TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Fakta Peristiwa Langit Supermoon, Ketika Bulan Menjadi Lebih Besar

Catat tanggalnya, ya!

theatlantic.com

Apa pun yang berkaitan dengan luar angkasa pastinya selalu mengundang rasa penasaran kita. Bukan hanya karena begitu luasnya alam semesta ini, tetapi juga karena adanya peristiwa-peristiwa menarik yang terjadi.

Ada salah satu dari fenomena langit yang sering terjadi setiap tahunnya. Para astronom amatir menyebutnya sebagai supermoon. Mau tahu lebih dalam lagi? Dilansir laman Space Weather Live dan Earth Sky, simak penjelasan berikut ini, yuk!

1. Supermoon terjadi karena kelengkungan orbit Bulan

theatlantic.com

Semua benda langit yang ada di tata surya kita ini, seperti planet, komet, asteroid, dan Bulan, memiliki orbitnya sendiri saat mengelilingi Matahari. Namun, tahukah kamu kalau semua bentuk lintasan orbit mereka itu tidaklah berbentuk lingkaran sempurna, melainkan berbentuk elips atau lonjong.

Dalam dunia astronomi, nilai kelengkungan orbit disebut sebagai eksentrisitas (e). Semakin besar nilai e, menandakan semakin besar pula kelengkungannya atau semakin lonjong. Salah satu benda di tata surya yang memiliki nilai eksentrisitas tinggi yaitu komet yang memiliki bentuk orbit parabola, bahkan hiperbola.

Bulan sendiri memiliki eksentrisitas orbit sebesar 0,0549 terhadap Bumi sehingga bentuk orbit yang dimilikinya yaitu elips, dengan Bumi sebagai titik fokus pada orbitnya membuat Bulan memiliki jarak yang tidak tetap.

Coba kamu perhatikan gambar di bawah ini.

jpl.nasa.gov

Terdapat dua titik pada orbit Bulan dalam mengelilingi Bumi. Keduanya ialah titik perigee dan apogee. Perigee didefinisikan sebagai titik jarak terdekat Bulan dengan Bumi, sementara apogee merupakan kebalikan dari perigee sebagai titik jarak terjauh Bulan dengan Bumi.

2. Nama supermoon tidak diakui oleh IAU

eurekalert.com

Penamaan "supermoon" di kalangan astronom amatir sebenarnya tidak diakui secara internasional dan bukan nama ilmiah untuk peristiwa yang satu ini. International Astronomical Union (IAU) merupakan lembaga astronomi internasional yang salah satu tugasnya ialah mengatur penamaan benda-benda langit dan peristiwa langit.

IAU mengistilahkan fenomena tersebut dengan sebutan moon perigee. Ini sesuai dengan keadaan posisi Bulan saat itu yang berada pada jarak terdekatnya dengan Bumi.

Nama supermoon sendiri dibuat oleh seorang astrolog bernama Richard Nolle. Richard Nolle merupakan orang yang menghitung jarak perigee dan apogee Bulan abad ke-21 untuk menentukan peristiwa supermoon yang akan terjadi.

Baca Juga: 10 Potret Keindahan Supermoon 2018 dari Berbagai Negara, Terbaik!

3. Supermoon pada Februari

cnnindonesia.com

Yap! Akhirnya peristiwa yang satu ini akan dapat kita saksikan sebentar lagi dan dapat diamati di seluruh Indonesia. Supermoon pertama pada tahun ini bakal terjadi pada 9 Februari 2020.

Ketika itu, Bulan juga sudah memasuki fase purnamanya. Jika langit saat itu bersih, kita bisa melihat Bulan lebih cerah dan sedikit lebih besar dibandingkan purnama biasa.

Supermoon nanti akan membuat Bulan berada pada jarak sekitar 363.380 km dari Bumi dan mencapai puncaknya pada 11 Februari pada jarak 360.485 km.

4. Ada yang mengatakan itu bukan supermoon

ilmugeografi.com

Sebenarnya, ada dua orang yang dianggap penting dalam penentuan fenomena langit yang satu ini. Keduanya memiliki perhitungan yang berbeda, tetapi memiliki penjelasan dari definisi supermoon yang hampir sama.

Mereka berdua adalah Fred Espenak dan Richard Nole. Fred adalah seorang astrofisika, sedangkan Richard adalah seorang astrolog. Keduanya mengalkulasikan peristiwa supermoon yang terjadi untuk abad ke-21.

Fred mengalkulasikan fenomena ini berdasarkan perbandingan jarak perigee dan apogee Bulan dalam revolusinya selama sebulan. Sementara, Richard mengalkulasikannya berdasarkan perbandingan jarak perigee terdekat dengan apogee terjauh Bulan dalam setahun.

5. Cara mengamati supermoon

technologyreview.com

Pengamatan supermoon sangatlah mudah untuk dilakukan. Kamu cukup amati dengan mata telanjang. Jika punya budget lebih, kamu bisa membeli sebuah teleskop untuk melihat permukaannya secara lebih detail.

Kamu akan melihat satu kawah yang cukup terkenal di kalangan astronom yaitu Kawah Tycho. Cobalah untuk membeli teleskop, ya.

Baca Juga: Fenomena Supermoon, Ini Imbauan BMKG Terhadap Nelayan di Tuban 

Writer

Ahmad Baihaqi

Oe oe

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya