TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Ancaman Medis dan Ilmiah Para Astronaut ke Planet Mars

Ketahui bahayanya sebelum meluncur ke luar angkasa!

nypost.com

Sudah nonton film The Martian yang dilakoni oleh Matt Damon? Kalau belum juga tidak apa-apa. Film tersebut menceritakan kehidupan Mark Watney (diperankan oleh Matt Damon) di Mars. Sekarang, dunia astronomi tengah memperbincangkan kemungkinan mengirimkan manusia ke Mars.

Akhir-akhir ini, terdengar rumor bahwa Bulan bukan lagi tujuan utama para makhluk Bumi. Tidak jauh, mereka memandang tetangga merah Bumi yaitu Mars. Namun, untuk terbang dan mendarat di Mars lalu kembali ke Bumi, membutuhkan waktu yang lama. Belum lagi memprakirakan kemungkinan gagalnya proyek tersebut.

Oleh karena itu, badan antariksa Amerika Serikat, NASA, melakukan banyak eksperimen dan percobaan pada astronautnya untuk melihat efek berada di luar angkasa dalam waktu yang lama.

Jadi, apakah efek yang dihadapi astronaut saat berada di luar angkasa untuk waktu yang lama? Ini jawabannya, melansir dari berbagai sumber!

1. Radiasi

ibtimes.sg

Tak terlihat dan berbahaya, radiasi adalah bahaya yang membuat NASA hingga sekarang tidak dapat mengirim regu astronaut ke Mars. Selama ini, selimut ozon telah melindungi manusia dari berbagai radiasi luar angkasa, salah satunya radiasi ultraviolet (UV).

Namun, di luar Bumi, tentu saja mereka langsung terpapar radiasi kosmik, 10 kali lebih besar. Efeknya adalah kanker, kerusakan sistem saraf, mengganggu fungsi kognitif, mengurangi fungsi motorik, dan perubahan perilaku.

Saat berada di International Space Station (ISS), para astronaut tetap terpapar pada radiasi. Namun, karena masih berada di medan magnet Bumi, mereka masih terlindungi.

Oleh karena itu, NASA bekerja keras untuk melindungi para anggotanya dari radiasi. Salah satunya adalah memperlengkapi kendaraan luar angkasanya dengan perisai pelindung, dosimetri, dan alarm. Selain itu, mereka juga meneliti berbagai obat untuk memitigasi radiasi.

Baca Juga: Manusia Benar-benar Bisa Hidup di Planet Mars Lho, Ini 7 Faktanya!

2. Isolasi dan klaustrofobia

tested.com

Saat berada di luar angkasa, para astronaut harus membiasakan diri bekerja di ruang-ruang sempit. Tak ayal, saat kembali ke Bumi, mereka menderita klaustrofobia atau ketakutan pada ruang sempit.

Bayangkan saja, di Bumi, manusia dapat berkomunikasi dan bergerak leluasa. Namun, saat menjalani proyek ke Mars, mereka harus terbiasa diam dan terkungkung dalam rutinitas yang sama untuk waktu yang lama.

Kekurangan tidur, muatan kerja yang berat, dan desinkronisasi sirkadian dalam memengaruhi kesehatan mereka baik jasmani dan rohani, sehingga mengganggu kelangsungan misi.

tenor.com

Untuk itu, sebelum berangkat, NASA memastikan para astronautnya sudah benar-benar siap untuk berangkat melalui pelatihan-pelatihan ekstrem. NASA juga turut melakukan penelitian hubungan antara muatan kerja dan kinerja, terapi sinkronisasi sirkadian, dan terapi waktu tidur terbalik. Selain itu, tempat kerja mereka juga dilengkapi dengan teknologi mutakhir untuk mendeteksi gejala awal agar bisa ditanggulangi segera.

3. Jauh dari Bumi

livescience.com

Bahaya yang paling nampak tentang luar angkasa adalah keluar dari Bumi. Dengan jarak 309,72 juta kilometer dari Bumi, Proyek Mars membutuhkan para astronaut untuk berada tiga tahun di luar Bumi.

Tentu saja, sebelum berangkat ke Mars, astronaut pasti dibekali dan memperhitungkan estimasi logistik untuk perjalanan bolak-balik ke Mars. Namun, terkadang, data saja bisa salah.

Bukan menakut-takuti. Jika masalah terjadi di ISS, astronaut hanya butuh berjam-jam untuk kembali ke Bumi. Nah, bagaimana jika bahan bakar atau makanan habis saat perjalanan ke Mars? That's the end.

Perencanaan dan keterampilan mencukupi diri adalah hal terpenting dalam proyek luar angkasa. Ada kalanya di mana komunikasi terputus atau berbagai masalah, para astronaut harus dapat menyelesaikan masalah itu sendiri.

4. Gravitasi

forthelaunch.com

Selama kurang lebih dua tahun, astronaut harus menyesuaikan diri dengan daya gravitasi di Mars yang diperkirakan 3/8 daya gravitasi Bumi. Lalu, pada perjalanan luar angkasa bolak-balik ini, mereka akan menghadapi masa-masa tanpa gravitasi.

Sesampainya di Bumi, mereka harus kembali menyesuaikan diri dengan gravitasi Bumi. Terdengar mudah? Kamu salah! Tiga tahun di luar angkasa adalah waktu yang lama bagi organ manusia seperti tulang, otot, dan sistem kardiovaskular.

Bahkan, mereka harus menghadapi perubahan medan gravitasi saat mereka berpindah medan dari Bumi ke Mars dan sebaliknya. Salah satu risiko yang paling umum adalah osteoporosis prematur.

Oleh karena itu, NASA mengadakan banyak penelitian yang bekerja sama dengan Food and Drugs Administration (FDA) untuk menciptakan obat osteoporosis bagi para astronaut. NASA juga tengah meneliti ancaman metabolisme selama proyek Mars.

Selain itu, pelatihan adaptasi untuk meningkatkan iritabilitas tengah diteliti oleh NASA untuk memecahkan masalah keseimbangan tubuh. Resep olahraga pribadi juga akan dipertimbangkan untuk para astronaut.

Baca Juga: 8 Kemiripan Nyata Bumi dan Mars, Apakah Kamu Ingin Pindah Planet?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya