TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kenapa Warna Biru Jarang Terlihat di Alam? Ini Faktanya!

Hanya laut dan langit yang identik biru. Yang lain?

ilustrasi: biru laut dan langit, warna biru jarang tampil di alam (pixabay.com/Pexels)

"Pelangi, pelangi, alangkah indahmu. Merah, kuning, hijau, di langit yang biru."

Warna biru identik dengan warna langit dan perairan. Mengingat langit dan perairan adalah dua hal dominan di Bumi, maka tidak aneh kalau kita sering menganggap warna biru sebagai warna dominan.

Kenyataannya, warna biru paling sering terlihat di kedua aspek itu saja! Coba lihat bebatuan, tumbuhan, atau warna kulit dan bulu makhluk hidup. Jarang yang berwarna biru, kan? Faktanya, warna biru lebih langka dari yang terpikirkan. Mengapa begitu?

1. Mengenal cara mata kita mengenal warna

ilustrasi mata dan warna biru (worldatlas.com)

Dilansir Live Science, kita dapat melihat warna karena mata kita memiliki 6-7 juta sel reseptor warna atau disebut "sel kerucut". Sel-sel kerucut dibagi menjadi tiga kelompok yang sensitif terhadap panjang gelombang cahaya:

  • Merah
  • Hijau
  • Biru

Inilah mengapa kita bisa melihat warna. Informasi dari jutaan sel reseptor warna tersebut memproduksi sinyal listrik ke otak. Sinyal-sinyal ini memberitahu otak jenis-jenis panjang gelombang cahaya, dan otak menafsirkannya sebagai warna-warna berbeda.

2. Biru, warna yang "tertolak"

bunga cornflower (premierseedsdirect.com)

Dalam bukunya bertajuk "Blue: In Search of Nature's Rarest Color" yang meluncur pada Juli 2021 lalu, sang penulis, Kai Kupferschmidt, menjelaskan bahwa saat sebuah objek yang terlihat warna-warni sebenarnya menyerap sebagian cahaya. Sisa cahaya kemudian dipantulkan menjadi warna.

"Saat kamu melihat bunga berwarna biru seperti bunga cornflower (Centaurea cyanus), warna biru ini dikarenakan bunga tersebut menyerap spektrum warna merah," kata Kai memberi contoh.

Dengan kata lain, Kai menjelaskan bahwa bunga cornflower terlihat biru karena warna biru adalah bagian spektrum warna yang "ditolak".

bunga cornflower (fruithillfarm.com)

Perlu diketahui, warna merah memiliki panjang gelombang yang panjang. Oleh karena itu, agar bunga tampil biru, Kai menjelaskan bunga tersebut harus memproduksi molekul yang menyerap jumlah energi yang sangat minim agar menyerap spektrum merah.

Berukuran besar dan kompleks, agak sulit bagi tanaman untuk memproduksi molekul tersebut. Oleh sebab itu, warna biru terlihat pada kurang dari 10 persen di hampir 300.000 spesies tanaman berbunga di dunia!

Salah satu faktor yang menyebabkan warna biru pada bunga adalah faktor evolusi. Biru mudah dilihat oleh hewan penyerbuk seperti lebah. Oleh karena itu, bunga yang berevolusi hingga mendapatkan warna biru lebih diuntungkan di ekosistem di mana persaingan mengalami penyerbukan amat tinggi.

Baca Juga: 7 Hal Ngeri Ini Terjadi jika Bumi Berputar Lebih Cepat

3. Warna biru di bebatuan

batu lazuardi atau lapis lazuli (science.howstuffworks.com)

Bagaimana dengan bebatuan? Beberapa batuan, seperti kristal, berwarna biru karena strukturnya berinteraksi dengan ion (atom atau molekul bermuatan) untuk menentukan bagian spektrum cahaya yang diserap dan dipantulkan.

Sebagai contoh, batu lazuardi yang umum ditambang di Afghanistan menghasilkan pigmen biru ultramarine yang langka. Batu lazuardi diketahui mengandung ion trisulfida yang dapat melepaskan atau mengikat satu elektron. Menurut Kai, perbedaan inilah yang membuat lazuardi berwarna biru. 

