Sanca timor (commons.wikimedia.org/Tylwyth Eldar)
Layaknya reptil endemik lain, Malayopython timoriensis atau sanca timor hanya menghuni beberapa daerah. Dilansir ACEE, ular dengan panjang 2 meter ini hanya bisa ditemukan di dua tempat, yaitu Pulau Flores dan Pulau Lembata yang terletak di wilayah Nusa Tenggara. Sanca timor merupakan ular yang berasal dari famili Pythonidae. Alhasil ia tidak berbisa namun punya gigi yang tajam dan lilitan yang sangat kuat.
Ular ini juga mudah dikenali dari tubuhnya yang memanjang, corak yang tak beraturan, dan warna kuning dan cokelat yang terlihat di seluruh tubuh. Karena punya ukuran yang besar nafsu makan sanca timor juga tak bisa diremehkan. Ia hampir bisa memakan apapun, mulai dari kadal, burung, tikus, sampai mamalia berukuran sedang. Sayangnya populasi sanca timor terus menurun karena kerusakan habitat dan konflik dengan manusia. Hal tersebut akhirnya membuat ular ini dikategorikan sebagai hewan yang dilindungi.
Hadirnya berbagai reptil endemik membuktikan kalau Indonesia menyimpan keanekaragaman hewani yang sangat berlimpah. Dahulu reptil-reptil tersebut hidup tenang dan berdampingan dengan manusia. Namun seiring berkembangnya zaman hal tersebut sudah tidak berlaku. Justru sekarang manusia jadi makhluk serakah yang terus menggerus dan merusak alam tanpa henti. Akibatnya beberapa reptil endemik di Indonesia menjadi terancam, populasinya terus menurun, dan terancam punah.