TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Hal Ini akan Terjadi Kepadamu jika Dekat Sumber Ledakan

Bukan luka bakar yang kamu peroleh, tapi luka paru

ledakan (twitter.com/@Wayerless)

Memang mengerikan jika berbicara tentang ledakan bom. Sangkut pautnya dengan terorisme bisa memberikan trauma kepada korban bila diucapkan. Kendati demikian, ledakan bom tidak melulu datang dari bom tapi bisa pula dari benda lain. Sebagai contoh tabung elpiji yang bocor.

Tentu saja menyakitkan jika mendapatkan ledakan di tubuh kita dan tentu kita tidak mengharapkan hal tersebut terjadi. Namunpernahkah kamu bertanya seperti apakah rasanya? Seperti apa rasa yang dialami para korban pelaku peledakan itu? Berikut ini adalah penjelasan ilmiahnya.

1. Efek yang didapatkan tubuh akan tergantung pada kekuatan ledakan

ledakan (theatlantic.com)

Ada banyak penelitian yang dilakukan terkait ledakan. Salah satunya datang dari R. Karl Zipf, Jr., Ph.D., P.E. dan Kenneth L. Cashdollar lewat jurnal berjudul Effects of blast pressure on structures and the human body. Jurnal yang mengambil sampel data dari 1977 dan 1983 tersebut meringkas efek ledakan terhadap sekitarnya.

Dijabarkan bila tubuh manusia mampu menahan ledakan, namun itu sangat bergantung pada kekuatan ledakannya sendiri. Untuk kekuatan berkisar 5 psi (pressure per square inch), gendang telinga seseorang bisa pecah namun kemungkinannya hanya satu persen saja. Barulah pada 45 psi, 99 persen gendang telinga orang yang ada di sekitar ledakan rusak.

Menuju ke sisi paru-paru, disebutkan bila kekuatan ledakan 15 psi akan memberikan kerusakan pada organ tersebut. Akan tetapi itu belum menyebabkan seseorang mati. Ledakan diperkirakan baru merenggut nyawa bisa sudah di angka 35 hingga 45 psi, tetapi itu pun hanya sekitar satu persen saja. Angka kematian 99 persen bisa didapat bila ledakannya 55 psi ke atas.

Baca Juga: Ternyata Bisa Mati karena Ketakutan, Ini 5 Fakta Sainsnya

2. Bisa jadi kerusakan pada tubuh disebabkan oleh kerusakan bangunan sekitar

ledakan (independent.co.uk)

Masih dalam jurnal yang sama, terlukanya seseorang akibat ledakan bisa jadi tidak semata-mata datang dari ledakannya langsung. Namun di sisi lain, bisa pula luka tersebut datang dari runtuhnya bangunan sekitar atau bertebarannya benda-benda yang rusak. Itu artinya korban ini adalah jenis korban yang mendapat efek tidak langsung.

Sebagai contoh ledakan 1 psi akan menyebabkan kaca-kaca jendelan pecah dan membuat seseorang luka akibat pecahan kaca itu. Sedangkan ledakan yang mencapai angka 3 psi bakal meruntuhkan bangunan rumah hingga menyebabkan adanya korban dengan luka serius. Bila ledakan sudah di atas angka 10 psi, dipastikan akan ada korban yang kehilangan nyawanya.

3. Durasi ledakan dan posisi tubuh berpengaruh kepada seberapa parah luka

ledakan (epix.com)

Dilansir jurnal Effects of Explosions on Humans, penyebab kematian utama adalah permasalahan seberapa parah luka pada paru-paru. Artikel ilmiah yang dirilis pada 1994 tersebut menyebut setidaknya ada dua faktor yang menjadi elemen penting seseorang bisa selamat dari ledakan atau tidak. Yang pertama adalah durasi ledakan dan yang kedua adalah posisi tubuh korban.

Dengan menggabungkan kedua faktor tersebut, yaitu durasi ledakan dan posisi tubuh, dan menghitungnya lewat suatu rumus, didapatkan mereka yang berdiri dengan kondisi adanya tembok di belakang akan mengalami luka paru yang paling parah. Hal itu dikarenakan adanya overpressure atau tekanan ledakan berlebih yang menghantam dari dua sisi arah. 

4. Bangunan yang runtuh akibat ledakan bom jauh lebih berbahaya ketimbang runtuh akibat gempa bumi

ledakan (abcnews.go.com)

Masih dari jurnal yang sama, disebutkan pula kematian akibat jatuhnya bangunan akan dipengaruhi kekuatan ledakan. Hal ini mendukung pernyataan pada jurnal Effects of blast pressure on structures and the human body.

Hanya saja, terdapat cacatan lebih dari jurnal yang diterbitkan oleh Center for Chemical Process Safety. Catatan itu menyebut ledakan yang didapat dari suatu momen tak terduga dan berdurasi sangat cepat memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi.

Junnal tersebut membandingkan momen runtuhnya bangunan akibat gempa bumi dengan ledakan bom. Mereka yang berada di situasi gempa bumi punya angka kematian 50:50 mengingat orang-orang tersebut masih bisa melakukan evakuasi dan keluar atau menghindari bangunan sebelum runtuh.

Berbeda dengan runtuhnya bangunan akibat bom. Semuanya serba tiba-tiba hingga orang-orang tak sempat mencari tempat untuk mencari tempat berlindung.

Baca Juga: Mati karena Kehabisan Udara, Ini yang Akan Kamu Rasakan!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya