potret warga Kurdi di Iraq pada 1991 oleh jurnalis Rauli Virtanen (instagram.com/raulivirtanen)
Melansir tulisan MacDonald yang berjudul 'The Kurds', etnis Kurdi merupakan salah satu kelompok etnis terbesar yang mendiami Timur Tengah. Dari segi agama mereka terbagi menjadi beberapa kelompok, Islam Sunni, Islam Syiah, Kristen, Yazidi, dan Yahudi.
Mereka mendiami wilayah yang dipercaya sebagai Kurdistan, tetapi dalam sistem negara modern telah terbagi menjadi teritori Turki, Iran, Irak, Suriah, serta sebagian kecil dari Armenia dan Georgia. Di hampir semua teritori tersebut, Kurdi mendapatkan diskriminasi. Irak sebenarnya sempat mengakui Kurdi sebagai bagian dari negara mereka, tetapi terjadi genosida di masa Saddam Husein tepatnya di tahun 1987-1988.
Di Turki, suku Kurdi dikenal sebagai separatis karena sebuah gerakan nasionalis di tahun 1830an yang lahir sebagai respons atas Reformasi Tanzimat (gerakan membangkitkan kejayaan Ottoman). Mereka juga menjadi korban kebijakan Turkifikasi yang mengharuskan warga Kurdi menggunakan bahasa Turki dan meninggalkan berbagai keunikan budaya mereka. Ini akhirnya melahirkan kelompok nasionalis PKK (Partiya Karkerên Kurdistan) di tahun 1970an.
Kebijakan nasionalis serupa juga terjadi pada warga Kurdi di Suriah. Mereka yang ingin tetap tinggal dan mengakses hak serta fasilitas harus mau menggunakan bahasa Arab. Kegiatan budaya mereka dibatasi di tahun 1960an ketika Partai Baath menguasai Suriah. Meski sempat membaik di tahun 1970an ketika pemerintah mulai mengakomodasi kebutuhan mereka. Melansir New York Times, ketika terjadi perang sipil di Suriah dengan tujuan menjatuhkan Bashar Al-Assad, mereka pun harus mempertahankan diri secara mandiri bahkan ketika ISIS mencoba mencaplok wilayah pemukiman mereka.
Hal sedikit berbeda terjadi di Iran menurut tulisan Bengio yang berjudul 'Iran’s Forgotten Kurds', suku Kurdi beberapa kali menunjukkan pergerakan nasionalis dengan berjuang memiliki republik otonomi sendiri di dalam teritorial Iran. Namun, hal ini berhenti sejak era Khomeini. Iran juga diuntungkan dengan persamaan keyakinan, di mana kebanyakan penduduk Kurdi di wilayahnya menganut Islam Syiah sama seperti mayoritas orang Persia. Iran juga membantu penduduk Kurdi Syiah yang menjadi korban persekusi rezim Irak di tahun 1980an.