TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Fenomena Aphelion, Bumi Sedang "Musuhan" dengan Matahari

Sang Surya jadi terlihat lebih kecil!

ilustrasi Bumi dan Matahari di titik aphelion (space.com/NASA)

Salah satu fenomena langit yang ditunggu-tunggu pada bulan Juli adalah fenomena aphelion. Baru pertama kali dengar? Aphelion adalah kondisi di mana Bumi berada di titik orbit paling jauh dari Matahari. Fenomena ini biasanya terjadi dua minggu setelah titik balik Matahari musim panas.

Berlangsung pada pukul 05.27 WIB, fenomena aphelion seolah-olah membuat Matahari terlihat lebih kecil! Tidak perlu takut, ini bukan fenomena akhir zaman. Malah, aphelion jauh lebih umum dari yang kamu kira, lho!

Baca Juga: Viral Matahari di Sulsel Terbit dari Utara, BMKG: Fenomena Biasa

1. Terjadi setiap tahun, mengapa Bumi mengalami aphelion?

ilustrasi aphelion dan perihelion Bumi dan Matahari (timeanddate.com)

Perlu kamu tahu, Bumi berputar mengelilingi Matahari selama 365 hari. Melansir akun Instagram Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (PUSSAINSA LAPAN), orbit Bumi tidak berbentuk lingkaran sempurna, melainkan elips dengan kelonjongan 1/60.

Oleh karena itu, jarak Bumi dengan Matahari dapat bervariasi sekitar 3 persen dalam satu tahun dan ini adalah hal yang wajar. Pada Januari 2021, Bumi berada di titik paling dekat dengan Matahari atau perihelion dengan jarak 147.093.163 kilometer. Saat aphelion, jarak tersebut berubah jadi 152.100.527 kilometer atau 3,4 persen lebih jauh!

2. Fenomena yang dapat dirasakan saat aphelion

Unsplash/Jack B

Sayangnya, saat aphelion berlangsung, kamu tidak akan bisa melihatnya secara kasat mata karena bukanlah sebuah fenomena ketampakan obyek langit. Tetapi, ada dua hal utama yang terjadi saat fenomena aphelion. Apa saja?

Pertama, Matahari akan terlihat lebih kecil. Melansir laman Pusat Edukasi Sains Antariksa LAPAN, karena jarak Bumi - Matahari, ketampakan Matahari terlihat lebih kecil 1,68 persen dibandingkan biasanya. Oleh karena itu, radiasi yang ditembakkan Matahari pun juga lebih sedikit mencapai Bumi.

Kedua, saat Matahari berada di posisi utara, maka tekanan udara di Bumi belahan Utara lebih rendah dibandingkan belahan Selatan. Angin dari Selatan yang dingin bertiup ke arah Utara. LAPAN membenarkan bahwa kawasan Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara di kawasan Selatan khatulistiwa memang tengah merasakan penurunan suhu.

Baca Juga: Ada Fenomena Titik Balik Matahari Hari Ini, Apa Dampaknya? 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya