TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Alami, 7 Fakta Ilmiah Kamu Spontan Menilai Sesuatu Cantik atau Jelek

Rasa indah adalah salah satu insting alami bertahan hidup

giphy.com

Melihat sesuatu yang cantik itu selalu menyenangkan. Gambar yang cantik, foto yang cantik, pemandangan yang cantik, seseorang yang menawan. Selalu ada kepuasan tersendiri dalam melihat kecantikan tersebut.

Tapi tidakkah kamu bertanya-tanya mengapa kita suka melihat hal cantik tersebut dan muak melihat sesuatu yang kita rasa jelek? Bagaimana pula standar kecantikan itu berbeda-beda untuk tiap orangnya?

Ternyata pertanyaan itu memiliki penjelasan tersendiri dan itu merupakan hal sederhana yang sebenarnya tidak pernah terpikirkan. Ini adalah penjelasannya.

1. Rasa kagum terhadap kecantikan sudah diturunkan oleh nenek moyang kita

adwonline.ae

Pernahkah kamu pergi ke museum dan melihat artefak purba kala? Tidakkah kamu melihat ada peralatan keseharian yang dibentuk sedemikian rupa dan tidak apa adanya?

Itu adalah bukti bagaimana nenek moyang kita pun merasakan yang namanya kecantikan tersebut. Mereka mewujudkannya dalam bentuk alat rumah tangga yang memiliki bentuk simetris.

Para peneliti mencoba menyelami cara berpikir manusia purba kala tersebut dan memahami mengapa pendahulu kita menghabiskan banyak waktu untuk membentuknya. Tidak ada jawaban jelas yang peneliti temukan. Para peneliti hanya bisa berhipotesis jika nenek moyang manusia itu membuat bentuk-bentuk simetris untuk alatnya hanya karena ingin saja dan melihatnya lebih baik.

2. Bentuk simetris diasosiasikan dengan rasa cantik dan itu diperkirakan karena anugerah alam

plantsnap.com

Satu pertanyaan lagi yang membuat peneliti tidak habis pikir adalah mengapa yang cantik itu adalah yang simetris? Melihat dari peradaban-peradaban sebelumnya, bentuk simetris selalu diterapkan dalam karya seni tiap orang. Entah itu vas, bangunan, lukisan, dan lain sebagainya dan itu bahkan dilakukan para manusia purba.

Peneliti pun berhipotesis asosiasi rasa cantik dengan simetris itu berhubungan dengan alam. Manusia pada zaman dahulu terpukau dengan kondisi alam dari mata mereka.

Sebagai contoh adalah daun. Daun selalu memiliki sisi kiri dan kanan yang serupa dengan memiliki tulang daun yang simetris pula. Contoh lain adalah bunga. Kelopaknya hampir tidak pernah memiliki bentuk yang abstrak.

Tanpa disadari, pengalaman keseharian ini membentuk rasa cantik dalam diri manusia yang terbawa hingga sekarang. Itu pun menjadi bagian biologi tubuh kita yang secara tidak langsung juga menjadi keahlian yang membuat kita dapat bertahan hidup.

Baca Juga: 10 Efek Psikologi Unik Ini Sebenarnya Kamu Rasakan dalam Keseharianmu

3. Standar kecantikan terus berubah seiring budaya dan berkembangnya zaman

essentialbaby.com.au

Kecantikan ibarat suatu benda cair yang menyesuaikan dirinya dengan sekitar. Tidak ada standar yang tepat untuk menilai kecantikan secara global.

Sebagai contoh suku Karo di Etiopia melihat perempuan yang cantik adalah perempuan yang memiliki benjolan di wajahnya, karena itu merupakan hasil ritual menuju kedewasaan. Berbeda dengan di Jepang, yang melihat perempuan cantik memiliki yaeba atau gingsul.

4. Rasa penasaran manusia adalah salah satu aspek pembentuk rasa cantik

medium.com

Manusia diberkahi satu hal yang tidak dimiliki makhluk lain: akal. Itu membuat mereka suka bertanya-tanya akan sekitarnya, termasuk apa yang mereka lihat.

Mengapa daun berbentuk seperti ini dan berwarna hijau? Mengapa ada daun berwarna lain? Awan di atas bentuknya lain, apakah pertanda hujan?

Pertanyaan macam itu tidak bisa dijawab dengan ilmiah pada zaman dulu karena belum berkembangnya ilmu pengetahuan. Oleh karena itu satu-satunya cara manusia memahaminya adalah merasakannya langsung.

Mereka pun menirukan bentuk-bentuk tersebut. Ketika mengetahui rasa dari pengalaman yang mereka lakukan tersebut itulah, rasa cantik perlahan-lahan mulai terbentuk.

5. Rasa cantik menandakan banyak hal

healingthebody.ca

Seperti yang dikatakan sebelumnya, rasa cantik mengajarkan kita untuk bertahan hidup. Faktanya manusia purba mengidentifikasi kebutuhan kesehariannya lewat rasa cantik tersebut: kijang yang memiliki tanduk gemilang merupakan tanda dagingnya sangat bernutrisi, gandum yang bentuknya tidak jelas sebaiknya tidak dimakan, lawan jenis yang memiliki wajah simetris cenderung menjadi rekan hidup yang baik.

Rasa cantik menjadi suatu insting alami yang membantu kita menghindari hal berbahaya. Dalam ilmu otak, ini memicu adanya sistem penghargaan, memunculkan rasa puas dan membuat kita ingin merasakannya kembali.

6. Rasa cantik akan tetap ada dalam alam bawah sadar

nytimes.com

Peneliti pernah melakukan sebuah penelitian. Dengan partisipan adalah kelompok penderita Alzheimer, mereka mencoba melihat apakah penderita gangguan otak itu mengenali rasa cantik.

Pada percobaan pertama, para peneliti meminta pasien Alzheimer mengurutkan sejumlah gambar manakah yang paling indah menurut mereka. Setelah dua minggu, eksperimen kembali diulang dengan gambar yang sama. Uniknya, walaupun para penderita Alzheimer itu telah lupa dengan kegiatan ini, namun urutan gambar yang paling cantik tetaplah sama.

Ada percobaan lain terkait kondisi ketidaksadaran tentang rasa cantik menyangkut lukisan palsu. Sejumlah pengunjung museum diberikan pilihan dua karya yang serupa. Yang satu merupakan karya asli dari sang seniman, satunya lagi merupakan tiruan.

Hasilnya mayoritas pengunjung memilih lukisan yang asli. Ketika ditanya apa alasannya, mereka kesusahan untuk menjelaskannya. Percobaan itu juga melibatkan karya lain dari seniman lain dan hasilnya pun serupa, membuktikan bagaimana kita mampu mengenali hanya lewat melihat.

Baca Juga: 7 Warna Terbaik dan Terburuk untuk Kamar Tidur, dari Faktor Psikologi

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya