Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Chocolate Cosmos
Chocolate cosmos (Cosmos atrosanguineus) (commons.wikimedia.org/Maria Eklind)

Intinya sih...

  • Tanaman umbi yang mirip bunga dahlia, tumbuh hingga 40-60 cm dengan daun hijau dan bunga berdiameter 3-4,5 cm.

  • Aromanya seperti cokelat dan vanila karena mengandung vanilin, serta toleran terhadap kekeringan.

  • Chocolate cosmos adalah tanaman endemik Meksiko yang pernah dianggap punah, namun kini masuk dalam kategori "Terancam Punah".

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Meksiko adalah sebuah negara yang dikenal dengan kekayaan budaya, alam, kuliner, dan sejarahnya yang unik. Meksiko juga negara penghasil cokelat, sekaligus merupakan tempat kelahiran cokelat karena tanaman kakao pertama kali ditemukan di sana.

Bicara soal cokelat, ternyata Meksiko juga punya tanaman yang aromanya mirip cokelat, lho! Namanya adalah chocolate cosmos (Cosmos atrosanguineus), salah satu bunga paling menarik di dunia botani. Di balik keindahan dan wanginya yang manis, tersimpan banyak fakta menakjubkan yang mungkin belum kamu ketahui. Simak, yuk!

1. Tanaman umbi yang mirip bunga dahlia

Tanaman chocolate cosmos (Cosmos atrosanguineus) (commons.wikimedia.org/KENPEI)

Tidak seperti bunga lain yang tumbuh dari biji, bunga chocolate cosmos justru tumbuh dari umbi, mirip seperti bunga dahlia. Umbi ini berfungsi sebagai cadangan makanan, yang memungkinkan chocolate cosmos dapat bertahan hidup di musim dingin. Umbi juga merupakan cara utama untuk memperbanyak tanaman.

Chocolate cosmos adalah tanaman herba tahunan yang dapat tumbuh setinggi 40-60 cm.  Daunnya berwarna hijau dan menyirip, sepanjang 7–15 cm. Sementara bunganya berdiameter sekitar 3-4,5 cm, dan terdiri dari 6-10 kelopak yang melingkari bagian tengah.

2. Aromanya seperti cokelat

Penampilan bunga chocolate cosmos (commons.wikimedia.org/John R.)

Chocolate cosmos adalah bunga dengan karakteristik yang jarang ditemukan pada bunga lain. Bunga ini memiliki warna yang sangat unik, yaitu merah tua hingga marun kecokelatan. Tekstur kelopaknya juga lembut seperti beludru yang elegan.

Selain warnanya yang unik, bunga chocolate cosmos juga mengeluarkan aroma khas yang mirip seperti cokelat dan vanila. Ternyata, aroma tersebut berasal dari vanilin, yaitu senyawa organik alami yang juga ditemukan dalam biji kakao. Aroma manis ini akan semakin tercium saat cuaca hangat atau terkena sinar matahari langsung.

3. Toleran terhadap kekeringan

Chocolate cosmos (Cosmos atrosanguineus) (commons.wikimedia.org/Rudolphous)

Chocolate cosmos akan mati di musim dingin dan tumbuh kembali di musim semi. Tanaman hias ini sangat menyukai sinar matahari dan cukup toleran terhadap kekeringan. Namun, media tanam yang digunakan harus menggunakan tanah yang subur dan memiliki drainase yang baik.

Tanaman harus disiram secara teratur, terutama saat cuaca panas, tetapi pastikan tanah tidak tergenang air agar umbi tidak membusuk. Pemberian pupuk diperlukan untuk mendorong pertumbuhan tanaman. Pemangkasan terhadap bunga yang layu juga dilakukan secara rutin untuk menghasilkan lebih banyak bunga.

Meskipun relatif mudah dirawat, tetapi chocolate cosmos juga memiliki kebutuhan spesifik yang harus dipenuhi agar bisa tumbuh subur dan berbunga indah. Di daerah hangat, umbi chocolate cosmos bisa tetap didiamkan di dalam tanah, dengan diberi lapisan mulsa untuk melindunginya dari suhu yang terlalu rendah. Sementara di daerah dingin, umbi harus digali setelah daunnya menguning dan mati pada akhir musim gugur. Umbi kemudian ditanam kembali pada musim semi berikutnya.

4. Tanaman endemik Meksiko

Chocolate cosmos (Cosmos atrosanguineus) (commons.wikimedia.org/Susanne Nilsson)

Dilansir iNaturalist, Chocolate cosmos adalah tanaman asli Meksiko yang pertama kali dideskripsikan sebagai Cosmos diversifolia var. atrosanguineus, oleh William Hooker, seorang ahli botani Inggris, pada tahun 1861. Spesies ini kemudian ditempatkan ke dalam genus Bidens oleh seorang ahli pembibitan Jerman, Eduard Ortgies, tetapi dipindahkan kembali ke genus Cosmos oleh Andreas Voss, seorang ahli botani Jerman. Sebab, berdasarkan analisis yang dilakukan pada tahun 2008, spesies ini memang berkerabat dekat dengan Cosmos dibandingkan dengan genus Bidens atau Dahlia.

Chocolate cosmos tumbuh secara alami di dataran tinggi negara bagian tengah Meksiko, seperti Guanajuato, Queretaro, dan San Luis Potosi, khususnya di hutan pinus dan oak pada ketinggian sekitar 1.800-2.450 meter. Pada tahun 1885, tanaman ini mulai diperkenalkan melalui katalog oleh perusahaan benih asal Inggris, yaitu Thompson & Morgan, untuk dibudidayakan.

5. Misteri kepunahan yang terpecahkan

Chocolate cosmos (Cosmos atrosanguineus) (pexels.com/Skyler Ewing)

Dilansir Youth in Food Systems, selama bertahun-tahun, chocolate cosmos diyakini telah punah di alam liar karena kehilangan habitat alaminya akibat Perang Dunia II. Namun, satu-satunya populasi yang diketahui adalah klon steril tunggal yang tidak menghasilkan benih subur dan hanya bisa diperbanyak dengan cara khusus, yang disimpan dan dirawat di Kebun Raya Kew, Inggris.

Meskipun dinyatakan punah, beberapa ahli botani terus melakukan penelitian untuk mencari jejak-jejaknya. Pada akhir abad ke-20, upaya mereka pun membuahkan hasil, dengan ditemukannya chocolate cosmos di alam liar. Meskipun populasinya sangat terbatas dan terisolasi, tetapi tanaman tersebut mampu menghasilkan benih yang subur dan menunjukkan adanya variasi genetik yang lebih luas.

6. Tidak bisa dimakan

Bunga chocolate cosmos dan tanaman hias lainnya sebagai dekorasi taman (commons.wikimedia.org/Maria Eklind)

Meskipun aromanya manis seperti cokelat, tetapi chocolate cosmos tidak bisa dimakan. Karena kombinasi unik dari warnanya yang eksotis dan aromanya yang menyenangkan, tanaman bunga ini justru menjadi pilihan favorit untuk bercocok tanam dan dekorasi. Ya, Chocolate cosmos bisa ditanam di pot dan diletakkan di pekarangan rumah maupun di dalam ruangan, bahkan sering digunakan sebagai bunga potong yang sangat cocok untuk buket bunga yang elegan. Selain itu, tanaman hias ini juga mampu menarik perhatian lebah, kupu-kupu, dan burung kolibri.

Chocolate cosmos juga memiliki makna simbolis yang sering dikaitkan dengan beberapa hal. Warna dan aromanya yang tidak biasa menjadi simbol keunikan dan keistimewaan. Seperti halnya cokelat, bunga ini sering dikaitkan dengan cinta dan kasih sayang, tetapi lebih mendalam dan penuh gairah.

7. Status konservasi terancam punah

Bunga chocolate cosmos yang layu (commons.wikimedia.org/Krzysztof Golik)

Status konservasi chocolate cosmos telah mengalami perubahan yang menarik seiring berjalannya waktu. Secara historis, tanaman bunga ini dianggap punah di alam liar. Namun, para ahli botani berhasil membuktikan bahwa spesies ini tidak punah, meskipun populasinya rentan karena habitat alaminya yang kecil dan terbatas.

Saat ini, chocolate cosmos masuk dalam kategori "Terancam Punah" dalam skala konservasi resmi di beberapa negara bagian Meksiko. Meskipun populasinya ditemukan kembali, tetapi tanaman endemik Meksiko ini masih menghadapi ancaman serius, seperti kehilangan habitat akibat deforestasi dan perubahan iklim. Berbagai upaya konservasi pun telah dilakukan, termasuk melindungi habitat alaminya dan mengembangkan varietas baru untuk budidaya.

Chocolate cosmos lebih dari sekadar bunga biasa. Dengan warnanya yang unik, aroma cokelatnya yang manis, dan kisahnya yang dramatis, menjadikan bunga ini simbol keajaiban alam yang langka dan berharga. Upaya konservasi tidak hanya untuk menjaga kelangsungan hidup bunga chocolate cosmos, tetapi juga memungkinkan para pecinta tanaman hias untuk membudidayakannya, sehingga membantu penyebaran dan pelestarian genetiknya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team