TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Menarik tentang Gedung Sate yang Mungkin Belum Kamu Tahu

Pernah ditemukan jasad pahlawan di era awal kemerdekaan

Dok. Pribadi/ Agithyra Nidiapraja

Siapa yang tidak mengenal Gedung Sate, gedung yang satu ini sudah menjadi markah tanah serta ikon kota bagi Kota Bandung dan Jawa Barat sejak dulu. Tahun ini, Gedung Sate sudah berumur 100 tahun sejak pembangunannya.

Dalam perjalanannya yang cukup panjang, gedung yang sekarang menjadi Kantor Gubernur Jawa Barat ini menyimpan banyak cerita dan fakta-fakta menarik yang mungkin jarang diketahui. Berikut lima fakta unik seputar Gedung Sate.

1. Gedung Sate adalah salah satu bangunan dalam proyek rencana pemindahan Ibukota Hindia Belanda 

Museum Gedung Sate (Dok.Pribadi/AgithyraNidiapraja)

Gedung Sate merupakan salah satu dari 14 bangunan yang direncanakan akan dibangun dan menjadi pusat pemerintahan Hindia Belanda yang baru. Saat itu, Bandung direncanakan untuk menjadi Ibukota Baru Hindia Belanda menggantikan Batavia yang dianggap sudah tidak layak lagi untuk ditinggali.

Lahan yang direncanakan akan digunakan sebagai pusat bagi kantor-kantor pemerintahan Hindia Belanda ini memanjang, dari Gedung Sate ke arah utara menghadap Gunung Tangkuban Perahu sampai sekitar Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat.

Sayangnya, hal ini tidak pernah terwujud karena terjadi peristiwa krisis ekonomi yang melanda dunia saat itu dan dimulainya Perang Dunia ke II dan hanya Gedung Sate dan Kantor PTT yang baru selesai dibangun. 

Baca Juga: Gedung Sate, Simbol Perjuangan yang Coba Disulap Jadi Destinasi Wisata

2. Peletakan batu pertama gedung ini dilakukan oleh seorang anak kecil    

wikimedia.org

Johanna Catherina Coops yang merupakan putri sulung dari B. Coops, Walikota Bandung saat itu menjadi salah satu orang yang meletakan batu pertama pembangunan gedung ini pada 27 Juli 1920. Selain anak B. Coops, ada juga seseorang yang mewakili Gubernur Jenderal yakni Petronella Roelofsen.

3. Terinspirasi dari berbagai bentuk arsitektur dunia dan nusantara

Dok.Pribadi/ Agithyra Nidiapraja

Pembangunan Gedung sate ini dikepalai oleh Ir. J. Gerber yang merupakan arsitek muda lulusan Fakultas Teknik Delft, Belanda. Dalam karyanya ini, ia memasukan banyak unsur-unsur arsitektur bangunan nusantara dan dunia kedalam Gedung Sate.

Hal ini dapat dilihat misalnya di menara bertingkat di bagian tengah yang mirip atap meru atau pagoda yang ada di Bali, jendela-jendela dengan tema moor Spanyol, ornamen batu dibagian bawah gedung ini juga mirip dengan dasar candi-candi di Jawa.

Bahkan di bagian dalam bangunan ini, kamu juga menemukan tiang-tiang yang mirip dengan tiang-tiang kuil di Mesir dan India, serta masih banyak lagi. 

4. Halaman gedung ini sempat jadi pusara bagi tujuh pemuda PU yang mempertahankan Gedung Sate

Dok.Pribadi/ Agithyra Nidiapraja

Gedung Sate menjadi saksi perjuangan tujuh orang pemuda PU untuk mempertahankan gedung ini dari serangan tentara Gurkha pada tanggal 3 Desember 1945. Mereka semua gugur dan dikuburkan di sekitar gedung ini.

Baru pada tahun 1952, ditemukan empat jenazah pemuda yang sudah menjadi kerangka dan dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Cikutra, sedangkan tiga lainnya masih terkubur di sekitar halaman karena tidak diketahui lokasi pastinya.

Kini, sebuah tugu dari batu diletakan di bagian depan Gedung Sate untuk mengenang aksi heroik tujuh orang pemuda ini dalam mempertahankan Gedung Sate, dan setiap tanggal 3 Desember diperingati sebagai Hari Bakti PU.

Baca Juga: 5 Museum Keren di Sekitar Gedung Sate Bandung, Liburan Edukatif! 

Verified Writer

Agithyra Nidiapraja

https://www.instagram.com/veerapracha/

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya