TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Cara Move On dari Mantan yang Ampuh dan Teruji Secara Ilmiah

Nggak omong kosong kalau yang ini

thelawofattraction.com

Move-on dari mantan sangatlah susah dilakukan. Kenangan indah bersamanya membuat kita terjebak dan susah melangkah ke depan. Tapi jangan kira hal yang dekat dengan kehidupan kita itu tidak memiliki jalan keluar.

Para peneliti mencoba mencari tahu apa yang terjadi dan apa yang menyebabkan kita begitu susah berpindah hati di zaman sekarang. Dari hasil tersebut, didapatlah solusi-solusi yang bagus. Berikut ini adalah cara move-on dari mantan, lengkap dengan penjelasan ilmiahnya.

1. Berhentilah menguntitnya di sosial media

drchristinavillarreal.com

Memonitor mantan mu di berbagai di media sosialnya macam Facebook atau Instagram-nya membuatmu tidak bisa melupakannya. Menurut hasil penelitian, memperhatikan gebetan atau mantan via media sosial meningkatkan hasrat seksual dan kerinduan, serta menurunkan pengembangan diri.

Laporan lebih lanjut menunjukkan bahwa mereka yang masih memantau mantannya malahan merasakan kesedihan yang lebih mendalam, membuatnya susah move-on. 30-50 persen orang dewasa yang putus nyambung juga diasosiasikan dengan peningkatan kecemasan dan depresi yang diikuti menurunnya komunikasi dan komitmen.

Dari sini bisa ditarik kesimpulan bahwa otak yang terus menerus memantau dunia digital mantannya akan terstimulasi untuk memberikan peringatan jika kamu seakan-akan mengalami penolakan sosial.

Baca Juga: Agar Cepat Move On, Inilah 6 Alasan Sah Memblokir Mantan

2. Meminum obat pereda rasa sakit

addictionhope.com

Berhubungan dengan stimulasi otak. Ternyata rasa penolakan sosial tersebut juga diterjemahkan oleh otak sebagai rasa sakit secara fisik. Itu berarti meminum obat pereda sakit dapat mengurangi rasa sakit tersebut yang mana turut membantumu move-on dari mantan.

Sebuah penelitian skripsi mengungkap hal ini. Meminum obat pereda rasa sakit oleh orang yang sedang mengalami depresi dapat mengurangi rasa penolakan sosial yang sekaligus juga mengurangi rasa sakit secara fisik maupun sosial. Menariknya juga mengonsumsi obat itu juga mengurangi agresimu agar tidak menjadi orang melankolis. Jadi kamu tidak akan terpicu mengukir namamu dan mantanmu di pohon.

3. Pikirkan hal-hal buruk mantanmu

crosswalk.com

Teknik ini mirip dengan teknik untuk memberikan terapi ke seorang alkoholik. Dengan mengingatkannya akan hal-hal yang buruk terjadi selama dia mengkonsumsi alkohol, orang tersebut lama kelamaan akan menjauhi minuman tersebut.

Caranya adalah dengan memberikan foto mantanmu dan mencoba mengingat apa saja hal-hal buruk yang terjadi bersama dia atau membayangkan hal buruk yang akan terjadi jika kamu terus bersamanya. Ini akan membuat kamu bete untuk sementara waktu, tetapi akan mengurangi rasa cintamu kepadanya. Itu berarti teknik ini akan baik untuk jangka waktu yang lama.

Lewat ini seorang peneliti menyarankan bagi mereka yang sedang dalam proses move-on untuk menuliskan keburukan mantannya sebanyak mungkin yang bisa diingat. Paling tidak sehari sekali atau sampai kamu merasa baik.

4. Sibukkan diri dengan kegiatan lain

roadtovr.com

Bersosialisasi, bermain game atau yang lainnya adalah salah satu hal yang bisa kamu lakukan. Menurut seorang psikologis, hal terpenting dalam move-on adalah sadar akan diri sendiri untuk bisa terlepas dari mantan.

Kegiatan-kegiatan itu akan menyibukkanmu hingga melupakanmu akan kenangan dari mantan. Bukan tidak mungkin juga kegiatan itu akan mempertemukanmu dengan orang lain yang bisa menjadi pasanganmu.

5. Tidak perlu move-on jika kamu sering tertawa bersamanya

bestlifeonline.com

Dacher Keltner, seorang pakar psikologi telah melakukan riset tentang hubungan para pasangan. Lewat bukunya Born to Be Good: The Science of a Meaningful Life, dia menjelaskan satu hal serupa yang selalu dilakukan oleh para pasangan yang awet, yaitu tertawa. 

Bukan komunikasi, melainkan tertawalah yang membuat hubunganmu bisa tetap berjalan. "Untuk pasangan yang sudah bercerai kurang lebih selama 13,9 tahun dapat diprediksi jika berakhirnya hubungan mereka adalah absennya tertawa. Saat di awal-awal pernikahan, marah dan caci maki sangat berisiko besar mengundang perceraian. Itu kemudian dilanjutkan dengan tidak adanya tertawa di kedua belah pihak," terang di risetnya tersebut.

Dengan kata lain, bukan pertengkaran yang memisahkan hubungan kalian melainkan tidak adanya jalan keluar yang mau diselesaikan oleh kedua belah pihak dan menganggapnya sebagai hal yang lampau. Jadi jika ada pertanyaan: "Kapankah waktu yang tepat untuk move-on?" Maka jawabannya adalah "Saat hubunganmu sudah tidak ada lagi tempat untuk tertawa."

6. "Apa yang tidak membunuhmu akan menguatkanmu"

goalcast.com

Pada 2007, sebuah studi terhadap pasangan yang putus menunjukkan sebuah hasil yang menarik. Para partisipan yang merupakan pasangan dewasa yang berpisah dalam hubungan tersebut mengatakan jika putusnya mereka tersebut mengajarkan banyak hal dan mengembangkan mereka jauh lebih baik.

Bahkan dikatakan mereka yang putus memiliki determinasi lebih tinggi dalam mencapai tujuan. Itu artinya move-on bukanlah hal yang buruk.

Baca Juga: Menurut Psikolog, Ini 5 Cara Agar Kamu Cepat Move On

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya