Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi jamur cantik tapi berbahaya dan bisa mengintai nyawa (flickr.com/Steve Axford)
Ilustrasi jamur cantik tapi berbahaya dan bisa mengintai nyawa (flickr.com/Steve Axford)

Intinya sih...

  • Jamur cantik seringkali berbahaya dan mengandung racun yang mematikan

  • Amanita muscaria, Amanita phalloides, Galerina marginata, Mycena chlorophos, Cortinarius rubellus, Podostroma cornu-damae, dan Amanita virosa adalah beberapa contoh jamur beracun

  • Racun-racun yang terkandung dalam jamur tersebut dapat menyebabkan kerusakan organ dalam, gangguan saraf serius, hingga kematian

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jamur sering bikin kita terpesona dengan bentuk unik dan warna yang menawan. Di hutan lembap, mereka muncul seperti bunga misterius yang seakan punya dunia sendiri. Tapi keindahan itu seringkali jadi tipu daya alam. Dalam dunia sains, warna mencolok justru jadi tanda bahaya yang disebut aposematik—sebuah peringatan bagi hewan dan manusia untuk menjauh.

Banyak jamur paling memesona di dunia justru menyimpan racun yang bisa mengacaukan sistem saraf, merusak organ dalam, bahkan mematikan. Berikut tujuh jamur cantik yang sebaiknya hanya dipandangi, bukan disentuh apalagi dimakan.

1. Amanita muscaria, jamur dongeng yang menipu

Ilustrasi Amanita muscaria jamur dongeng yang menipu (inaturalist.org/cactusdan)

Siapa yang tak kenal jamur merah berbintik putih ini? Dari ilustrasi buku anak hingga game Mario Bros, penampilannya selalu imut dan ikonik. Tapi di balik kecantikannya, Amanita muscaria mengandung muscimol dan ibotenic acid.

Menurut Jurnal Clinical Toxicology, zat ini bisa menimbulkan halusinasi, mual, muntah, hingga gangguan saraf serius. Banyak orang yang terkecoh karena mengira jamur ini ‘ajaib’, padahal racunnya nyata.

Keindahannya memang menggoda, tapi hanya aman di dongeng, bukan di mulut.

2. Amanita phalloides, si ‘death cap’

Ilustrasi jamur death cap yang tampak kuning dan kalem tapi paling berbahaya (inaturalist.org/Federico Calledda)

Jamur hijau kekuningan ini tampak kalem, bahkan agak membosankan. Tapi justru inilah pembunuh paling berbahaya di dunia jamur. Amanita phalloides alias death cap mengandung amatoksin, racun yang bisa menghancurkan hati dan ginjal.

Food and Chemical Toxicology berhasil mencatat bahwa satu jamur saja cukup untuk membunuh orang dewasa. Tingkat kematiannya sangat tinggi, dan belum ada penawar khusus yang benar-benar efektif.

Jangan pernah terkecoh; penampilan sederhana sering kali menyembunyikan maut!

3. Galerina marginata, kecil tapi mematikan

Ilustrasi jamur Galerina marginata yang mungil tapi mematikan (inaturalist.org/bob15noble)

Sekilas jamur ini tampak biasa saja—kecil, cokelat keemasan, tumbuh di kayu lapuk. Namun, di balik penampilannya yang ‘manis’, ia punya racun yang sama dengan death cap, yaitu amatoksin.

Menurut Mycological Society of America, kesalahan terbesar adalah banyak orang salah mengira jamur ini bisa dimakan karena mirip dengan jamur kayu lain yang aman. Satu gigitan saja bisa memicu gagal hati dalam hitungan hari.

Ia bukti nyata bahwa maut kadang bersembunyi dalam tubuh mungil yang menawan.

4. Mycena chlorophos, sang lampu malam hutan

Ilustrasi jamur bioluminesens yang memesona tapi mengandung senyawa luciferin (inaturalist.org/galadriel_on_dmt)

Bayangkan berjalan di hutan tropis Jepang atau Taiwan di malam hari, lalu melihat jamur bercahaya hijau lembut seperti lampu neon alami. Itulah Mycena chlorophos, jamur bioluminesens yang memesona.

Cahayanya berasal dari reaksi enzim luciferase dengan senyawa luciferin. Bahkan, peneliti Katsunori Teranishi dalam Jurnal Biochemical and Biophysical Research Communications, menegaskan walau indah, jamur ini tetap beracun dan tidak bisa dimakan.

Ia diciptakan alam hanya untuk dipandangi, bukan disantap!

5. Cortinarius rubellus, si nila yang menjebak

Ilustrasi jamur Cortinarius yang berwarna nila dan cantik tapi amat beracun bagi ginjal (inaturalist.org/rruusunnuppu)

Warnanya nila kehitaman, hangat dan cerah seakan mengundang kamu untuk menyentuhnya. Namun, jangan terkecoh! Cortinarius rubellus menyimpan racun orellanin, yang menyerang ginjal dengan efek permanen.

Menurut BioMed Central Nephrology, gejala keracunan baru terasa 2—3 hari setelah konsumsi. Saat itu, kerusakan ginjal sudah sulit dipulihkan. Bahkan, banyak kasus berakhir dengan cuci darah seumur hidup.

‘Senyum nila’-nya hanyalah jebakan manis menuju penderitaan panjang.

6. Podostroma cornu-damae, cantik seperti karang, maut seperti racun

Ilustrasi Podostroma cornu-damae yang cantik mirip karang tapi sangat berbahaya (flickr.com/elmer)

Jamur merah menyala ini tumbuh seperti cabang karang laut di daratan, sangat mencolok dan indah difoto. Akak tetapi, Podostroma cornu-damae adalah salah satu jamur paling mematikan di Asia, terutama di Jepang dan Korea.

Mengandung racun trichothecene mycotoxins, jamur ini bisa menyebabkan muntah darah, kerontokan rambut, kerusakan kulit, bahkan gagal organ dalam. Yonsei Medical Journal telah mencatat beberapa kasus kematian akibat salah konsumsi jamur ini—lebih dari dua dekade lalu.

Cantiknya membuat orang terpana, tapi menyentuhnya saja bisa membawa bahaya.

7. Amanita virosa, sang destroying angel

Ilustrasi jamur destroying angel yang terkenal putih tapi mematikan (inaturalist.org/Federico Calledda)

Berwarna putih bersih, jamur ini terlihat suci dan polos. Tak heran dijuluki destroying angel. Namun, racunnya sama kejamnya dengan death cap, amatoksin yang merusak hati dan ginjal.

Menurut Jurnal Homeopathy, tingkat kematian akibat jamur ini mencapai 50—70% tanpa perawatan intensif. Penampilannya yang anggun justru jadi ironi, yakni malaikat putih yang membawa maut. Ia pengingat bahwa kebaikan semu kadang paling mematikan.

Jamur adalah seni alam yang memikat mata, tapi tidak semua pantas disentuh. Dari merah berbintik seperti dongeng, hingga putih bersih laksana malaikat, banyak jamur cantik justru menyembunyikan racun mematikan.

Pesannya jelas bahwa jangan pernah asal memetik atau memakan jamur liar. Sebab, dalam dunia jamur, yang cantik belum tentu aman—bahkan bisa jadi yang paling berbahaya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team