TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

10 Istilah Gempa Bumi Ini Wajib Kamu Ketahui 

Selain seismograf dan sesimogram, apa lagi ya?

ilustrasi gempa bumi (freepik.com/Macrovector)

Secara geografis, letak Indonesia berada di area Ring of Fire atau ‘Cincin Api’ Pasifik. Wilayah Indonesia dilalui jalur pertemuan tiga lempeng tektonik, yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik. Hal ini menjadikan Indonesia rawan terjadinya bencana geologi, salah satunya gempa bumi.

Akhir-akhir ini, gempa kerap terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia. Istilah-istilah gempa pun bermunculan di media. Terdapat beberapa istilah yang berkaitan dengan gempa bumi. Apa saja? Simak selengkapnya di bawah ini, ya!

1. Seismograf

ilustrasi seismograf (pexel.com/Ahmed Akacha)

Seismograf adalah suatu alat yang berfungsi untuk mendeteksi kekuatan, lokasi, dan kedalaman fokus gempa. Seismograf akan mencatat hasil deteksinya dalam bentuk kurva yang tergambar pada kertas. Untuk mengetahui letak lokasi gempa, dibutuhkan 3 stasiun gempa bumi. 

Terdapat beberapa jenis seismograf, di antaranya seismograf vertikal, seismograf horizontal, seismograf manual, dan seismograf digital.

2. Seismogram

ilustrasi seismogram (shutterstock.com/Varunyuuu)

Melalui seismograf, dihasilkan grafik atau kurva yang merupakan hasil rekaman. Nah, hasil rekaman inilah yang disebut dengan seismogram. Dengan melihat hasil rekaman ini, kita dapat mengetahui skala kekuatan gempa.

3. Seismologi

ilustrasi seismologi (pixabay.com/Tumisu)

Seismologi berasal dari kata Yunani, yaitu seismos yang artinya getaran dan logos yang artinya ilmu pengetahuan. Dari sini, seismologi diartikan sebagai adalah ilmu yang mempelajari getaran atau gempa bumi. Seismologi merupakan bagian dari ilmu geofisika.

4. Hiposentrum

ilustrasi hiposentrum (pixabay.com/That Soham)

Hiposentrum, dikenal juga dengan istilah fokus, merupakan titik pusat atau titik asal terjadinya gempa bumi. Dari titik ini titik, gelombang gempa bumi merambat ke kulit bumi, yang dinyatakan dalam satuan kilometer. Sebagai contoh, terjadi gempa bumi dengan kekuatan 6 skala Richter dengan kedalaman 20 km.

5. Episentrum

ilustrasi episentrum (pixabay.com/12019)

Episentrum adalah titik di permukaan bumi yang kedudukannya tegak lurus fokus. Titik ini berperan sebagai tempat gelombang gempa yang dirambatkan ke area sekitarnya. Episentrum dinyatakan dengan posisi geografis. Sebagai contoh, terjadi gempa bumi pada lokasi 5°45’30” lintang selatan dan 110°38’4” bujur barat dengan kedalaman fokus 20 kilometer.

6. Stasiun gempa bumi

ilustrasi stasiun gempa bumi (pexels.com/Artem Podrez)

Stasiun gempa bumi adalah bangunan untuk mengawasi terjadinya gempa bumi. Jika dalam bangunan tersebut ada tiga alat pencatatan gempa, maka dinamakan institut gempa bumi.

7. Mikroseista

ilustrasi mikroseista (pexels.com/Pixabay)

Mikroseista adalah gempa bumi lemah yang getarannya tidak dapat dirasakan manusia sehingga hanya dapat terdeteksi oleh seismograf.

8. Makroseista

ilustrasi makroseista (pexels.com/Alan Quirván)

Lain dengan mikroseista, makroseista adalah gempa bumi yang besar dan dapat dirasakan oleh manusia. Tanpa menggunakan alat pun, makroseista dapat dirasakan oleh manusia.

9. Pleistoseista

ilustrasi pleistoseista (pexels.com/Alpha Trade Zone)

Pleistoseista adalah garis khayal yang melingkari daerah gempa dan berada di sekitar dengan episenter paling banyak mendapat kerusakan.

Writer

Muhammad Saepulloh

Maybe all this is the party

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya