ilustrasi bunglon (pexels.com/Parikshit Dholariya)
Meski bunglon mampu menyatu secara visual dengan lingkungan, kemampuan tersebut bukan senjata utama untuk menghindari predator. Bunglon lebih mengandalkan gerakan lambat, posisi diam, serta kemampuan melihat ke dua arah secara independen. Strategi ini membuat keberadaannya sulit terdeteksi meski warnanya tidak selalu serasi dengan latar sekitar.
Pendekatan bertahan hidup ini lebih efisien dibandingkan perubahan warna terus-menerus. Dari sisi energi, mempertahankan warna stabil lebih hemat bagi tubuh bunglon. Karena itu, perubahan warna hanya digunakan saat benar-benar dibutuhkan. Perspektif ini memperlihatkan bahwa fungsi biologis sering kali lebih praktis daripada yang dibayangkan manusia.
Perubahan warna pada bunglon bukan sekadar trik kamuflase, melainkan hasil kerja kompleks antara struktur sel, sistem saraf, dan kebutuhan biologis. Trivia hewan seperti ini menunjukkan bahwa perilaku hewan sering disederhanakan oleh persepsi manusia. Setelah memahami mekanismenya, semoga semakin menambah informasi dan ilmu baru untuk kamu, ya!
Referensi:
"Chameleons’ Craziest Color Changes Aren’t for Camouflage" National Geographic. Diakses pada Desember 2025
"Do chameleons change their color to match their environment?" Indiana University Bloomington. Diakses pada Desember 2025
"Chameleons Don't Actually Change Colors Like You Think' ReptiChip. Diakses pada Desember 2025
"How Do Chameleons Change Color? And Why?" How Stuff Work. Diakses pada Desember 2025