TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Disebut 'Immortal', 10 Fakta Unik Prajurit Elit Persia

Apakah seperti yang di film '300'?

Pasukan athanatoi atau Immortal dari film 300. spotern.com

Sudah nonton film "300" (2007) besutan Zack Snyder? Iya, film sejarah ini menceritakan Pertempuran Thermopylae (480 SM) antara 300 tentara Yunani Sparta yang dipimpin oleh Raja Leonidas I melawan gempuran pasukan Persia di bawah perintah Raja Xerxes I. Sad ending, seluruh tentara Sparta habis dan Xerxes pun menang.

Di salah satu segmen, muncul satu pasukan Persia dengan penampilan serba hitam dan topeng menyeramkan, yang Dilios (David Wenham) ceritakan dijuluki "Immortals" atau "Pasukan Abadi". Pasukan elit Xerxes ini hanya jadi figuran yang dikalahkan Sparta.

Namun, apakah benar yang film tersebut ceritakan? Apakah betul penampilan pasukan Immortals dari Kekaisaran Akhemeniyah (550 SM - 330 SM) ini memang buruk rupa dan bahkan sudah tidak seperti manusia lagi? Inilah beberapa fakta menarik mengenai pasukan Persia yang seolah-olah tidak dapat mati ini!

1. Nama Immortals berasal dari Herodotus

Citra pasukan Immortal di Istana Darius I di Susa. commons.wikimedia.org

Nama pasukan Persia, Athanatoi, berasal dari sejarawan Yunani Kuno pada abad ke-5 SM, Herodotus saat meriwayatkan Pertempuran Thermopylae. Dalam bahasa Yunani Kuno, "A" berarti "Tidak atau tanpa" dan "Thanatos" yang berarti "Mati". Dengan kata lain, pasukan athanatoi Persia seolah-olah terus hidup. Mengapa begitu?

Herodotus mencatat bahwa athanatoi adalah pasukan elit infanteri berat Kekaisaran Akhemeniyah yang berjumlah 10.000 orang pas! Gelar tersebut disematkan karena jumlahnya tetap 10.000 meskipun selesai berperang. Hal tersebut dikarenakan jika ada yang sakit atau mati, maka akan langsung digantikan saat itu juga.

Untuk menjadi anggota Immortal, prajurit harus rakyat Persia dan dilatih perang sejak dini, lalu masuk ke unit Sparabara dan Takabara di bawah athanatoi. Jika ada lowongan, maka pemimpin athanatoi akan memilih prajurit terbaik di dua unit tersebut. Tidak hanya rakyat Akhemeniyah, Immortal juga merekrut pasukan dari bangsa lain!

2. Jumlah Immortals yang siap mati untuk Kekaisaran Akhemeniyah

Banyaknya pasukan athanatoi Persia. about-history.com

Tidak semutakhir yang ditunjukkan "300", athanatoi tidak memiliki persenjataan terbaik. Meskipun memiliki baju jirah, mereka menggunakan perisai kayu dan anyaman sehingga tidak begitu efektif saat ditebas oleh musuh!

Athanatoi menerapkan kekuatan jumlah dibandingkan senjata agar musuh terintimidasi. Herodotus bahkan meriwayatkan bahwa terdapat tiga juta athanatoi yang siap mati untuk Xerxes I. Namun, sejarawan modern mengatakan jumlah tersebut lebai, dan memperkirakan jumlahnya sekitar 70.000 infanteri dan 9.000 pasukan berkuda.

Sudah banyak, kan? Ditambah lagi, pasukan Immortal boleh bawa rombongan selir dan budaknya! Saat melihat athanatoi dan rombongannya yang bak lautan manusia, tidak heran kalau banyak bangsa menyerah duluan.

3. Pelatihan Immortal yang berat

Relief bergambar pasukan Immortal di Istana Tachara milik Darius I di Persepolis. commons.wikimedia.org

Agar menjadi pasukan elit, pelatihan athanatoi dimulai sejak dini. Dari lahir, anak laki-laki dipisahkan dengan orangtuanya hingga berusia lima tahun. Kemudian, mereka akan memulai pelatihan keterampilan militer mereka.

Bukan hanya jumlah yang besar, Immortal pun juga terampil dalam peperangan. Keterampilan militer tersebut mencakup panah, pedang, tangan kosong, dan cara hidup di luar Kekaisaran. Selain itu, mereka dilatih untuk mengawal, baris berbaris, hingga menjinakkan kuda liar!

Saat berusia 15 tahun, mereka akhirnya ditugaskan ke dinas militer dan tetap menjadi tentara hingga pensiun di usia 50 tahun. Mereka dapat ditugaskan ke unit infanteri atau kavaleri. Tidak perlu memilih karena mereka yang terampil pun dapat ditugaskan ke dua unit tersebut.

4. Latihan perang untuk Immortal

Ilustrasi: Prajurit athanatoi atau immortal. quora.com

Dengan jumlahnya yang besar, permasalahan Immortal adalah logistik yang merepotkan. Apa yang mereka lakukan saat tidak berperang? Ternyata, athanatoi diizinkan untuk membawa rombongan untuk menemani dalam perjalanan mereka. Rombongan ini juga mencakup konsumsi, sehingga tidak perlu repot-repot berburu untuk mengisi perut.

Kalaupun mereka berburu, Immortal menggunakan waktu berburu sebagai latihan agar kemampuannya tetap tajam. Mereka juga menghiasi kereta rombongan dan seragam mereka dengan kulit hewan buruan tersebut sebagai tanda keberanian dan ketangkasan. Oleh karena itu, athanatoi dengan posisi tinggi yang biasanya berburu.

Baca Juga: 10 Petarung Perempuan Tertangguh Dunia Sepanjang Sejarah

5. Persenjataan athanatoi yang efektif melawan musuh

Ilustrasi: Kereta bersabit yang digunakan Immortal pada Pertempuran Gaugamela. commons.wikimedia.org

Selain jumlah yang besar, Immortal memodifikasi senjata mereka agar serbaguna dan dapat digunakan di atas kuda atau unta untuk melawan Yunani Kuno dan Makedonia. Salah satu inovasi pada kavaleri mereka adalah kereta bersabit, yang digunakan ejak bangkit dan kejatuhan Kekaisaran Akhemeniyah.

Kereta bersabit begitu tinggi, sehingga kusirnya pun hampir tidak terlihat. Di kedua poros rodanya, terdapat dua bilah sabit yang siap menebas kaki atau kereta lawan. Meskipun tidak cukup tajam untuk mengamputasi lawan, sabit pada kereta tersebut cukup untuk mencederai lawan hingga tak berdaya!

6. Tombak Immortal yang menandakan pangkat

Ilustrasi: Tombak Immortal yang panjang menandakan pangkat. cais-soas.com

Sebagian besar athanatoi menggunakan tombak besi atau perunggu sepanjang dua meter. Di ujung bawah tombak tersebut, terdapat penyeimbang yang digunakan sebagai pemukul. Uniknya, penyeimbang ini biasanya memiliki bentuk buah yang diidentifikasikan sebagai pangkat para Immortal! "Buah" paling umum adalah delima.

Untuk 1.000 tentara Immortal terbaik yang dipilih untuk mengawal Kaisar, mereka memiliki penyeimbang berbentuk apel, sehingga mereka juga dijuluki "Apple Bearer" atau "Pembawa Apel". Tombak mereka lebih panjang, dan saat Kaisar bepergian, para "Pembawa Apel" akan langsung mengitari sang Kaisar sehingga aman dari serangan.

7. Immortal membawa banyak persenjataan

Ilustrasi: Pasukan Immortal di atas unta. quora.com

Immortal memiliki senjata yang ringan. Walau tidak efektif melawan musuh, berat senjatanya menguntungkan Immortal sehingga dapat dibawa banyak sekali jalan. Infanteri dapat membawa pedang pendek, tombak, busur dan anak panah, dan perisai!

Sementara, Immortal unit kavaleri membawa perisai perunggu, lebih dari 100 anak panah, gada besi, dan dua tombak besi! Sebagai pelindung, athanatoi akan menggunakan zirah campuran besi dan perunggu yang berkilauan di bawah terik matahari. Menyilaukan musuh, athanatoi jadi lebih mudah menyerang dan menduduki negeri.

8. Taktik Immortal yang "menghitamkan matahari"

Di film 300, salah satu taktik yang digunakan athanatoi adalah menembakkan ribuan panah ke langit, seolah-olah terjadi gerhana, kan? Semua itu berawal dari narasi Herodotus yang mengutip seorang prajurit Yunani yang selamat dari pertempuran melawan Immortal. Apakah betul seperti itu?

Biasanya, athanatoi berbaris dengan pemanah di depan dan di sampingnya adalah pasukan kavaleri. Di belakang para pemanah, pasukan infanteri. Serangan pertama adalah membombardir musuh dengan panah, batu, dan timah. Karena besarnya pasukan Immortal, maka serangan pertama saja sudah cukup bikin musuh kewalahan.

Tahukah kamu, karena besarnya pasukan dan taktik militer Immortal, Kekaisaran Akhemeniyah menjadi pengaruh terbesar di zamannya? Dengan wilayah yang membentang dari Anatolia ke Mesir dan India ke Asia Tengah, Kekaisaran Akhemeniyah memiliki persentase populasi terbesar. Dari 112,4 juta manusia pada 480 SM, 50 juta (44 persen) adalah rakyat Kekaisaran Akhemeniyah!

9. Sagaris, salah satu senjata pamungkas Immortal yang hampir bunuh Aleksander Agung

Kapak Sagaris milik Immortal. woingear.com

Sagaris adalah kapak perang yang menjadi salah satu senjata pilihan para athanatoi. Kepala Sagaris terbagi dua, satu sisi kapak biasa dan sisi lain mirip gancu yang siap menembus baju ziarah lawan! Selain berbahaya, Sagaris amat ringan sehingga dapat diayunkan dengan satu lengan saja, sehingga menjadi pilihan para kavaleri juga.

Malah, Sagaris hampir membunuh Aleksander Agung dari Makedonia dalam Pertempuran Granikos (334 SM), pertempuran pertama antara Makedonia dan Akhemeniyah yang akhirnya tetap dimenangkan Makedonia. Aleksander menduduki Kekaisaran Akhemeniyah selama empat tahun sampai kejatuhannya pada 330 SM.

Saat itu, seorang panglima pasukan Akhemeniyah bernama Spithridates berhasil mencederai Aleksander dengan Sagaris hingga hampir membunuhnya. Sebelum berhasil, seorang perwira bawahan Aleksander, Kleitus, membunuh Spithridates dengan tombak dan menyelamatkan nyawa Aleksander Agung. Apa jadinya kalau Aleksander terbunuh?

Baca Juga: 10 Senjata Api Paling Mematikan dalam Sejarah Baku Tembak

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya