Sungai Amstel yang mengalir melalui pusat kota Amsterdam, Belanda (pexels.com/Patrik Felker)
Nama Amsterdam berasal dari gabungan kata Belanda, yaitu Amstel (sungai di provinsi Holland Utara, Belanda) dan Dam (bendungan atau tanggul). Dilansir Britannica, Amsterdam berawal dari sebuah desa nelayan yang didirikan lebih dari 700 tahun yang lalu. Nama kota ini pertama kali disebutkan dalam sebuah dokumen dari tahun 1275, yang menyebut penduduk di dekat Bendungan Amstel sebagai homines manentes apud Amestelledamme.
Berkat pembangunan tanggul dan bendungan untuk mencegah banjir pada abad ke-13, Amsterdam dengan cepat berkembang menjadi pusat perdagangan yang menghubungkan Eropa Utara dan Flanders. Pada tahun 1489, kota ini menjadi kota perdagangan dan pelabuhan terbesar di Belanda, dan semakin bertumbuh pesat ketika pasukan Spanyol merebut Antwerpen pada tahun 1585, yang menyebabkan masuknya pengungsi Protestan ke Amsterdam, sekaligus memperkaya kehidupan komersial dan budayanya.
Pada abad ke-17, Amsterdam berevolusi dari kota abad pertengahan menjadi kota besar, ditandai dengan Rencana Tiga Kanal pada tahun 1612 dan pembangunan balai kota baru. Amsterdam pun menjadi pusat keuangan, perdagangan, dan budaya global pada akhir Perang Delapan Puluh Tahun pada tahun 1648. Meskipun sempat mengalami kemunduran pada abad ke-18, tetapi Amsterdam tetap menjadi ibu kota Kerajaan Belanda pada awal abad ke-19.