TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Ilmiah Partenokarpi, Berbuah Tanpa Perlu Biji

Tumbuhan ga kalah keren nih!

ilustrasi buah-buahan (unsplash.com/engin akyurt)

Manusia yang normal pasti suka makan. Apalagi pada saat cuaca panas dan terik, buah bisa menjadi salah satu makanan yang diidam-idamkan oleh setiap orang. Makan buah yang memiliki banyak biji bisa merepotkan dan membuat tidak nyaman. Terlebih, tidak sembarang tempat bisa kita gunakan untuk meludahkan biji yang kita makan bukan?

Selain berperan penting untuk menjaga kehidupan di bumi, tumbuhan ternyata memiliki kemampuan spesial yang justru bisa menguntungkan umat manusia loh! Kemampuan tersebut adalah mereka dapat berkembang biak tanpa memerlukan biji induk atau yang dikenal dengan istilah partenokarpi. Lalu apa saja fakta ilmiah menarik tentang kemampuan tersebut? Berikut ulasannya.

1. Pengertian partenokarpi

ilustrasi bocah lelaki memakan buah (unsplash.com/Thomas Park)

Buah merupakan organ berperan penting dalam perkembangbiakan tumbuhan sekaligus untuk penyebaran biji. Kondisi buah yang normal pada umumnya adalah buah yang terbentuk melalui proses penyerbukan yang kemudian akan menghasilkan biji terlebih dahulu. Namun dalam kondisi tertentu, tumbuhan dapat tetap berbuah tanpa perlu membentuk biji terlbih dahulu (partenokarpi).

Istilah partenokarpi berasal dari Bahasa Yunani yang berarti buah murni (virgin fruit). Dalam ilmu botani, partenokarpi merupakan gejala terbentuknya buah tanpa melewati proses pembuahan inti generatif (sperma) terhadap sel telur (ovum). Bunga akan secara alami menghasilkan hormon tumbuhan yang diperlukan untuk mengawali proses pembentukan buah.

2. Contoh partenokarpi

ilustrasi buah-buahan (unsplash.com/Amber Faust)

Beberapa jenis buah yang mengalami partenokarpi secara alami adalah pisang, nanas, semangka, mentimun, tomat, jeruk, anggur, dan kiwi. Partenokarpi juga merupakan sifat yang diwariskan dan indukan yang berbeda bisa memiliki potensi yang juga berbeda.

Pada tanaman budidaya, partenokarpi dapat dirangsang dengan pemberian hormon tanaman yaitu asam giberelat. Hormon tersebut menyebabkan ovarium matang tanpa pembuahan dan menghasilkan buah yang lebih besar. Karena mereka tidak menghasilkan biji, maka tumbuhan tersebut harus berkembang biak secara vegetatif.

3. Proses terbentuknya partenokarpi

ilustrasi bocah sedang menyiram (unsplash.com/Filip Urban)

Secara umum, proses terbentuknya partenokarpi adalah melalui 3 hal yakni:

  1. Vegetatif
    Hal ini terjadi secara alami. Umumnya, peristiwa tersebut terjadi tanpa penyerbukan sehingga tidak ada biji yang dihasilkan di dalam buah.
  2. Stimulatif
    Jenis partenokarpi ini umumnya berlangsung tanpa proses fertilisasi (pembuahan). Kondisi ini terjadi ketika ovipositor tawon dimasukkan ke dalam ovarium bunga. Selain itu persitiwa tersebut juga dapat dicapai dengan mengalirkan udara atau zat pengatur tumbuh ke dalam bunga berkelamin tunggal yang ada di dalam syconium.
  3. Stenospermokarpi
    Jenis partenokarpi ini tergolong unik di mana fertilisasi (pembuahan) telah terjadi dan benih mulai berkembang tetapi akhirnya gugur. Ada jejak benih yang dapat diamati di dalam buah dan dapat dijelaskan di mana perkembangan benih berhenti. Jenis partenokarpi ini dapat dilihat pada buah anggur dan semangka tanpa biji.

4. Keunggulan partenokarpi

ilustrasi bocah lelaki (unsplash.com/Ben White)

Beberapa keunggulan yang bisa kita peroleh dari pemanfaatan kemampuan partenokarpi pada tumbuhan ini adalah:

  1. Buah dapat dihasilkan lebih cepat dan mudah
  2. Biaya produksi dapat ditekan 
  3. Kualitas buah lebih meningkat dibandingkan yang umum
  4. Hasil panen lebih meningkat tanpa penggunaan pestisida dan ukuran buah lebih besar
  5. Melindungi tumbuhan utamanya bagian bunga dari serangga hama tanpa menggunakan bahan kimia

Baca Juga: 5 Fakta Unik Mengenai Pir, Buah yang Manis dan Populer!

Verified Writer

Aii gie

Si Pengembara

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya