Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Puma, salah satu kucing luar yang hidup di pegunungan (commons.wikimedia.org/Elaine R. Wilson)
Puma, salah satu kucing luar yang hidup di pegunungan (commons.wikimedia.org/Elaine R. Wilson)

Intinya sih...

  • Kucing liar memiliki adaptasi unik untuk hidup di pegunungan yang minim sumber makanan dan air
  • Macan tutul salju, kucing gunung cina, kucing gunung Andean, puma, dan lynx memiliki adaptasi fisik dan perilaku untuk bertahan di lingkungan pegunungan
  • Kelincahan, kecepatan, kaki panjang, ekor panjang, dan kemampuan kamuflase menjadi faktor penting bagi kucing liar dalam bertahan hidup di lingkungan pegunungan yang ekstrem
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Biasanya, kucing liar lebih sering ditemukan di hutan, rawa, kebun, semak-semak, atau area bakau. Namun, ternyata ada juga beberapa spesies kucing liar yang hidup di pegunungan yang tinggi, dingin, dan memiliki cuaca ekstrem. Hal ini sangat unik karena pegunungan minim akan sumber makanan dan air yang sangat esensial bagi kehidupan kucing liar.

Karena memiliki habitat yang tidak biasa, kucing-kucing tersebut juga memiliki adaptasi unik. Ada yang bulunya sangat tebal, kakinya kuat, ekornya panjang, sampai memiliki kelincahan di atas rata-rata. Kucing-kucing tersebut juga sangat sulit dijumpai, bahkan beberapa dari mereka sangat jarang bertemu dengan manusia. Tapi tenang, kali ini kita akan membahas kucing-kucing tersebut agar kamu bisa mengenal mereka lebih dalam!

1. Macan tutul salju

Macan tutul salju (commons.wikimedia.org/Photo by Greg Hume)

Dilansir Animal Diversity Web, Panthera uncia atau macan tutul salju sering ditemukan di pegunungan dan dataran tinggi dengan ketinggian sekitar 500 sampai 5,500 mdpl. Secara khusus, ia sangat suka hidup di pegunungan berbatu, area tebing, dan daerah dingin yang sering diselimuti salju. Spesifiknya, wilayah Pegunungan Himalaya, Pegunungan Tannu-Ola, dan Pegunungan Pamir di Asia Selatan dan tengah menjadi habitat utama kucing besar ini.

Untuk hidup di pegunungan, kucing sepanjang 1 meter memiliki beberapa adaptasi. Pertama, bulunya yang sangat tebal membantunya tetap hangat, bahkan saat badai salju menerjang. Warna putih dan corak tutul di tubuhnya juga bisa digunakan untuk berkamuflase di salju dan bebatuan. Tak cuma itu, macan tutul salju juga memiliki ekor panjang dan otot kuat yang membantunya untuk memanjat dan melompat dengan lincah.

2. Kucing gunung cina

Kucing gunung cina (inaturalist.org/Mengshuai Ge)

Seperti namanya, Felis bieti atau kucing gunung cina bisa ditemukan di pegunungan, padang rumput, dan hutan, jelas Animalia. Penyebarannya juga sempit karena kucing berwarna jingga ini hanya menghuni Dataran Tinggi Tibet, wilayah Qinghai, dan Sichuan. Kucing gunung cina sendiri merupakan hewan soliter yang sangat pemalu. Ia sulit ditemukan dan saat berjumpa dengan manusia hewan ini akan langsung kabur atau bersembunyi.

Di tengah pegunungan yang dingin dan keras, kucing gunung cina bisa bertahan karena dilapisi bulu tebal yang bisa menghangatkan tubuh. Badannya juga gemuk namun ia tetap gesit dan lincah. Nah, kelincahan tersebut digunakan hewan ini untuk mengejar mangsa seperti kadal, kadal, ular, burung, dan mamalia kecil. Sayangnya, populasi kucing ini terus menurun dan ia masuk ke kategori vulnerable atau rentan.

3. Kucing gunung andean

Kucing gunung andean (commons.wikimedia.org/Jim Sanderson)

Laman Gato Andino menjelaskan kalau hewan dengan nama ilmiah Leopardus jacobita ini hanya bisa ditemukan di wilayah Pegunungan Andes, Amerika Selatan. Bulunya tebal, warnanya cokelat, ekornya panjang, dan bobotnya ringan, yaitu hanya sekitar 6 kilogram. Nah, karena ringan, alhasil kucing ini bisa memanjat, melompat, dan berlari dengan gesit nan lincah. Hal tersebut sangat berguna di pegunungan karena memudahkannya untuk kabur dari predator dan mengejar mangsa.

Di daerah Andes, kucing gunung andean hidup dengan kucing liar lain, yaitu kucing pampas dan puma. Uniknya, walau sering bertemu mereka jarang berkonflik karena masing-masing spesies memiliki kebiasaan, makanan, dan habitat yang sedikit berbeda. Jika dibandingkan kucing lain di habitatnya, kucing gunung andean jadi yang paling sulit ditemui. Hal ini dapat terjadi karena populasinya terus menurun, ukuran yang kecil, dan kamuflasenya yang baik.

4. Puma

Puma (commons.wikimedia.org/Carlos)

Puma concolor memiliki banyak julukan, seperti puma, cougar, atau singa gunung. Selain itu, kucing besar ini juga sangat adaptif karena bisa hidup di berbagai tipe habitat. Mulai dari hutan hujan, area berbatu, pegunungan, dataran tinggi, rerumputan, hutan pegunungan, daerah berkayu, sampai gua semuanya bisa ditinggali puma. Penyebaran puma juga luas karena mencakup Amerika Utara, tengah, sampai selatan.

Di pegunungan yang dingin dan bersalju, puma sering masuk ke gua untuk menghangatkan tubuh. Kemudian, di area berbatu, ia bisa melompat dan bergerak lincah karena punya kaki kuat dan ekor panjang. Tak cuma itu, puma juga mampu berkamuflase di hutan pegunungan menggunakan tubuh cokelatnya. Alhasil, kucing soliter ini mampu menangkap mangsa dengan sangat mudah. Puma sendiri cukup berbahaya dan tak jarang menyerang hewan peliharaan dan manusia.

5. Lynx

Lynx (commons.wikimedia.org/Jeanne Menjoulet)

Dilansir iNaturalist, penyebutan lynx merujuk ke kucing liar yang berasal dari genus Lynx. Spesifiknya, genus ini terdiri atas empat spesies, yaitu Lynx lynx, Lynx canadensis, Lynx pardinus, dan Lynx rufus. Mereka bisa ditemukan di beberapa tempat, seperti Kanada, Amerika Serikat, dan Eropa. Jika membahas habitat, lynx sering terlihat beraktivitas di hutan, hutan pegunungan, dataran tinggi, pegunungan, dan area bersalju.

Lynk sendiri termasuk kucing berukuran sedang dengan panjang maksimal 1,2 meter dan bobot mencapai 30 kilogram. Bulunya cokelat, kakinya panjang, ekornya pendek, dan telinganya panjang. Uniknya, walau besar lynx sangat ahli memanjat, lho. Kaki panjangnya juga merupakan adaptasi untuk hidup di pegunungan dan salju. Dengan kaki panjang, kucing ini bisa melompat dan berjalan di salju tebal tanpa takut tubuhnya tenggelam di salju.

Ternyata, kucing liar bukanlah hewan lemah yang hanya bisa hidup di daerah tertentu. Sebaliknya, mereka bisa hidup pegunungan yang dingin, diselimuti salju, dan minim sumber makanan. Dengan kelincahan, kecepatan, kaki panjang, ekor panjang, dan kemampuan kamuflase yang baik berbagai spesies kucing bisa hidup nyaman di pegunungan. Dari hal ini maka dapat disimpulkan kalau daerah ekstrem seperti pegunungan juga bisa menunjang kehidupan berbagai jenis hewan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team