Sebelum tahun 1933, Berlin memiliki lebih dari 80 bar, restoran, dan klub malam gay. Namun, dalam waktu satu bulan setelah mengambil alih kekuasaan Jerman, Hitler melarang segala publikasi dan organisasi LGBT. Ribuan pria gay pun dikirim ke penjara atau kamp konsentrasi, di mana tingkat kematian mereka mencapai 60%.
Mereka yang selamat dibiarkan kelaparan, disiksa, dan terkadang digunakan dalam eksperimen medis. Pada saat Sekutu membebaskan kamp konsentrasi Nazi, hanya tersisa 4000 pria gay yang masih hidup. Sayangnya, Sekutu tidak lebih "baik" dari Nazi.
Pihak berwenang Amerika pun kembali memenjarakan mereka atas dasar Paragraf 175, hukum pidana Jerman yang ada sebelum Nazi berkuasa. Lebih buruknya lagi, para penjahat perang yang bereksperimen dengan tahanan homoseksual dibebaskan.
Salah satu yang paling terkenal adalah Dr Carl Værnet, anggota SS yang mengebiri dan melakukan suntik hormon ke tahanan gay untuk "menyembuhkan" mereka. Ironisnya, ia diizinkan "melarikan diri" ke Argentina oleh otoritas Inggris dan Denmark.