Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Martin Luther King Jr sedang berpidato. (commons.wikimedia.org/David Erickson)

Dahulu, masyarakat berkulit hitam selalu jadi kelompok yang terpinggirkan, khususnya dalam aktivitas politik suatu negara yang multikultural. Suara-suara bernada rasis, yang sering muncul bagi masyarakat kulit hitam, jadi salah satu tembok paling besar yang membuat mereka begitu sulit untuk berpartisipasi dalam urusan-urusan penting. Alhasil, hanya segelintir orang kulit hitam yang bisa ikut dalam proses politik tingkat nasional hingga internasional. Itu pun harus didukung dengan segudang privilese yang dimilikinya.

Kondisi ini mulai berubah sejak masuknya abad ke-20. Kesadaran politik masyarakat global yang lebih mengutamakan kebebasan bagi siapa saja untuk berpartisipasi membuat kiprah masyarakat kulit hitam perlahan semakin meluas. Sejak saat itulah, kita mengenal begitu banyak sosok inspiratif yang berasal dari masyarakat kulit hitam yang mampu membawa perubahan positif bagi golongannya.

Pada dasarnya, tujuan utama dari aktivis kulit hitam ini adalah membawa kesetaraan bagi seluruh masyarakat dunia. Baik kulit putih maupun hitam, masyarakat Barat maupun Timur, mata sipit maupun tidak, sampai ciri-ciri lain yang membedakan umat manusia, tidak seharusnya jadi pembeda dalam kesetaraan. Kira-kira bagaimana perjuangan mereka dalam mencapai tujuannya tersebut? Yuk, kita cari tahu sama-sama kisah inspiratif apa saja yang dibawakan kelima tokoh aktivis kulit hitam berikut ini!

1. Nelson Mandela

Nelson Mandela, mantan Presiden Afrika Selatan (commons.wikimedia.org/Library of the London School of Economics and Political Science)

Nelson Rolihlahla Mandela atau Nelson Mandela merupakan seorang pria kelahiran 18 Juli 1918 di Mvezo, Afrika Selatan. Ia jadi sosok politisi paling berpengaruh di Afrika Selatan, bahkan dunia. Sepak terjangnya dalam dunia politik Afrika Selatan dimulai ketika ia menjadi pengacara setelah menempuh pendidikan hukum di University of the Witwatersrand. Mulai dari 1944, Mandela bergabung dengan African National Congress (ANC), sebuah kelompok yang memperjuangkan kebebasan masyarakat kulit hitam.

Bicara tentang Nelson Mandela tak akan lengkap kalau tak bicara soal politik apartheid, sebuah praktik politik pemisahan ras dan menitikberatkan superioritas kaum kulit putih yang sangat ditentang Mandela. Dilansir Britannica, pada 1952, Mandela beserta petinggi ANC lain membantu pengesahan praktik hukum kulit hitam yang harus dibuat imbas dari adanya Undang-Undang Apartheid pada 1948 yang dibuat oleh Partai Nasional. Pada saat yang bersamaan, Mandela turut melakukan pembangkangan terhadap kebijakan rasis pemerintah Afrika Selatan kala itu, semisal kewajiban untuk membawa dokumen khusus bagi masyarakat Afrika Selatan nonkulit putih yang hendak keluar masuk atau melintasi wilayah yang dianggap terbatas oleh pemerintah negaranya sendiri.

Aksi Mandela tak berhenti sampai di situ. Pada 1955, Mandela secara aktif melibatkan diri dalam penyusunan Piagam Kebebasan, suatu dokumen yang isinya menyerukan iklim demokrasi yang nonrasial di Afrika Selatan. Ia secara lantang terus menyuarakan antiapartheid yang perlahan semakin menarik perhatian berbagai pihak.

Aksi-aksi perjuangan Mandela jelas tak tanpa hambatan. Mandela dianggap "membahayakan" pemerintah yang sah. Sejak 1952, ia dicekal untuk melakukan sejumlah kegiatan, berulang kali masuk penjara (1956, 1961, 1963, 1964—1990), dan mendapat berbagai bentuk diskriminasi lainnya. Beruntung, Mandela masih bisa tetap semangat dalam berjuang dan selalu mendapat dukungan dari masyarakat kulit hitam di Afrika Selatan selama ia menjalani hukumannya.

Puncak perjuangan Mandela dalam menghapus politik apartheid muncul pada 11 Februari 1990. Kala itu, presiden Afrika Selatan, de Klerk, membebaskan Mandela dari penjara sekaligus mengangkatnya menjadi Deputi Presiden ANC. Setahun berselang, tepatnya pada Juli 1991, ia diangkat sebagai Presiden ANC dan mendorong negosiasi untuk penghapusan apartheid di Afrika Selatan. Beruntung, proposal negosiasi Mandela itu diterima dan perjuangannya selama ini dibayar tuntas ketika apartheid resmi dihapus di Afrika Selatan. Bahkan, 3 tahun berselang, Mandela terpilih sebagai Presiden Afrika Selatan. Pada 10 Mei 1994, ia diambil sumpah untuk memimpin negara yang selama ini ia perjuangkan: negara dengan kesetaraan antarras dan hidup berdampingan.

2. Martin Luther King Jr

Editorial Team

EditorYudha

Tonton lebih seru di