Kemunculannya misterius, karena sering hilang dan tiba-tiba muncul lagi

Ilustrasi hujan meteor andromedid yang kerap hilang dan muncul mendadak (flickr.com/Northern_Nights)

Tidak ada hujan meteor lain yang punya riwayat sekacau Andromedid. Setelah badai besar tahun 1885, Andromedid sempat hilang dari pengamatan selama puluhan tahun. Pada 2011, jaringan radar meteor dari Canadian Meteor Orbit Radar (CMOR) mendeteksi peningkatan aktivitas signifikan. Temuan ini dilaporkan dalam The Astronomical Journal tahun 2013.

Kemunculan mengejutkan ini membuat astronom beranggapan bahwa kita sedang melewati filamen debu tua yang sebelumnya tidak diprediksi. Radar meteor memungkinkan ilmuwan melihat meteor kecil berukuran milimeter yang sering tak terlihat secara visual.

Fenomena ‘bangkit dari kubur’ ini tak berhenti pada 2011. Pada 2013, aktivitas Andromedid kembali muncul, meski tidak sekuat dua tahun sebelumnya. Dua kemunculan mendadak ini mempertegas reputasinya sebagai hujan meteor paling penuh teka-teki.

4. Meteornya bergerak lambat dan sangat indah

Ilustrasi andromedid yang bergerak sangat lambat tapi indah (flickr.com/Northern_Nights)

Dengan kecepatan hanya sekitar 16 km/detik, Andromedid termasuk salah satu hujan meteor paling lambat menurut katalog kecepatan meteor NASA. Meteor-meteor lambat biasanya tampak lebih terang dan meninggalkan jejak pijar yang panjang.

Dalam publikasi Sky & Telescope, para pengamat menyebut meteor Andromedid sebagai ‘bola api yang anggun’ karena gerakan yang mulus dan durasi cahaya yang lebih lama daripada meteor cepat seperti Perseid atau Orionid. Keindahan ini membuat Andromedid terasa seperti kembang api yang bergerak lambat di langit malam.

Kecepatan rendah juga membuat partikel debunya memiliki waktu lebih lama untuk terbakar di atmosfer, sehingga warna-warnanya tampak lebih jelas. Warna kuning keemasan atau putih kebiruan sering dilaporkan pengamat pada periode-periode kemunculannya.

5. Jadi fokus radar meteor modern karena potensi kembali

Ilustrasi andromedid yang jadi fokus radar meteor modern (flickr.com/Northern_Nights)

CMOR, NASA, hingga lembaga astronomi Eropa kini memantau Andromedid secara intens menggunakan radar meteor. Laporan Icarus yang menggunakan metode Canadian Meteor Orbit Radar (CMOR) menunjukkan bahwa aktivitas partikel kecil Andromedid meningkat tipis dalam beberapa tahun terakhir.

Ilmuwan memperkirakan bahwa filamen debu tua dari komet Biela masih menyebar di ruang antarplanet dan perlahan mulai berinteraksi kembali dengan orbit Bumi. Karena pola orbit partikelnya kacau, para astronom percaya kejutan dari Andromedid bisa muncul kapan saja.

Analisis Jet Propulsion Laboratory pada 2023 menunjukkan bahwa badai sebesar 1885 memang sulit terulang, tetapi peningkatan kecil tetap mungkin terjadi dan berpotensi terlihat dengan mata telanjang. Makanya, Andromedid kini jadi ‘proyek pemantauan jangka panjang’ karena banyak hal tentangnya masih belum terpecahkan.

Andromedid bukan sekadar hujan meteor—ia adalah kisah kosmik tentang kehancuran, kelahiran kembali, dan misteri yang belum selesai. Dari komet yang hancur hampir dua abad lalu, fenomena ini terus mengirimkan serpihan-serpihan cahaya yang sesekali menyapa Bumi dengan kejutan.

Karena sifatnya yang penuh misteri, setiap tahun astronom menatap langit dengan harapan bahwa Andromedid mungkin kembali memamerkan cahaya lembutnya. Mungkin tidak spektakuler seperti 1885, tetapi cukup untuk membuktikan bahwa alam semesta selalu punya cerita lama yang kembali bergaung dengan cara tak terduga.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team