4. Warna biru pada hewan

kupu-kupu Obrina Olivewing/Nessaea obrinus (inaturalist.ca)

University of Adelaide memberikan contoh lain. Kupu-kupu Morpho bersayap biru dikarenakan sisik pada sayapnya didesain untuk membelokkan spektrum cahaya. Hasilnya, warna yang terlihat adalah biru. Seandainya sayapnya didesain berbeda, maka mungkin warna yang dihasilkan bukanlah biru.

Akan tetapi, tidak semua hewan sama. Burung blue jay (Cyanocitta cristata) memiliki bulu yang justru menyerap semua warna biru dan menolak warna-warna lain! Bahkan, kupu-kupu Obrina olivewing (Nessaea obrinus) adalah satu-satunya makhluk hidup yang memproduksi warna biru alami!

Warna biru pada hewan pun memiliki berbagai makna. Tarian dan warna biru burung cendrawasih biru (Paradisornis rudolphi) berguna untuk menarik pasangan. Sementara, katak panah beracun biru (Dendrobates tinctorius "azureus") menggunakan warnanya untuk menakut-nakuti predator.

5. Bulu hewan biru kebanyakan memantulkan sinar UV

bulu platipus di bawah sinar UV (sciencenews.org)

Akan tetapi, bulu hewan biru sebenarnya tidak alami biru. Hal ini dibuktikan dalam sebuah studi di AS pada Oktober 2020 lalu bertajuk "Biofluorescence in the platypus (Ornithorhynchus anatinus)".

Dimuat dalam jurnal Mammalia, para peneliti Amerika mempelajari warna bulu hewan endemik asal Australia, platipus (Ornithorhynchus anatinus). Hasilnya, bulu platipus terlihat bernuansa biru kehijau-hijauan karena terkena sinar ultraviolet (UV).

"Butuh usaha ekstra untuk membuat pigmen biru di bulu. Pertanyaannya, apa alasan evolusi warna biru ini? Hal menarik saat mempelajari hal ini adalah untuk siapa warna biru ini ditujukan dan apakah mereka bisa melihat warna biru juga," ujar Kai.

burung gelatik biru/Cyanistes caeruleus (wikimedia.org)

Salah satu penyebab lain adalah karena perbedaan jumlah reseptor. Manusia memiliki tiga reseptor warna di mata, sedangkan burung memiliki empat untuk mendeteksi lebih banyak sinar UV.

Contoh lain adalah burung yang sering terlihat di Eropa, yaitu gelatik biru (Cyanistes caeruleus). Menurut Kai, bulu burung gelatik biru tampak biru karena memantulkan sinar UV yang lebih banyak. Kemungkinan besar, hal ini berarti burung gelatik biru juga melihat lebih banyak sinar UV dibandingkan mata manusia.

6. Kata "biru" saja muncul lebih telat dari warna lain!

lautan (wikimedia.org)

Langkanya warna biru di alam ikut memengaruhi bidang linguistik. Hasilnya, kata "biru" muncul lebih telat dalam kosa kata bahasa-bahasa dunia.

Misalkan, menurut Merriam Webster, kata "biru" atau "blue" baru muncul pada abad ke-13, berbeda dengan kebanyakan warna yang muncul di abad ke-12. Menurut Kai, peradaban manusia di masa lampau memberi nama warna jika warna bisa dipisahkan dari objek. Jika tidak, maka mereka merasa tidak butuh menamai warna!

Sebagai contoh, saat menulis Odyssey (Ὀδύσσεια), pengarang legendaris Yunani Kuno, Homerus (Ὅμηρος), mendeskripsikan warna laut sebagai "anggur gelap"! Bahkan, selangka-langkanya kata warna lain muncul di Odyssey, tidak ada sekali pun warna "biru" tersurat!

warna irtyu atau biru Mesir di peninggalan Mesir Kuno (turncoatleather.com)

Menurut studi gabungan antara Australia dan AS pada Januari 2021, "Fragmentary Blue: Resolving the Rarity Paradox in Flower Colors", penggunaan warna biru terekam sekitar 6.000 tahun yang lalu di daerah Peru.

Selain itu, para peneliti AS dan Australia menemukan bahwa peradaban Mesir Kuno menggabungkan silika (SiO2), kalsium oksida (CaO), dan tembaga oksida (CuO) untuk membuat pigmen biru irtyu. Sebagai imitasi biru langit, warna irtyu digunakan untuk mendekorasi patung yang dapat dilihat hingga saat ini.

Baca Juga: Dari Palung Laut hingga Luar Angkasa, Ini 10 Potret Penelitian NASA

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya