Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Asal-usul Black History Month, Penghormatan bagi Orang Afrika-Amerika

Presiden Donald J Trump dan Ibu Negara Melania Trump menyaksikan Catherine Toney menyampaikan pidato pada perayaan Black History Month pada Kamis, 21 Februari 2019, di Ruang Timur Gedung Putih. (commons.wikimedia.org/Foto Resmi Gedung Putih oleh Andrea Hanks)
Presiden Donald J Trump dan Ibu Negara Melania Trump menyaksikan Catherine Toney menyampaikan pidato pada perayaan Black History Month pada Kamis, 21 Februari 2019, di Ruang Timur Gedung Putih. (commons.wikimedia.org/Foto Resmi Gedung Putih oleh Andrea Hanks)

Sejak 1976, Black History Month (Bulan Sejarah Kulit Hitam) merupakan perayaan tahunan atas pencapaian dan peran penting warga Amerika keturunan Afrika dalam sejarah AS. Perayaan ini berlangsung selama sebulan dan diadakan setiap 1 Februari hingga 28/29 Februari. Perayaan ini diadakan sebagai bentuk penghormatan bagi pencapaian dan pengorbanan orang-orang Afrika-Amerika. Bahkan, perayaan ini menjadi fokus utama di media dan masuk ke dalam kurikulum pelajaran Amerika Serikat, lho.

Penghargaan ini bukan saja mengakui sejarah tragis rasisme yang lahir dari perbudakan, tetapi juga kontribusi para aktivis dan pionir hak-hak sipil, seperti Sojourner Truth, Marcus Garvey, Frederick Douglass, Martin Luther King Jr, Malcolm X, dan Rosa Parks. Jadi, seperti apa asal-usulnya?

1. Asal mula terciptanya Black History Month

potret Dr. Carter G Woodson (1875—1950) (commons.wikimedia.org/Addison Norton Scurlock)
potret Dr. Carter G Woodson (1875—1950) (commons.wikimedia.org/Addison Norton Scurlock)

Asal muasal Black History Month bermula dari Negro History Week, yang merupakan gagasan dari sejarawan lulusan Harvard bernama Dr. Carter G Woodson dan sejumlah sejarawan, seperti Menteri Jesse E Moorland, serta aktivis kulit hitam terkemuka lainnya. Woodson dan rekan-rekannya muak dengan buku sekolah yang meremehkan atau mengabaikan kontribusi orang-orang kulit hitam dalam sejarah Amerika. Mereka menyadari bahwa dengan membiarkan hal tersebut terus terjadi, keberadaan mereka akan selalu di pandang sebelah mata.

“Jika suatu ras tidak memiliki sejarah, ia tidak memiliki tradisi yang berharga. Hal tersebut menjadi faktor mengapa suatu ras dapat diabaikan dalam pemikiran dunia dan berada dalam bahaya pemusnahan,” kata Carter G Woodson, seperti yang dikutip Courier-Journal.

2. Awalnya dikenal sebagai Negro History Week

penandatanganan oleh Walikota John F Collins yang memproklamasikan Negro History Week pada 8 sampai 15 Februari 1965 (commons.wikimedia.org/City of Boston Archives)
penandatanganan oleh Walikota John F Collins yang memproklamasikan Negro History Week pada 8 sampai 15 Februari 1965 (commons.wikimedia.org/City of Boston Archives)

Dengan dukungan dari Association for the Study of Negro Life and History (yang kemudian menjadi Association for the Study of African American Life and History), pada tahun 1926, Carter G Woodson menetapkan minggu kedua Februari untuk mengajak mahasiswa keturunan Afrika-Amerika melaksanakan gagasan ini di kampus-kampus Amerika. Di sisi lain, Woodson memilih minggu kedua Februari karena merupakan hari ulang tahun dari dua tokoh penting dalam Sejarah Kulit Hitam, yaitu Frederick Douglass pada 14 Februari dan Abraham Lincoln pada 12 Februari. Meskipun begitu, Woodson dan rekan-rekannya butuh waktu lama untuk mendapatkan dukungan dan kepercayaan.

Namun, dalam beberapa dekade berikutnya, kampus-kampus di seluruh Amerika mulai mengadopsi perayaan ini selama seminggu. Mereka menyelenggarakan pertunjukan dan pidato untuk mengulas kembali sejarah dan peran penting orang-orang Afrika-Amerika. Ini disusul dengan pernyataan wali kota di seluruh Amerika yang mulai mengeluarkan proklamasi tahunan Negro History Week. Pada 1960-an, Negro History Week berubah menjadi Black History Month di banyak perguruan tinggi di Amerika, sebagaimana yang ditulis History.

3. Gerald Ford menjadi Presiden Amerika pertama yang mengakui Black History Month

Presiden Gerald Ford hadir di sidang Subkomite Kehakiman DPR tentang pengampunan mantan Presiden Richard Nixon, Washington, D.C. (commons.wikimedia.org/Thomas J. O'Halloran)
Presiden Gerald Ford hadir di sidang Subkomite Kehakiman DPR tentang pengampunan mantan Presiden Richard Nixon, Washington, D.C. (commons.wikimedia.org/Thomas J. O'Halloran)

Pada 1976, dalam peringatan ke-50 tahun Negro History Week, Gerald Ford menjadi presiden AS pertama yang secara resmi menetapkan Februari sebagai Black History Month. Pada kesempatan tersebut, Gerald Ford menyerukan kepada masyarakat Amerika untuk menghormati pencapaian orang-orang kulit hitam Afrika-Amerika yang sering kali diabaikan dalam sejarah panjang Amerika.

4. Setiap tahunnya, ada tema perayaan Black History Month yang harus diikuti

Presiden Donald J Trump memeluk Catherine Toney setelah Toney menyampaikan pidato pada perayaan Black History Month pada Kamis, 21 Februari 2019, di Ruang Timur Gedung Putih. (commons.wikimedia.org/Foto Resmi Gedung Putih oleh Andrea Hanks)
Presiden Donald J Trump memeluk Catherine Toney setelah Toney menyampaikan pidato pada perayaan Black History Month pada Kamis, 21 Februari 2019, di Ruang Timur Gedung Putih. (commons.wikimedia.org/Foto Resmi Gedung Putih oleh Andrea Hanks)

Sejak saat itu, setiap tahunnya, Presiden Amerika diharuskan mendukung tema spesifik yang diajukan oleh Association for the Study of African American Life and History. Untuk 2022, misalnya, tema "Kesehatan dan Kesejahteraan Kulit Hitam" mengeksplorasi tentang warisan para sarjana kulit hitam dan praktisi medis dalam pengobatan Barat serta menghargai pencapaian para tenaga medis dalam persalinan, doula, bidan, naturopati, herbalisme, dan lain-lain di seluruh diaspora Afrika.

Black History Month merupakan perayaan untuk kisah dan perjuangan warga Amerika keturunan Afrika yang tidak memandang status sosialnya. Pengalaman-pengalaman tersebut yang akhirnya memperkuat Amerika dan seharusnya menciptakan sebuah masa depan yang lebih baik tanpa embel-embel kekerasan rasial. Oleh sebab itu, Black History Month menjadi bagian penting dari budaya Amerika. Alasan diadakannya acara ini pada Februari ada hubungannya dengan orang yang pertama kali mengemukakan gagasan bahwa prestasi orang Afrika-Amerika memerlukan pengakuan dan tempat dalam buku sejarah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us