Kematian masyarakat Pompeii pada 2000 tahun yang lalu, tergambar jelas pada sisa-sisa kerangka mereka. Kita dapat melihat dengan jelas ketakutan di wajah mereka pada saat kematiannya. Ketika kerangka-kerangka Pompeii digali pada awal 1800-an, para arkeolog menyadari bahwa kerangka itu terbalut abu yang padat.
Atlas Obscura mengatakan para penggali melihat para korban mengalami emosional di saat-saat terakhir kehidupan mereka. Posisi mereka ketika abu turun, banyak yang berkumpul bersama, ada juga beberapa pasangan yang saling berpelukan. Ada juga bocah lelaki berusia 4 tahun yang ketakutan dan bayi tertidur di pangkuan ibunya.
Bahkan ada gips binatang, termasuk seekor anjing yang menggeliat-geliat (memutar) seolah-olah sangat kesakitan.
Tetapi teknologi modern dapat menggali informasi ini lebih jauh. Seeker melaporkan bahwa pada 2015, banyak kerangka yang dipindai menggunakan CAT-scanned. Yang artinya mereka berhasil diketahui berdasarkan usia, jenis kelamin, dan detail korban terkait kesehatannya ketika itu.
Kepala ahli radiologi berkata, "Meneliti korban-korban ini sangat mengharukan; saya merasa seperti berurusan dengan pasien sungguhan."