Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Fakta Biawak Pohon Tutul Biru, Hewan Endemik dari Papua 

biawak pohon tutul biru. (commons.wikimedia.org/Photo by Greg Hume)
biawak pohon tutul biru. (commons.wikimedia.org/Photo by Greg Hume)

Biawak merupakan kelompok reptil yang dikenal karena memiliki ukuran tubuh yang cukup besar. Mereka biasanya banyak ditemukan di wilayah yang beriklim tropis, seperti di Benua Asia. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa jenis biawak, yang paling populer tentu adalah komodo. Selain itu, terdapat juga salah satu jenis biawak yang bernama biawak pohon tutul biru. Biawak tersebut merupakan hewan endemik dari Pulau Papua.

Biawak pohon tutul biru atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan blue tree monitor tergolong ke dalam keluarga Varanidae. Di samping memiliki penampilan yang menarik, biawak tersebut juga memiliki sifat yang relatif jinak dibandingkan dengan jenis biawak yang lainnya. Untuk mengenal lebih jauh tentang biawak pohon tutul biru, mari telusuri bersama fakta-fakta seputar biawak tersebut seperti yang akan diulas berikut ini.

1. Memiliki warna tubuh yang menarik

biawak pohon tutul biru. (pixabay.com/Mircea Iancu)
biawak pohon tutul biru. (pixabay.com/Mircea Iancu)

Biawak pohon tutul biru dewasa biasanya memiliki panjang berkisar antara 60 hingga 110 sentimeter. Kawanan biawak tersebut mempunyai bentuk tubuh yang ramping dan ekor yang panjang. Sementara itu, warna tubuhnya yang mencolok menjadikan penampilan biawak tersebut semakin menawan.

Dilansir Animalia Bio, biawak pohon tutul biru berwarna hitam dengan sisik-sisik biru yang tersebar, membentuk oselasi yang pada gilirannya dapat membentuk pita-pita di punggung, sesuai dengan nama reptil tersebut. Ujung moncongnya berwarna biru muda dan rahang bawah berwarna putih dengan sisik-sisik hijau seragam di sepanjang leher, membentuk pola berbentuk V. Terdapat kurang dari 9 pita silang dorsal dan kakinya banyak berbintik-bintik dengan oselus berwarna biru kehijauan. Ada 85–103 baris sisik di bagian tengah tubuh. Satu baris sisik biru yang jelas dapat dilihat pada sudut bawah mata ke tepi atas telinga.

2. Suka menghabiskan waktu di atas pohon

biawak pohon tutul biru memanjat ke atas pohon. (commons.wikimedia.org/Tylwyth Eldar)
biawak pohon tutul biru memanjat ke atas pohon. (commons.wikimedia.org/Tylwyth Eldar)

Kawanan biawak pohon tutul biru biasanya ditemukan di hutan hujan tropis di Papua, Indonesia, tepatnya berada di Pulau Batanta. Biawak tersebut juga sudah tersebar ke wilayah Papua Nugini. Pada dasarnya mereka lebih suka tinggal di pohon dan sering kali ditemukan pada ketinggian. Di samping itu, mereka juga senang dengan lingkungan yang teduh dan lembap.

Biawak ini adalah arboreal, yang berarti mereka menghabiskan sebagian besar waktu mereka di atas pohon, di mana mereka mencari makanan dan tempat berlindung. Habitat alami mereka menyediakan banyak cabang dan dedaunan untuk bersembunyi dari predator. Tak lupa pula untuk berburu mangsa, seperti serangga dan hewan kecil lainnya.

3. Dijadikan hewan peliharaan

biawak pohon tutul biru. (commons.wikimedia.org/Photo by Greg Hume)
biawak pohon tutul biru. (commons.wikimedia.org/Photo by Greg Hume)

Reptil yang memiliki nama ilmiah Varanus macraei itu nyatanya disukai oleh banyak pecinta reptil di seluruh dunia. Tentu hal tersebut disebabkan karena penampilan dari biawak pohon tutul biru itu yang menakjubkan. Jadi, tak mengherankan apabila saat ini biawak pohon tutul biru sudah banyak dijadikan sebagai hewan peliharaan. Kendati demikian, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memelihara biawak tersebut, seperti habitat, makanan, perawatan, dan legalitas.

Mengutip dari laman Reptile Rapture, biawak pohon tutul biru tergolong reptil perawatan menengah dan memerlukan kandang khusus yang sangat besar dan tinggi. Jangan lupa pula untuk menambahkan cabang atau struktur untuk memanjat. Biawak pohon tutul biru bisa menjadi hewan peliharaan yang hebat. Akan tetapi, mereka tidak untuk semua orang. Bayi biawak pohon tutul biru biasanya tidak menggigit, tetapi penanganan yang berlebihan harus dihindari sampai mereka terbiasa.

4. Meletakkan telurnya di sarang rayap pohon

biawak pohon tutul biru. (pixabay.com/reptilesweb)
biawak pohon tutul biru. (pixabay.com/reptilesweb)

Saat masa reproduksi, biawak pohon tutul biru betina dapat menghasilkan 2 hingga 5 butir telur. Panjang telurnya bisa mencapai ukuran 43 mm dengan diameter sebesar 21 mm. Sementara itu, berat rata-rata telur berkisar 9 hingga 10 gram per butirnya.

Umumnya biawak pohon tutul biru betina akan menempatkan telurnya di sarang rayap pohon. Mereka akan mengerami telur selama 160 sampai 190 hari. Selain itu, dibutuhkan temperatur sekitar 28 hingga 30 °C. Anak biawak yang baru saja menetas akan memakan rayap pohon yang terdapat di sarangnya sebagai sumber protein utama bagi biawak muda tersebut.


Dengan bentuk tubuhnya yang ramping dan warna tubuhnya yang dihiasi dengan pola tutul biru yang menawan, blue tree monitor atau biawak pohon tutul biru menjadi salah satu reptil paling menarik di dunia. Untuk itu, melestarikan habitatnya di Papua Barat Daya sangat penting agar keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia selalu terjaga.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us