Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
gambar ostraka atau tembikar kecil untuk menulis kandidat yang ingin diasingkan dari polis (worldhostory.org/museum Agora)

Ostrakoparia merupakan sistem pemungutan suara yang unik. Alih-alih untuk memilih kandidat untuk duduk di kursi pemerintahan, justru memilih politisi agar nantinya diasingkan dari polis. Pengasingan tersebut bukan tanpa alasan, di antaranya karena kandidat pemimpin memiliki jejak melanggar norma, etika, korup, dan bahkan hanya karena tidak disukai lawan politiknya. 

Sistem ini lazim berlaku pada abad ke-5 SM. Waktu itu Athena sebagai negara-kota menerapkan demokrasi yang mengutamakan suara rakyat. Rakyat yang direpresentasikan kepada ekklesia / Dewan Majelis Rakyat yang melaksanakan tugas pemungutan suara. Jadi, bagi masyarakat Athena, sistem ini bertujuan supaya negara terhindar dari pejabat tirani serta membatasi kekuasaan penguasa.

1. Bukti arkeologis adanya sistem ostrakoporia

gambar ostraka atau tembikar kecil untuk menulis kandidat yang ingin diasingkan dari polis (worldhostory.org/museum Agora)

Bukti arkeologis penting yang menjelaskan sistem pengasingan ini adalah pecahan-pecahan tembikar yang bertuliskan tokoh-tokoh politik pada zaman Athena kuno. Mereka menyebutnya dengan ostrakon. Dilansir laman Smithsonian Magazine, arkeolog pertama kali berhasil mengidentifikasi ostrakon pada tahun 1853. Tembikar tersebut disimpan di museum Agora dan telah dipelajari oleh para sejarawan maupun arkeolog.

Pada tahun 1960-an para arkeolog asal Jerman juga menemukan sekitar 8.500 pecahan tembikar di tempat pembuangan sampah di Athena, tepatnya wilayah Kerameikos. Pecahan tembikar tersebut berasal dari vas bunga, genteng, hingga lampu keramik.

Mereka mengidentifikasnya sebagai surat suara dalam pemilu masa demokrasi Athena kuno yakni tahun 416 SM. Menurut ahli, pecahan-pecahan tembikar yang bertuliskan tokoh-tokoh politik pada masanya itu sengaja dibuang untuk mengaburkan sejarah.

2. Prosedur pengasingan

Editorial Team

EditorKhus nul

Tonton lebih seru di